"M-mama." gumam Bomi.
Bomi langsung membalikkan badannya.
Di depannya, berdiri sosok ibu yang sudah lama ia rindukan. Sosok yang telah lama menghilang dari hidupnya, kini hanya berjarak 5 langkah dari tempatnya berdiri.
"Mama, Bomi rindu."
Wanita cantik tersebut menampilkan senyuman hangat nan indah, lalu merentangkan kedua tangannya. Tanpa menunggu lagi, Bomi langsung berlari menerjang ke dalam pelukan ibunya.
"Mama, ma- hiks... mama hiks..."
Bomi menangis keras di dalam pelukan ibunya. Raungan yang sarat akan rasa sakit dan kerinduan. Bomi hanya tidak bisa menahan rasa sesak ini begitu lama.
Hati Sunny sedikit merasa sesak mendengar raungan kepedihan Bomi. Dia paham betul, seberat apa beban yang di tanggung Bomi selama ini.
Sunny mengelus kepala Bomi lembut dan menyanyikan lullaby kesukaan Bomi ketika kecil. Lagu yang dia ciptakan sendiri untuk Bocah hyperaktif yang sulit tidur itu.
Setelah tangisan Bomi mereda, Sunny memberikan jarak di antara mereka. Menatap lekat paras Bomi yang tetap cantik meski bekas air mata membasahi pipinya.
"Hai, merasa lebih baik? Bagaimana kabarmu? Oh, apa kau merawat tanaman Lily of The Valley mama dengan baik? Awas saja jika kau berani membuatnya mati, mama akan mengutukmu jadi batu nanti."
Bomi tidak tahu dia harus menangis lagi atau tertawa. Ini menyenangkan sekaligus menyesakkan untuknya. Meski begitu, Bomi berusaha untuk tersenyum karna dia yakin ibunya ingin melihatnya bahagia.
"Hm, B-bomi merawatnya dengan baik. Mereka tumbuh cantik dan subur di taman rumahku yang baru."
"Baguslah kau tidak meninggalkan anak-anak tercintaku sendirian."
Bomi tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon ibunya.
"Tapi, kenapa kau pindah sayang?"
Bomi seketika terdiam.
Bomi menatap Sunny yang masih saja menampilkan senyumannya. Lalu, Bomi menghela nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan ibunya.
"Karna hanya kenangan pahit dan kesepian yang bisa aku rasakan dari rumah lama kita."
"Itu sebabnya kau tidak pernah lagi mengunjunginya dan menyerahkan perwatannya pada paman Kun?"
Bomi hanya menganggukkan kepalanya. Tidak lagi berani menatap maupun menjawab pertanyaan Sunny. Bomi yakin ibunya pasti kecewa dengan keputusannya yang membiarkan orang lain merawat mansion ke sayangan ibu dan ayahnya.
Sunny mengelus kepala Bomi pelan dan mengangkat sedikit dagu Bomi agar beralih menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]
RomanceJika bisa kembali ke masa lalu, apa yang mau kamu lakukan ? Akankah penyesalan itu terhapuskan?