BAB 1: A Girl and Her Regrets

101 34 48
                                    

Pagi yang cerah, Park Bomi sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya ditemani supir pribadinya, Kun. Bomi merapikan poninya, ia harus terlihat sempurna baik penampilan fisik maupun kecerdasannya. Ayahnya merupakan orang terpandang dan tentu saja masuk ke dalam deretan konglomerat Korea Selatan.

Jadi merupakan hal yang wajarkan? Bila Bomi terlahir sempurna.

Tak berselang lama, Bomi sampai di depan gerbang sekolahnya. Tampak sekolah sudah mulai ramai karna 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Neo International School, sekolah elit terbaik dan bergensi di Korea. Tentu biaya di sekolah ini tidaklah murah, mengingat segala tetek bengek fasilitas dan sistem belajarnya. Hanya orang-orang kaya dan pintar yang bisa masuk ke sekolah ini.

Ketika Bomi hendak turun dari mobil, dia menangkap satu objek yang menarik perhatiannya.

Yups, Bomi melihat mobil Triple J memasuki halaman parkir sekolah. Dengan tergesa, Bomi turun dan mengembangkan senyumnya saat melihat Jaehyun, Jaemin dan Jisung keluar dari mobil BMW hitam mereka.

 Dengan tergesa, Bomi turun dan mengembangkan senyumnya saat melihat Jaehyun, Jaemin dan Jisung keluar dari mobil BMW hitam mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada tatapan bersahabat dari mereka. Ketiganya memasang tampang dingin dan datar yang sudah menjadi kebiasaan mereka.

Well, orang tampan dan berkualitas memang begitukan

"JAEMIN!!!" Panggil Bomi.

Jaemin yang merasa terpanggil mencari asal suara tersebut, begitu pula 2 saudaranya. Saat tahu Bomi yang memanggil, triple J langsung mengubah ekspresi mereka. Tak ada lagi wajah dingin dan datar menghiasi. Hanya ada senyum teduh yang diberikan kepada gadis yang kini berlari menghampiri ketiganya.

"Jangan berlari manis, jika kau terjatuh bagaimana hm?" Ucap Jaehyun lembut.

"Aku bisa menangkapnya hyung." Ucap Jisung semangat.

"YAK HENTIKAN MODUS KALIAN, DASAR BUAYA! Oh ya Bomi, hari ini kau cantik sekali seperti cuacanya."

Bomi terkekeh mendengarnya, sudah terlampau biasa mendengar gombalan Jung bersaudara ini. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa perasaan itu berbeda jika Jaehyun yang mengatakannya. Sedari tadi, Bomi menahan wajahnya agar tidak memerah saat Jaehyun terang-terangan memperhatikannya.

"Oh Tuhan, kenapa suara Jaehyun selalu terngiang-ngiang di kepalaku." Batin Bomi.

PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang