*Alumni Hati_15*

1.4K 130 19
                                    

"Sialan"

"Brengsek"

Murid murid Suna yang tadinya bersikap santai, cengegesan, sambil merokok, sekarang mulai memanas, menjatuhkan rokok rokok nya lalu menginjaknya hingga hancur, sama halnya dengan apa yang akan dilakukan nya pada Naruto, membuatnya hancur, tidak bisa bangun, mati saja sekalian, Namun itupun jika mereka mampu.

"Ampun bang jago" Ucap Naruto cengengesan.

Kelakukan Naruto, memancing emosi mereka hingga benar benar membuatnya marah.

Satu persatu maju untuk menghajar Naruto, namun Naruto masih bisa menghindar dari serangan mereka yang begitu acak acakan, sedangkan Hinata hanya berlindung di punggung Naruto, dengan rasa takut yang sangat besar.

"Bocah sialan" Ucap Deidara melayangkan pukulan, yang sayangnya pas sekali mengenai rahang Naruto.

Mereka tertawa bahagia melihat penderitaan Naruto, sedikit darah mulai memberebes di sudut bibir Naruto, Naruto menyekanya kasar, Melihat tawa tawa para sampah di depannya, membuat Naruto tersenyum miring, Hinata yang sudah tau,   melihat senyuman Naruto seperti iblis itu mulai takut, mereka saja yang tidak tau, sejahat apa Naruto.

Naruto mulai melepaskan gandengan tangan Hinata, bukan apa, itu untuk menyerang para sampah sampah di depannya, Naruto sangat kesulitan melawan kalau Hinata tetap menggandeng tangannya.

"Naru" Panggil Hinata, saat tangannya di lepaskan.

Naruto melirik kearah Hinata, lalu berbisik, mundur. Hinatapun mengikuti arahan Naruto, mundur beberapa langkah dari tempat nya barusan.

Naruto mulai meregangkan otot ototnya.

"Mau main gaya apa" Tanya Naruto tersenyum remeh.

"Doggy boleh deh" Ucap Hidan tak kalah remeh.

Semua teman temannya Hidan tertawa sangat kencang, Naruto terus saja memperlihatkan senyuman meremehkannya, baiklah, berbahagialah dahulu menderitalah kemudian.

Karena tidak suka dengan sikap Hidan yang begitu songong menurut Naruto, Naruto langsung menerjang tubuh hidan, tak cukup dengan hanya membanting tubuh hidan ke aspal, Naruto menendang tubuh Hidan berkali kali tanpa ampun, masih belum puas, kini wajah Hidan yang menjadi sasaran amukannya, emosi yang memegang kendali penuh, membuat Naruto merasa kuat, hidan tidak di biarkan menyerang sekalipun.

Melihat temanya yang di hajar habis habisan oleh Naruto, membuat mereka benar benar marah, merekapun ikut campur tangan untuk menghajar Naruto, pukulan demi pukulan yang mereka layangkan untuk Naruto namun tak ada satupun yang mengenai tubuhnya, malah senjata makan tuan, merekalah yang babak belur dengan sendirinya, terkapar lemas di atas aspal, sudah seperti pindang asap.

"Gimana bang jago, masih kuat tidak, ah sudah loyo, tidak seru" Ucap Naruto cengengesan.

Senang rasanya bisa menghajar orang orang yang sok jagoan seperti mereka ini, banyak gaya tapi nyali tidak seberapa.
Saat Naruto akan kembali menghampiri Hinata, dengan sialnya, kaki Naruto di sleding kaki Deidara, yang membuatnya Naruto terjatuh, dan saat Naruto terjatuh mereka buru buru berdiri, dua orang memegangi Naruto, dan dua orang mulai menghampiri Hinata lalu memegangi nya.

"Ku akui pertarungan mu tidak ada duanya, namun sayangnya otakmu tidak di pakai, haha bodoh" Ucap kakuzu tertawa sambil menahan rasa sakit atas terjangan Naruto.

Hidan dan Deidara yang memegangi Hinata, membawanya mendekat ke arah Naruto.

"Oke baiklah, aku tidak akan menghajar mu kali ini, karna itu malah akan menyakitiku, tapi lihat ini" Ucap Kakuzu tersenyum remeh, dengan kurang ajarnya mulai membelai belai wajah cantik Hinata.

Alumni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang