BAB 22: A Surprise For Them

27 10 18
                                    

Pagi ini di kediaman Jung, Bomi terbangun dan menghabiskan waktu sarapannya bersama keluarga Jung. Setelah acara makan-makan semalam, Bomi memutuskan untuk menginap. Dirinya merasa tidak aman untuk mengendarai mobil sendirian dibawah pengaruh alkohol, meskipun dirinya tidak benar-benar mabuk.

Bomi mengambil ponselnya, lalu mencari kontak seseorang yang sangat ia khawatirkan.

To My Hero

|Apa papa sudah bangun?
|Hmm, hari ini Bomi akan sarapan bersama
keluarga Jung
|Apa, papa tidak apa-apa sarapan sendiran?
|Jika keberatan aku bisa kembali sekarang

07.12

Bomi menghela nafas setelah mengirim rentetan pesan kepada ayahnya. Meski dirinya terlihat cuek dan tidak berperasaan, Bomi tetap memiliki rasa khawatir dan peduli terutama pada ayahnya.

10 menit berlalu dan ayahnya masih belum membalas ataupun membaca pesannya. Bomi akhirnya memutuskan untuk bersiap turun ke ruang makan keluarga Jung. Bomi merasa tidak enak jika membuat tuan rumah menunggunya.

"Selamat pa-"

Bomi mengganga tidak percaya.

Di sana, disalah satu kursi di meja makan keluarga Jung, ayahnya duduk seraya tersenyum lebar.

"Pagi anakku! Apa tidurmu nyenyak semalam? Papa kira kau diculik si curut ini." tunjuk Sehun pada Johnny.

Johnny memutar bola matanya malas. Dia terlampau malas meladeni candaan tidak bermutu Sehun.

"Papa kenapa tidak memberi kabar? Seperti setan saja tiba-tiba sudah ada di sini."

Bomi berkata sambil berjalan mendekati meja makan. Dengan sigap pula duo Jung bersaudara berebut menarik kursi untuknya.

Tatapan keduanya menyiratkan seolah ada laser diantara mereka.

"Silakan duduk di sini sayang."

"Bomi kau duduk di sebelah ku saja."

Tanpa memperdulikan keduanya, Bomi berjalan menghampiri kursi di sebelah ayahnya. Lalu duduk dengan santainya.

Duo Jung bersaudara lemas melihat penolakan yang Bomi lakukan.

"Maafkan papa nak, papa hanya berpikir memberimu sedikit kejutan ringan dipagi hari. Lagipula, papa tidak tenang meninggalkanmu dengan duo serigala bucin itu." kali ini Sehun menunjuk Jaemin dan Jaehyun dengan dagunya.

Jaemin dan Jaehyun membelalakan matanya. Mereka merasa tidak terima dengan ucapan Sehun, tapi disaat bersamaan mereka tidak berani melayangkan protes.

"Ekhem bisa kita mulai makan? Aku lapar dan lagi, aku harus pergi sekolah. Kecuali kalian memperbolehkanku ikut membolos seperti hyung dan noona." ucap Jisung dengan polosnya.

PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang