Alumi Hati_*013

2.1K 164 65
                                    

"Pelan pelan makannya Nat" Ucap Ino,menasehati Hinata, yang tengah menyantap makanannya dikantin seperti orang seminggu tidak makan.

Hinata tidak mendengarkan pepatah Ino, dirinya terus saja sibuk dengan makanannya, hingga kedua pipinya mengembung, banyak makanan yang masuk kedalam mulutnya.

"Nat" Kali ini Tenten yang berusaha menasehati.

"Uhuk uhukk" Hinata keselek.

"Sudah dibilangin pelan pelan" Ucap Ino menyodorkan minuman untuk Hinata minum, memang sahabatnya yang satu ini punya kepala seperti batu, keras, tidak bisa dinasehatin, padahal itu demi kebaikan nya sendiri.

"Curiga kemasukan demit gudang" Celetuk Sakura.

"Tabok nih" Ucap Hinata, sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"Lagian makan kayak orang kerasukan" Ucap Sakura heran.

"Akutuu lelah, cape, bayangkan saja coba harus bersihin gudang sampai bersih dan rapih, ditambah harus ngedengerin bacotannya Naruto, Lelah jiwa dan raga" Ucap Hinata sad, lalu kembali menyantap makanannya dengan rakus.

Ketiga sahabatnya itu menggeleng gelengkan kepala, entah kapan perang Dingin antara Hinata dan Naruto akan berakhir, mereka juga pusing melihatnya, setiap ketemu bertengkar, beda pendapat sedikit jadi baku hantam, salah sedikit saling hujat, padahal waktu dulu mereka itu merupakan couple goals di Yayasan KHSI, suka menebar kemesraan dimana-mana yang membuat iri semua penduduk disana, tapi sekarang sudah kaya anjing ketemu kucing, ga pernah akur.

"Sebentar deh aku bayangin dulu" Ucap Tenten mencoba membayangkan bagaimana susahnya hidup seperti Hinata, yang ribet dengan mantannya sendiri.

"Wahh sad banget itu sad banget" Ucap Tenten selesai membayangkan, ngeri juga pastinya.

Mereka menatap Tenten, gajelas banget, gabut tuh cewe.

Mereka kembali menyantap makananya, hingga tibalah seorang pria yang ikut berkumpul di mejanya mereka.

"Hai Nat" Sapa pria itu.

"Uhukk uhukk" Untuk kedua kalinya Hinata tersedak, Fuck tenggorokan nya sakit:(, shit why? Why? Apakah sudah takdir Hinata tidak bisa hidup dengan tenang:(, please Hinata butuh ketenangan 1 menit saja, rasanya tidak mungkin, masalah masalah selalu menghampiri dirinya, fiks ini semua salah Naruto.

"Eh gomen gomen, minum dulu" Ucap pria itu menyodorkan segelas minuman ke mulut Hinata untuk Hinata minum, Hinata menerimanya dan langsung meminumnya, tangannya pun juga refleks ikut memegangi gelas itu, hingga tangan Hinata dan tangan pria itu, bersentuhan.

"Ekhemm" Ketiga sahabat Hinata berdehem, merasa tersindir pria tadi menyingkirkan tangannya dari gelas itu, dan di ambil alih oleh Hinata sendiri.

"Ada apa Sasu senpai" Ucap Hinata setelah selasai minum dengan nada sedikit tidak suka, bukan apa, mood Hinata sekarang sedang tidak baik, rasanya semua orang ingin Hinata hujat, ingin Hinata musuhi.

Bukannya menjawab Sasuke malah tersenyum manis, menyalurkan ketenangan agar Hinata ikut masuk kedalam aura ketenangan nya, dan benar saja, senyuman Sasuke menular, Hinata membalas senyuman Sasuke tak kalah manis, rasa gedek yang sedari tadi dirasakan perlahan menghilang.

"Tadi dihukum"

"Kenapa" Sumpah Demi apapun mendengar suara Sasuke membuat bulu bulu Hinata berdiri, merinding coy, suara yang kalem, merdu, ditambah wajah yang terlihat sangat tampan, membuat jantung Hinata tiba tiba bergoyang itik.

Berbeda jika saat bersama Naruto, rasanya panas panas panas kayak dekat sama setan, suara yang kayak kaleng rombeng tidak ada kalem kalemnya, darah tinggi yang ada kalo dekat Naruto.

Alumni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang