Sudah beberapa menit mencari mesin pembuat gulali itu, akhirnya Liana menemukannya di laci dapur. Tanpa membuang waktu Liana langsung mengambil bahan-bahan untuk membuat gulalinya. Setelah itu ia langsung pergi ke ruang TV untuk membuat gulali bersama.
Ketika Liana tiba di ruang TV, keadaan ruangan sudah sangat berantakan. Semua remahan snack dan sampah bertebaran di mana-mana. Melihat itu Liana langsung meletakkan alat dan bahan untuk membuat gulali di lantai, lalu pergi kembali ke dapur.
Rupanya gadis itu pergi ke dapur untuk mengambil sapu dan pengki. Bukan hanya satu sapu, tapi tiga sapu. Sepertinya Liana ingin ketiga sahabatnya itu membersihkan ruang TV.
"Bersihin sampai bersih! " titah Liana sembari menyodorkan tiga sapu dan satu pengki.
Dion yang sedang memakan lolipop menatap tiga sapu tersebut dengan penuh kebingungan. "Buat apa? " tanya Dion.
Liana menghela nafasnya dan tersenyum paksa. "Begini ya kawan-kawanku yang budiman. Ini ruangan jadi kotor banget gara-gara kalian. Kecoa aja kagak mau dateng ke sini karna saking kotornya. Karena ruangan ini kotor gara-gara kalian. JADI GW MAU KALIAN BERSIHIN INI SEMUA!!! "
Arthur, Dion, dan Seojun langsung menutup telinga mereka masing-masing. Suara teriakan Liana memang sangat memekakkan telinga. Mereka heran, orang tua Liana ngidam apa saat hamil Liana? Kok bisa anaknya galak dan sedingin itu?
"Pokoknya kalo ruangan ini gak bersih dalam waktu 30 menit, kalian gak gw ijinin main kesini lagi! " final Liana. Mendengar itu, Arthur, Dion, dan Seojun segera mengambil tiga sapu itu dan langsung membersihkan ruang TV.
Baru saja tiga pria remaja itu menyapu ruang TV, Joy kakak pertama Liana pulang dari kantornya. Dia terkejut melihat tiga pria remaja yang seperti pembantu, sedangkan adik bungsunya duduk santai seperti majikan.
"Liana, mereka ngapain nyapu ruang TV? " tanya Joy pada Liana yang lagi duduk santai bermain ponsel.
"Kak Joy tolongin kita dong, masa kita disuruh nyapu ruang TV sama Liana. " adu Arthur.
Joy menatap Liana untuk meminta penjelasan. Liana pun menghela nafasnya. "Tadi mereka yang bikin kotor ruang TV, jadi aku suruh bersihin ruang TVnya. "
"Owh begitu, kalo gitu Arthur, Dion Seojun semangat ya nyapunya. Kak Joy ke kamar dulu, byeeee! " ledek Joy. Joy pergi ke kamarnya sembari melambaikan tangannya.
"Kak Joy sama aja, nyebelin. " umpat Arthur.
"Udah lu gak usah berisik, di sini yang paling banyak buang remahan snack kan elu. " omel Seojun.
Setelah setengah jam lebih tiga pria itu membersihkan ruang TV, mereka langsung merebahkan diri di karpet. Bisa dilihat mereka sangat kelelahan. Siapa yang tidak lelah membersihkan ruang TV yang amat luas?
Yang membuat mereka sangat lelah adalah remahan-remahan snack yang mereka makan tercecer sampai di kolong-kolong. Pastinya itu sangat susah untuk dibersihkan. Dan pastinya butuh banyak tenaga.
Saat sedang merebahkan tubuh mereka di lantai, tidak lama kemudian Liana datang sambil membawa 4 tangkai gulali yang besar dan minuman soda. Dan tentu itu sangat menggugah selera. Tapi ada yang membuat mereka bertanya-tanya, kapan Liana membuat 4 gulali besar itu?
Saat ketiga sahabatnya sedang membersihkan ruang TV, Liana sibuk membuat gulali di meja makan. Hal itu ia berikan sebagai tanda terima kasih. Karena tiga sahabatnya, pekerjaan rumahnya hari ini menjadi berkurang.
Ketika sedang memakan gulali, mata Dion tertarik dengan album tua yang kini ada di pangkuan Liana. "Li, itu album apaan? " tanya Dion.
Liana mengangkat bahunya pertanda tidak tahu. "Gw nemuin ini di lemari. " balasnya sembari membuka album.
Foto pertama yang ia lihat adalah foto masa kecilnya bersama kedua orang tuanya. Lalu foto kedua, ia masih berfoto dengan keluarganya. Hingga difoto ketujuh, Liana melihat dirinya sedang berfoto dengan gadis kecil yang seusianya.
Uniknya gadis kecil itu memiliki wajah yang sangat mirip dengan dirinya. Siapa gadis itu? Apakah dia kembarannya? Tapi seingat dirinya, ia sama sekali tidak memiliki saudari kembar. Liana terus membuka album tua itu. Ternyata ada banyak foto dirinya yang bersama gadis itu.
"Li, lu punya kembaran? " tanya Seojun heran.
"Entah. " jawab Liana acuh.
"Yang bener Li!! Lu punya kembaran ato enggak? Kalo punya, kok gw gak pernah liat saudara kembar lu? Terus nama anak itu siapa? " tanya Seojun beruntun.
"Seinget gw, gw gak punya kembaran. Tapi kok ini ada cewek yang mirip sama gw ya. "
Liana heran, apakah selama ini ia punya kembaran namun disembunyikan? Atau gadis itu hanya kebetulan mirip dengan dirinya. Kebetulan Joy baru saja keluar dari kamarnya, dari pada dirinya terus penasaran. Liana langsung memanggil Joy untuk menanyakan tentang gadis tadi.
"Kak, sini gw mo nanya. " panggil Liana.
Joy yang awalnya ingin mengambil minum, berputar arah datang menghampiri Liana. "Apaan? " tanya Joy balik.
"Ini siapa? " tanya Liana sambil menunjuk foto gadis tadi. Joy menatap lamat-lamat foto adiknya yang bersama gadis yang ditanyakan oleh Liana.
"Owhh itu Lucy, dia tetangga kita di rumah lama dulu. " jawab Joy.
"Tetangga? Lu serius kak? " tanya Dion memastikan.
Joy mengangguk. "Emang kenapa sih? "
"Kok mukanya mirip sama Liana? " tanya Arthur sambil mengarahkan wajah Liana ke arah Joy. Akibat kelakuannya sendiri, Arthur mendapatkan pukulan dari Liana di bahunya.
Joy pun menceritakan tentang Lucy. Mulai dari ia melihat Liana yang membawa Lucy dan mommynya ke rumah, hingga Lucy sekeluarga pergi dari rumah tanpa berpamitan. Mendengar itu, Liana hanya mengangguk mengerti.
"Dan kejadian itu disebut doubleganger. " beritahu Joy.
"Kira-kira ada orang lain yang mukanya mirip sama gw gak ya? " tanya Arthur mengira-ngira.
"Gw yakin gak akan ada, karena gak ada yang mau mukanya sama kayak lu. " sarkas Liana.
Sontak itu mengundang gelak tawa seisi ruangan. Sudah puas melihat-lihat album tua tadi, Liana memutuskan untuk mengembalikan album tersebut ke atas lemari. Lagipula kalau diletakkan sembarang, bisa-bisa semua fotonya akan rusak.
Setibanya di kamar, selembar foto terlepas dari album. Dengan cepat Liana mengambil foto itu. Ketika ia membaliknya, ada satu hal yang aneh. Di foto itu terlihat dirinya dan Lucy sedang mengambil foto bersama dengan kamera depan.
Di foto itu bertuliskan nama di atas tiap orangnya. Tapi yang membuat aneh adalah gadis yang bernama Lucy memiliki tanda lahir pada telapak tangan kirinya. Sedangkan telapak tangan kiri Liana tidak memiliki tanda lahir.
Seketika Liana melihat telapak tangan kirinya. Di sana terdapat tanda lahir seperti tanda lahir milik Lucy. Ada apa ini? Mengapa Lucy memiliki tanda lahir seperti dirinya? Apa jangan-jangan selama ini dia adalah Lucy? Atau dia dan Lucy salah menulis nama saat itu?
"Gak mungkin, ini pasti cuma salah tulis nama. Gak mungkin kalo gw Lucy. " gumamnya.
Liana yang masih sangat penasaran, Liana mulai mencari foto-foto dirinya dan Lucy yang menampakkan telapak tangan kirinya. Ada lima foto yang terdapat telapak tangan kiri dua gadis kecil itu. Untungnya di atas fotonya ada nama mereka masing-masing.
Dan semua foto itu memperlihatkan telapak tangan kiri Lucy yang memiliki tanda lahir. Jadi selama ini dirinya adalah Lucy? Lalu mengapa dirinya ada di keluarganya Liana? Sepertinya gadis ini harus mencari tahu apa yang terjadi dan bukti-bukti lainnya.
Segini dulu ya.
Jangan lupa vote and komen.
See you next time.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Twins
Teen FictionMemiliki bentuk wajah yang sama dan bentuk tubuh yang sama, bukan berarti kita kembar. Kita berbeda orang tua. Negara kelahiran kita berbeda. Dan sifat kita juga berbeda. Banyak orang yang mengatakan kalau kita anak kembar. Tapi itu tidak benar. Aku...