"Jaehyun oppa mau makan apa? Junhee dan Jisung akan pergi membelikannya." tanya Junhee, lembut.
"Terima kasih tawaranmu Junhee, tapi maaf, aku tidak berselera makan saat ini."
"Jangan bertindak bodoh hyung. Bomi noona pasti tidak ingin melihatmu seperti ini. Coba kau bayangkan jika noona bangun dan melihatmu seperti ini, apa kau pikir dia akan senang huh?"
". . ."
"Jaehyun, apa yang dikatakan Jisung benar, Bomi tidak akan senang melihatmu begini. Aku yakin Bomi akan baik-baik saja, dia wanita yang kuat, dan kau harus percaya itu." ucap Sohyun.
"Pancake. Aku ingin makan pancake dari kafe favorit Bomi." ucap Jaehyun, pasrah.
"Baiklah kalau begitu, aku dan Junhee akan pergi membelinya. Kalian tunggulah di sini dan temani Jaehyun hyung."
Setelah kepergian Jisung dan Junhee, keadaan ruangan tersebut kembali hening, hanya ada suara alat monitor hemodinamik yang memonitor detak jantung Bomi.
Lagi dan lagi, Jaehyun kembali menggenggam tangan Bomi erat dan berbisik ke telinga gadis itu. Kalimat-kalimat yang diucapkannya penuh dengan harapan dan permohonan agar gadis itu segera bangun. Berharap sebaris kalimat yang diucapkannya dapat didengar alam bawah sadar Bomi.
"Kapan kau akan bangun Bomi-ya? Apa aku sudah tidak punya kesempatan untuk membuatmu bahagia?" bisik Jaehyun.
Jaehyun merasakan ada pergerakkan dari tangan Bomi yang digenggamnya. Hal itu sontak saja membuat Jaehyun menegakkan tubuhnya dan mendekati tubuh Bomi. Perlahan tapi pasti, mata cantik tersebut terbuka.
"CEPAT PANGGIL DOKTER!" teriak Jaehyun.
Johnny dan Sohyun yang masih terkesiap dengan teriak Jaehyun hanya bisa mematung mencerna apa yang terjadi. Melihat tidak ada pergerakkan dari kedua orang tersebut, Jaehyun berniat memanggil dokter sendiri. Namun, Bomi menggenggam tangan Jaehyun, membuat pria Jung itu mengurungkan niatnya.
"J-jangan p-pergi." gumam Bomi.
Johnny berdehem setelah kesadarannya kembali, melirik Sohyun yang tampaknya masih syok dengan keadaan sekitar.
"D-daddy dan Sohyun akan memanggil dokter. K-kalian tunggulah di sini."
"Huh? Apa yang..."
Belum sempat Sohyun menyelesaikan perkataanya, Johnny sudah menyeretnya keluar untuk memanggil dokter.
Kini, diruangan tersebut hanya tersisa Bomi dan Jaehyun. Bomi berusaha duduk, Jaehyun dengan sigap membantu Bomi.
"Pelan-pelan saja, jangan dipaksakan. Kau baru bangun, pasti tubuhmu terasa kaku dan jangan bergerak berlebihan, beberapa tulangmu yang patah belum sembuh sepenuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]
RomanceJika bisa kembali ke masa lalu, apa yang mau kamu lakukan ? Akankah penyesalan itu terhapuskan?