BONUS: Alternative Universe

15 3 0
                                    

"Huh? Apa itu? Kenapa bersinar sekali?"

Bomipun berjalan mendekati cahaya yang dilihatnya.

"Hei kalian berdua! Tega sekali meninggalkanku sendirian."

"Kenapa suaranya seperti suara Jaemin?"

"Haha salah sendiri, kenapa kau lama sekali mengerjakan soal listening semudah itu."

"Hei nona muda yang terhormat! Kau tahu sendirikan kemampuan bahasa Inggris ku tidak sebagus kalian."

"Ckck, padahal kau les bahasa Inggris lebih lama daripada hyung dan Jisung. Tapi kenapa kemampuanmu lebih jelek daripada aku."

DEG

"I-ini ..."

"Haha Je ayo kita tinggalkan Jaemin"

Bomi menarik lengan Jaehyun dan mengajaknya berlari. Keduanya menampilkan wajah tertawa bahagia, berbeda dengan Jaemin yang menampilkan ekspresi kesal sembari berusaha mengejar mereka.

HAP

"Nah, kena kau nona muda Park."

"Kyaaa, Je tolong aku, aku di tangkap om-om pedofil haha."

Baru saja pertikaian diantara ketiganya akan dimulai kembali, sebuah suara menginterupsi ketiganya.

"Jung Jaemin! Lepaskan sahabatku."

"S-sohyun ..."

"Argh telingaku! Baiklah, baiklah aku minta maaf, tapi berhenti menarik telingaku."

Sohyun melepaskan jewerannya di telinga Jaemin. Dirinya beralih ke arah Bomi yang kini tengah memeluk Jaehyun.

"Apa kau tidak apa-apa Bomi?"

"Yak! Yang kesakitan di sini aku, kenapa dia yang kau tanyakan?"

"DIAM!!!"

Jaemin seketika menutup mulutnya rapat. Tidak berani melanjutkan protesannya kepada Sohyun yang sedang dalam mode galak.

"Sudahlah, sebaiknya kita akhiri gurauan ini. Kita harus bergegas menyusul Jisung dan Junhee. Mereka pasti sudah lama menunggu kita." ucap Jaehyun, seraya mengelus lembut kepala Bomi.

"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang." ucap Jaemin.

"LET'S GO!!!" ucap Bomi, semangat.

Sementara itu, Bomi yang di sisi lain mematung menyaksikan kebahagiaan tersebut. Tubuhnya bergerak semakin dekat dengan cahaya tersebut, hingga tanpa ia sadari, tangannya mulai menyentuh dinding pembatas tersebut.

"Huh? Apa yang aku lakukan?" gumam Bomi.

Bomi menarik pelan tangannya menjauhi dinding pembatas tersebut.

"Tempatku bukan di sana. Aku tidak boleh menghancurkan kehidupannya."

Bomi tersenyum tipis, sebelum kembali memperhatikan dirinya yang berada di dunia lain tersebut.

"Jisung, Junhee!" teriak Bomi.

"Noona? Kenapa kalian lama sekali?" gerutu Jisung.

"Hehe biasalah. Kau tahu sendirikan hyung keduamu selalu pulang terakhir saat hum emm ..."

Jaemin membekap mulut Bomi sembari memberikan tatapan maut kepada gadis itu.

"Sepertinya hari ini nona Park terlalu aktif berbicara ya." ucap Jaemin, sembari memberikan senyuman tidak ikhlas.

Tiba-tiba ponsel Bomi berdering, membuat Jaemin mau tidak mau harus melepaskannya.

"Oh? Ini panggilan video dari mamaku."

DEG

"Ternyata begitu ya. Baiklah, ini kisahku dan itu kisahmu. Kau beruntung masih bisa melihat mama hingga sekarang."

Bomi tersenyum pahit saat melihat pemandangan di depannya.

"Baiklah kalau begitu, mama dan papa harus kembali bekerja. Kau bersenang-senanglah bersama teman-temanmu."

"Semangat untuk mama dan papa, see you~"

"Baiklah, aku rasa itu cukup. Setidaknya aku tahu, diriku yang lain baik-baik saja. Aku tidak ingin berlama-lama di sini dan berubah pikiran."

Bomi berjalan menjauhi cahaya tersebut. Perlahan tapi pasti, kini, Bomi sudah sampai di perbatasan yang seharusnya ia lewati.

"Selamat datang kehidpan baru." gumam Bomi, tersenyum.

THE END

Phosphenes

/ˈfäsfēn/

"Semburat cahaya berwarna yang kita lihat setelah mengucek mata."


PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang