27

663 75 8
                                    

Baca kalau belum pelupa!!

Di tekan yah Patrick star nya. Tinggal tekan yampun, apa susah nya sih.

Hargai Penulis

Happy Reading
________

Hari ini adalah hari terakhir seluruh murid Caina Elemental School untuk mengistirahatkan tubuh mereka sebelum perang dimulai besok. Semua murid telah berlatih dengan giat berbulan bulan. Mereka tak gentar melawan Darkness karena mereka ingin mempertahankan sekolah mereka.

.

.

.

.

.

Hari mulai menjelang malam. Sun Hee menyuruh Bangtan, Yoona dan Yeonjun untuk berkumpul di ruang rapat khusus. Kenapa Yeonjun ikut? Entahlah, sepertinya ia mulai ikut andil sejak menjadi kekasih Yoona.

Disinilah mereka sekarang. Di ruang rapat yang berisi 10 orang yang duduk melingkar.

"Oke, saya akan menjelaskan kenapa kita berkumpul disini" ucap Sun Hee saat mereka semua telah berkumpul. "Besok perang dan besok juga adalah hari dimana kekuatan takdir kalian bertujuh muncul. Seperti yang diramalkan, Darkness hanya bisa dikalahkan dengan menusuk jantungnya menggunakan sebuah pedang yang dialiri oleh kekuatan kalian bertujuh" jelas Sun Hee.

Semua mengangguk mengerti. "Dimana pedang itu sekarang Prof.?" tanya Namjoon, semua juga menyetujui pertanyaan Namjoon tidak dengan Yoona yang sepertinya mengetahui sesuatu. Dimana pedang itu?

"Hmm.. kalian masih ingat dengan Tsuin? pedang cahaya milik Yoona" semua mengangguk. "Nah.. itu pedang yang aku maksud. Bisa kah ku pinjam pedang itu sebentar?" ucap Sun Hee menatap Yoona yang menatap Jungkook.

Jungkook mengangguk. Ia berdiri dari tempat duduknya berjalan menuju Sun Hee lalu berdiri di sampingnya. Muncul cahaya di kedua telapak tangan Jungkook lalu berubah menjadi dua pedang cahaya milik Yoona.

Jungkook memberikan pedang itu pada Sun Hee lalu kembali ke tempat duduknya. "Jika kalian menyalurkan sebagian kekuatan kalian pada kedua pedang ini, keduanya akan menyatu dan menjadi sebuah pedang yang ada pada ramalan itu. Maka dari itu jaga pedang ini jangan sampai hilang" Jungkook mengangguk mendengarkan amanat nenek nya.

Yeonjun sedari tadi bertanya-tanya mengapa ia ikut di panggil jika hanya tentang Bangtan saja yang diberitahukan. Ia memutuskan untuk bertanya, "Maaf Prof. Tapi kenapa saya di panggil kesini?" Yoona berdiri dan mulai berbicara, "Biar aku yang ambil alih dari sini" ia menghela napas sebentar. "Oke, kau dipanggil kesini karena kau akan membantuku. Aku tak bisa menyatukan kedua pedang itu sendirian, jadi aku butuh bantuan mu besok. Bisakan?"

Yeonjun berpikir sebentar, lalu mengangguk yakin. Ia ingin berguna sebagai kekasih Yoona, maka dari itu ia tak menolak pikirnya. Yoona tersenyum mengetahui keputusan sang kekasih. Ia kembali serius menatap semua orang. "Aku sudah membuat rencana untuk menyatukan pedang itu besok. Penyatuan nya memakan waktu kurang lebih 5 menit. Cukup sebentar, tolong lindungi kami berdua selama penyatuannya nanti" jelas Yoona yang dibalas anggukan oleh Bangtan.

"Besok Jungkook dan Yeonjun ikut dengan ku. Sepertinya kami akan lama, jadi kalian duluan saja" Bangtan kembali mengangguk untuk yang kesekian kalinya mendengar ucapan Yoona."Oke rapat nya sudah selesai, silakan kalian kembali ke kamar masing masing" Setelah Sun Hee mengatakan itu, mereka bersembilan membungkukkan badan 90° lalu menghilang.

****

Dilain tempat dan waktu yang sama. Di sebuah ruangan gelap yang memiliki aura hitam yang pekat. Seseorang berjubah hitam menduduki singgasana nya, dan pengikut pengikut di depannya tunduk takut padanya.

"Bagaimana persiapan perang besok?" tanya seseorang yang duduk di singgasana itu.

"Sudah selesai semua tuan, dan Elemental kelas S kita semua sudah saya kumpulkan. Kira kira jumlahnya ada 10 orang" jelas pengikut itu.

Sang tuan menyeringai lebar. "Hahaha... aku akan menguasai seluruh dunia dengan kekuatan itu. Jika saja aku yang mendapat jabatan itu, aku tidak akan seperti ini, Sun Hee. hahaha"


To Be Continue

Bab ini sudah di revisi, kalau masih ada typo mohon di maklumi.

Walaupun cerita nya sudah tamat, tolong tetap di vote. Setidaknya hargai kerja keras saya menulis cerita ini. Anda tidak vote berarti anda tidak menghargai saya sebagai penulis.


R e v i s i

Minggu,
13 Maret 2022

©Dybi_soon

The Chaos : Fight Or EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang