12

2.2K 402 26
                                    

Jeno melihat cahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno melihat cahaya.

Sekarang tidak lagi.







Ketika seseorang merasa hidup, sesungguhnya saat itulah ia merasa paling bahagia. Mengerti arti hidupnya, mengerti tujuan hidupnya, mengerti arti penting orang-orang di sekitarnya. Dan ketika itu jugalah, dunia serasa iri pada orang tersebut.

Dan akhirnya menyingkirkannya dari dunia.







Mata Jaemin terbelalak lebar melihat tubuh Jeno yang penuh darah terbaring diatas kasur dan didorong masuk ke ruang operasi darurat. Kedua tangannya bergetar, ia tak pernah melihat darah sebanyak itu keluar dari tubuh seseorang. Nafasnya bergetar, ia tak pernah tahu ia adalah orang selemah ini di depan temannya.

Semuanya terasa seperti dalam keadaan lambat. Jaemin bisa mendengar teriakan khawatir Taeyong yang menyuruh orang-orang untuk minggir dan menyiapkan ruang operasi baginya. Ia melihat bagaimana darah Jeno terus menetes, membuat jejaknya di lantai, selama perjalanannya ke ruang operasi. Jaemin bahkan tidak sadar bahwa ia telah mendorong kursi rodanya sendiri untuk maju, sampai Jisung akhirnya menahan kursinya, supaya mereka tidak menghalangi jalan.

Nafasnya bergetar.

"Hyung," panggil Jisung. "Dia akan baik-baik aja."

Chenle menarik nafasnya.

"D-Darahnya terlalu banyak."

Chenle akhirnya jatuh dan menangis. Semua orang seolah sudah tahu, tanpa perlu menunggu operasi berakhir. Jaemin meneteskan air matanya. Ia bahkan tidak tahu ia sanggup menangis seperti itu. Matanya tak pernah terlepas dari pintu operasi yang masih berlangsung itu, kedua tangannya masih bergetar.

Ia tahu kemungkinan besar apa yang akan terjadi.

Ia tahu.

Semua orang tahu.

Tapi ia tetap menunggu.

Ia tetap berharap.

Ia tetap percaya.







"Kau tau, ada satu hal yang jauh lebih kuat ketimbang obat-obatan."

"Apa?"

"Kepercayaan."







Jaemin menarik nafasnya.







"Percaya, bahwa masih tersisa keajaiban di dunia ini. Dan untuk mereka yang hidupnya telah menderita, aku percaya ada sesuatu yang telah disiapkan untuk mereka, sesuatu yang jauh lebih indah dibanding yang bisa kita bayangkan. Karena itulah, jangan pernah berhenti percaya."







Namun tangisnya pecah.

Sulit sekali percaya ketika ia tahu apa yang akan terjadi.

Terlalu banyak darah. Jaemin melihat terlalu banyak darah.

Tubuhnya bergetar seraya ia menangis. Entah kenapa ia menangis seperti ini. Ia baru mengenal anak itu beberapa minggu terakhir. Mungkin karena selama ini ia kesepian, mungkin karena Jeno berhasil mengisi kekosongannya itu.

Mungkin karena Jeno adalah orang yang berharga baginya.

Ia merasakan Jisung memeluknya dengan lembut. Jaemin meremas pakaian rumah sakit Jisung, hal itu membuat tangisnya semakin keras. Ia belum mengenal Jeno selama mereka mengenal anak itu, ia bahkan tak bisa membayangkan apa yang mereka rasakan. Ia yakin hal seperti ini bukan pertama kalinya terjadi, dan takkan jadi yang terakhir.

Ketika mereka selalu berjalan di ambang kematian, bagaimana mereka bisa setenang itu?

Ia bisa mendengar Chenle menangis pelan, melihat Jisung perlahan menghapus air matanya.

Jaemin menarik nafasnya.

Ia harus menjadi kuat.







Nyatanya, menjadi kuat itu sulit ketika yang nampak di matamu hanya yang mustahil.

Namun Jaemin tidak pernah berhenti percaya.

Ia yakin semua akan baik-baik saja.







4 jam kemudian, seorang dokter keluar dari ruang operasi.

Jaemin tidak pernah melihat dokter itu sebelumnya. Wajahnya terlihat lelah. Ketiganya segera berlari menghampirinya.

Jaemin menahan nafasnya.

"Bagaimana?"

Dokter itu hanya menundukkan kepalanya.

Jaemin berteriak dalam hatinya. Katakan sesuatu! Katakan apapun!

Namun ia terus terdiam. Jaemin menelan ludahnya dengan kasar. Ia bahkan tidak sadar sekujur tubuhnya bergetar hebat.

Dokter itu terdiam.

Ia hanya bisa menggeleng pelan.







Dan hanya itulah yang dibutuhkan bagi air mata Jaemin kembali menetes.







Jeno pergi.

Ia pergi meninggalkannya.

Ia pergi meninggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hospital Playlist (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang