Alumni Hati_*10

2K 148 11
                                    

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Lepaskan" Bukannya menjawab pertanyaan orang itu, Hinata malah meronta meminta tangannya dilepaskan.

Namun orang itu menarik tangan Hinata semakin erat, enggan untuk melepaskan.

"Diam Hinata, aku bukan mau menculik mu" Ucapnya.

"Lepaskan NAMIKAZE NARUTO, apa lagi mau mu" Ucap Hinata sedikit menaikan volume suaranya dengan terus meronta meminta dilepaskan.

Orang yang baru saja mendorong Hinata, membuat Hinata salting, gugup dan sebagai nya adalah Mantan pacarnya sendiri, ada apa dengan tuhan? Hinata terpaksa tidak sekolah hari ini itu,hanya untuk menghindari seorang Naruto, namun kenapa dia malah dipertemukan?

Sialan, Naruto itu sudah benar benar seperti setan, datang tak diundang pulang tak di antar, disetiap tempat selalu ada, dan kenapa disaat Hinata berada di suatu tempat harus selalu ada Naruto juga disana.

Apa harus Hinata pindah planet lain supaya tidak bisa lagi bertatap muka dengan mantan pacarnya yang gila ini.

Naruto menarik nafasnya frustasi, tapi enggan untuk melepaskan genggaman tangannya dari tangan Hinata.

"Kenapa kau tidak sekolah" Tanya Naruto, kepo, memang Naruto sedikit cemas karena Hinata tidak hadir disekolah siang tadi, Naruto takut hanya gara gara dirinya, dan kejadian kemarin, yang begitu tegang membuat Hinata berhenti sekolah, ditambah ada rasa rindu juga.

"Apa urusan mu" Tanya balik Hinata.

Naruto kelabakan, pertanyaan Hinata menjebak, Jika Naruto jujur kalau sebenarnya, Naruto Rindu pada Hinata, karena satu hari saja Naruto tidak melihat Hinata, rasanya seperti seribu tahun, bisa bisa image sebagai cowok cool , lenyap seketika, dan lebih lagi takut membuat Hinata kegeeran, ditambah lagi berpikir bahwa Naruto masih mencintai Hinata, walaupun memang kenyataan, tapi Naruto gengsi dong, inget jangan sampai hatinya lemah di hadapan mantan pacar yang cantik ini.

"Ya, memang bukan urusan ku,tapi kau kehilangan absen, tidak ada keterangan, mau tidak naik kelas huh" Ngeles Naruto, padahal Naruto ingin sekali mengetahui kenapa Hinata tidak sekolah.

"Kau mau tau kenapa aku tidak sekolah hari ini" Ucap Hinata sambil menyunggingkan senyuman meremehkan.

"Apa" Ucap Naruto so tidak perduli, padahal telinganya ingin sekali mendengar alasan Hinata.

"Karena, disana ada kau, dan aku malas sekali harus selalu berurusan denganmu, dan melihat wajahmu yang songong itu yang iiiww memuakkan" Ucap Hinata ketus.

"Apa kau bilang, wajah songong, kau ini buta apa bagaimana, wajah setampan ini, jangan lupa dulu kau sangat mengagumi ketampanan ku ini" Ucap Naruto geram dengan setiap ucapan ucapan yang keluar dari mulut Hinata, namun entah apa yang merasuki jiwa Naruto, hingga dia enggan untuk melepaskan tangan Hinata, mungkin dia rindu masa masa dulu saat pacaran, tangan Hinata yang selalu menjadi candu untuknya.

Hinata menatap Naruto malas, dan meronta meminta tanganya untuk dilepaskan, takut rabies nanti jika terlalu lama di pegang oleh mantan.

"Lepaskan Naru" Ronta Hinata.

"Tidak" Sangkal Naruto.

"Lepaskan"

"Tidak"

"Lepaskan"

"Tidak"

Bug.

"Arrrggghhh, Sakit tau! Kau ini" Ucap Naruto kesakitan, ketahuilah oleh kalian semua, Hinata sudah jengah dengan kelakuan Naruto yang receh, hingga Hinata melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan, yaitu dengan menendang kemaluannya.

Harusnya Naruto jujur saja kalau, ingin memegang tangan Hinata, mengelus elus nya, membayangkan masalalu dimana mereka masih pacaran, dan jujur kalau Naruto merindukan, genggaman tangan Hinata, mungkin saja Hinata tidak akan melakukan hal itu, makanya jadi lelaki itu tidak usah kebanyakan gengsi.

"Rasakan" Ucap Hinata terkekeh, puas dengan hasil kerjanya.

Tanganya pun sudah terlepas dari genggaman tangan Naruto, yang kini genggaman tangan itu beralih memegangi burungnya yang ditendang Hinata.

Naruto terus meringis kesakitan, sudah pasti itu sangat menyakitkan, lebih menyakitkan dari ditinggalkan oleh orang yang di sayang bersama sahabat sendiri.

Hinata yang melihat Naruto kesakitan seperti itu, bukannya iba, malah terkekeh dan tersenyum bangga, setelah puas melihat Naruto kesakitan, Hinata melenggang pergi.

Namun tangannya keburu di tarik kembali oleh Naruto.

"Mau kemana kau" Ucap Naruto penuh penekanan, berusaha menahan kesakitan nya yang masih sangat sakit.

Naruto mendorong tubuh Hinata, hingga punggungnya menabrak dinding yang berada di belakang, tangannya ia letakan kedua tangannya di dekat samping kepala Hinata, Naruto menghimpit tubuh Hinata, tidak akan membiarkan gadis ini lari kemanapun.

"K-kau M-mau A-apa Naru" Ucap Hinata terbata, karena jarak di antara mereka begitu sangat dekat, hingga nafas Naruto yang berbau mint itu tercium oleh indra penciuman Hinata.

Naruto sengaja mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Hinata, mengadukan kepalanya dengan kepala Hinata.

"Kau mau kemana sih, buru buru sekali" Ucap Naruto berseringai.

"Awas Naru" Ucap Hinata mencoba untuk keluar dari himpitan tubuh Naruto.

"Kemana sih" Ucap Naruto masih dengan seringai nya, yang menjijikan minta di tabok.

"Awas ga, teriak nih" Ancam Hinata yang malah membuat Naruto tertawa geli.

"Teriak saja, silahkan" Ucap Naruto santai.

"Tolong, ini orang jahat Tolo-" Hinata berteriak sesuai yang dia ancam kan tadi, tapi teriak itu terhenti akibat ulah Naruto yang tiba tiba saja menempelkan bibir Jahannam nya itu kebibir manis Hinata, untuk membungkam mulutnya, agar berhenti berteriak.

Hinata terkejut, matanya membulat, Namun Naruto dia begitu menikmati ciuman itu dengan matanya yang terpejam, hanya sekedar ciuman tidak ada lumatan,tapi Naruto begitu menghayatinya.

Hinata meronta, berusaha untuk melepaskan ciuman itu.

Ciuman itu pun terlepas, Naruto menatap Hinata terkejut, sadar atas apa yang barusan ia lakukan, Naruto mengkutuk dirinya sendiri, 'bego' itulah kata yang pantas untuk Naruto saat ini.

"S-sorry" Ucap Naruto memegang bibirnya yang dengan lancang mencium bibir Hinata barusan, dan langsung nyelonong pergi begitu saja, Naruto malu malu malu dengan dirinya sendiri.

"Lah" Ucap Hinata bego, melihat Naruto tiba tiba pergi begitu saja.

Wajah Hinata tiba tiba saja memanas, tangannya terulur untuk menyentuh bibirnya yang barusan di cium oleh Naruto, dan membayangkan kembali adegan barusan, membuat Hinata malu sendiri dengan buru buru menutup wajahnya dengan tangannya, terseyum senyum seperti orang gila.

"Kau kenapa dek" Tanya Neji tiba tiba saja muncul di tempat itu.

******

Bersambung.

Mohon maaf kakak kakak, ade ade, lama banget ga up, astaghfirullah;(( udah kecanduan game ;(( aku sempetin up nih..






Alumni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang