PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]

BAB 6: A Man and His Feelings

"Ketika kau harus berpura-pura menyangkal perasaanmu sendiri dan bersikap acuh tak acuh akannya, sebenarnya siapa yang kau bohongi? Dirimu sendiri ataukah dia yang kau dambakan."

***

Bomi sekarang sudah berada di kamarnya. Dia langsung meninggalkan ruangan Sehun setelah membentak pria paruh baya itu. Merenung di tepi kasur queen size-nya sembari mengusap kasar wajahnya. Jelas sekali raut frustasi terpampang di wajah cantiknya.

CKLEK

"Bomi."

Tak ada sahutan dari gadis itu membuat Jaehyun berinisiatif memeluknya.

GREP

"Gwenchana?"

Hening.

Bomi seolah enggan mengeluarkan suaranya.

"Hei, tatap aku."

Jaehyun menangkup wajah Bomi agar menatap matanya.

Mata itu, mata yang selalu bersinar dan selalu menjadi favorit Jaehyun kini hanya bisa menatap kosong seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

"Apa yang kau pikirkan hm? Apa kepala mu masih sakit?"

Bomi menggeleng sebagai jawaban.

"I'm fine Je. Pergilah."

"TIDAK. Kau tidak baik-baik saja Bomi."

Bomi menghela nafas kasar. Lalu melepaskan tangan Jaehyun diwajahnya.

"Lantas aku harus apa? Aku memang tidak baik-baik saja dan aku ingin sendirian."

"Bomi jangan begitu kau..."

"Jeee, leave me alone okay? Lebih baik kau mencari tahu rencana si tua bangka itu."

"Aku sudah berdiskusi dengannya, kau tenang saja. Yang harus kau pikirkan sekarang adalah dirimu sendiri. Dan lagi, dia ayahmu Bomi sopanlah sedikit."

Bomi mengepalkan tangannya.

"KARENA DIA AYAHKU MAKANYA AKU BEGINI. AKU MEMBENCINYA. SANGAT MEMBENCINYA. AKU MERASA BERDOSA DAN BERSALAH KENAPA DULU LEBIH MEMILIHNYA hiks..."

Ada jeda sejenak karna tangisan Bomi yang tidak bisa ditahan lagi. Ini terlalu menyesakkan untuknya. Bertahun-tahun hidup kotor seperti ini membuatnya hancur secara perlahan didalam.

"Hiks... k-kau tahu hiks... karna dia ayahku, aku tidak bisa membencinya sepenuhnya hiks... b-bagaimanapun aku tetap menyayanginya jauh dilubuk hatiku yang paling dalam hiks..."