Disinilah Hinata dan Naruto berada, di depan kelas dengan keadaan berdiri , tangan saling mencubit, Hinata mencubit telinga Naruto, dan begitu sebaliknya, dengan kaki di angkat sebelah sambil mulut tak henti henti saling menghujat satu sama lain.
"Ini semua gara-gara kau" Tuding Hinata.
"Apa? ini semua salah mu" Balas Naruto.
"Kau yang duluan, so so an tak mau dipatnerkan denganku, memangnya kau siapa, anak presiden juga bukan kan" Ucap Hinata kesal, ada apa dengan Naruto, suka sekali mantannya ini mempermainkan moodnya, PUCEKKK!!
"Ya jelas tidak mau lah, lelaki mana yang sudi jika harus bareng bareng bersama wanita yang dulunya pergi meninggalkan pas lagi sayang sayangnya" Ucap Naruto, Naruto mengutuk mulutnya sendiri, seharusnya dia tidak mengatakan itu, seharusnya dia tidak bersikap seperti itu, ini bukan salah Hinata, ini salah keadaan, salah takdir, takdir yang membuat Hinata harus pergi meninggalkannya.
"Kau bilang tidak sudi bersama sama dengan ku, lalu yang kau lakukan waktu di mall saat mencium ku itu apa?, Munafik juga kau ini, gengsi mu telah mengendalikan semuanya" Ucap Hinata malas
Naruto gelalapan, kehabisan kata kata, ternyata Hinata masih mengingat kejadian itu, Sial, Naruto mati kutu di buatnya, malu sekali, bodoh Naruto bodoh.
"I-itu kan T-tidak sengaja, akunya khilap" Ngeles Naruto.
"Khilaf apanya" Ucap Hinata mendelik tidak suka.
"Kok jadi kau yang ngegas" Ucap Naruto .
"Siapa yang ngegas, dari tadi aku biasa biasa saja ya" Ucap Hinata tak Terima dengan tuduhan Naruto.
Hinata tak Habis pikir maunya Naruto itu apa siii.
"Biasa saja dong, cari ribut banget sii" Ucap Naruto keukeuh dengan pendirian nya bahwa Hinata berbicara padanya dengan nada ngegas.
"Apa sii" Tanya Hinata kesal.
"Apa" Balas Naruto.
Plakkk.
"Awsss sakit tau, apa apaan aku ini" Ucap Naruto meringis kesakitan, mengelus pipinya.
Tiba tiba saja Hinata melayangkan pukulan dipipi kiri Naruto, siapa suruh bikin Hinata kesal, kekesalan Hinata sudah berada di ubun ubun, kenapa Naruto jadi manusia itu ribet plus nyebelin banget si, bikin emosi selalu meningkat, takut saja jika Hinata terus terusan dekat dengan Naruto, Darahnya menjadi tambah naik, dan membuatnya selalu bikin gregetan pengennya tuh muka di acak acak oleh Hinata.
"Itu balasan karena kau yang selalu cari ribut" Ucap Hinata santai.
"Yang selalu cari ribut dengan ku itu kau" Balas Naruto tidak Terima.
"Kau"
"Kau"
"Kau"
"Kau"
Keukeuh pada pendirian nya masing masing, saling tunjuk satu sama lain, saling mendelikan matanya tak suka, kedaan menjadi sangat mengcengkram.
"Ada apa ini berisik sekali"
Saat sedang asik berseteru dan sangat bising hingga datanglah seoarang kelapa sekolah, yang bodohnya mereka hiraukan.
"Diam" Ucap mereka kepada kepala sekolah itu sambil melotot dan menunjuk wajahnya.
Saat matanya menangkap wajahnya, bahwa orang itu adalah kepala sekolahnya sendiri, langsung membuat mereka mati kutu, mulutnya mendadak tertutup rapat, badannya menjadi kaku tidak bisa digerakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alumni Hati
General FictionDear Mantan! Jangan terlalu membenciku bukan kah dulu aku kesayanganmu.