Di pagi buta seperti ini keluarga Lucy sudah berbenah bernah dengan terburu buru. Sepertinya mereka akan pergi jauh dari perumahan ini. Padahal mereka baru beberapa bukan menempati rumah itu. Namun ada yang aneh dari mereka, kenapa wajah mereka terlihat seperti ketakutan dengan suatu hal.
Lucy sendiri bingung akan kelakuan kedua orang tuanya. Kalau mereka akan pindah rumah lagi, kenapa mereka tidak pindah di siang hari saja? Lalu di mana mereka akan tinggal nanti? Memangnya orang tuanya sudah membeli rumah baru? Hingga orang tuanya memanggil Lucy untuk segera memasuki mobil. Lucy pun masuk ke dalam mobil.
Saat mobil akan berjalan melewati rumah Liana, Lucy menoleh ke luar untuk melihat rumah Liana. Lama lama rumah Liana menghilang dari pandangan Lucy karena mobil yang semakin menjauh. Beatrix yang menyadari itu berusaha untuk menenangkan Lucy. Ia tahu rasanya meninggalkan seseorang yang dekat dengan kita tanpa berpamitan.
"Udah Lucy, kapan kapan kita bisa berkunjung lagi ke rumah mereka. " Lucy hanya mengangguk saat mendengar ucapan Beatrix.
Jalanan kota pada pagi hari ini sangat sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. Tiba tiba Louis menaikkan kecepatan mobil mereka. Beatrix dan Lucy bertanya tanya, mengapa Louis menaikkan kecepatan mobil mereka?
"Ada apa? " tanya Beatrix pada Louis.
"Ada yang ngejar kita di belakang. " jawab Louis sambil fokus menyetir mobil. Beatrix pun melihat ke spion mobil. Dan benar saja ada tiga mobil yang mengejar mereka.
"Dear, gunakan sabuk pengamanmu! " titah Beatrix yang lagi memasang sabuk pengamannya juga. Lucy langsung memakai sabuk pengamannya. Gadis kecil itu ketakutan di dalam mobil, siapa yang tidak takut dikejar oleh tiga mobil berwarna hitam? Namun ia berusaha tenang. Ia yakin kedua orang tuanya itu bisa melindungi dirinya.
Louis yang sedang sibuk menyetir sambil mengawasi 3 mobil di belakang, tiba tiba dikagetkan dengan teriakan Beatrix. Rupanya Louis sedang membawa mobilnya ke arah jurang. Louis pun banting setir ke arah kiri. Karena kecepatan mobil yang tinggi, mobil mereka berputar putar seperti gangsing. Hingga pada akhirnya mobil mereka menabrak pembatas jalan dan jatuh ke jurang.
Kejadian mengenaskan itu membuat perhatian beberapa orang yang sedang berada di tempat kejadian. Saat orang orang berkerumun, tiba tiba mobil yang ditumpangi tiga anggota keluarga itu meledak. Sontak semua orang terkejut dan panik. Yang lebih mereka khawatirkan adalah seorang anak kecil perempuan di dalam sana, yaitu Lucy.
Dengan cepat kerumunan orang itu menelpon pusat bantuan dan ambulans. Lalu bagaimana 3 mobil hitam yang mengejar keluarga Lucy? Mereka sudah melarikan diri sebelum banyak orang yang sadar kalau kecelakaan itu disebabkan oleh 3 mobil itu juga. Terlebih lagi tugas mereka sudah selesai. Tugas mereka adalah membuat keluarga Lucy celaka. Entah bagaimana caranya, intinya satu keluarga itu harus musnah dari muka bumi ini.
Tidak lama kemudian polisi, pemadam kebakaran sekaligus ambulans datang secara bersamaan. Mereka langsung memberi jalan para polisi, damkar, dan petugas dari rumah sakit untuk menolong keluarga Lucy. Pertama tama para damkar memadamkan api yang berasal dari mesin mobil. Lalu para polisi dan petugas rumah sakit mencari Louis, Beatrix, dan Lucy di sekitar jurang.
Setelah api padam, terlihatlah sosok manusia di dalam sana. Rupanya itu adalah Louis, keadaannya sudah sangat mengenaskan. Semua tubuhnya hangus terbakar oleh api. Beatrix di temukan di dekat semak semak belukar dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Lalu di mana Lucy? Dia berada di atas pepohonan, badannya tersangkut di dahan pohon ketika dirinya melompat dari mobil.
Petugas ambulans segera menyelamatkan Lucy yang tersangkut di atas pohon, lalu mereka membawa Lucy dan kedua orangtuanya ke rumah sakit terdekat. Mereka harap Lucy masih bisa diselamatkan, tidak seperti kedua orang tuanya yang sudah tewas di tempat. Tanpa banyak orang sadari, ada seseorang yang tertawa kecil melihat semua itu.
****************
08.00 WIB
Seorang gadis kecil kini sedang berdiri di depan rumah yang sudah tidak berpenghuni beberapa jam yang lalu. Sudah 10 menit lamanya gadis kecil itu berdiri di sana. Ia terheran heran, mengapa rumah ini sepi sekali? Hingga kakak pertamanya datang menghampirinya. Tapi raut wajah kakaknya itu tampak sedih, seperti baru mendengar kabar yang buruk.
"Liana, lebih baik kamu pulang. " ucap kakaknya.
"Tapi aku mau main sama Lucy. " balasnya dengan suara sedih.
"Lucy sama orang tuanya udah pindah dari sini pagi tadi. " jawab Joy.
"Pindah?! Kok Lucy gak bilang sama aku? " tanya Liana dengan ekspresi kaget.
"Kakak juga gak tau, kakak taunya dari mama. Tadi mama liat keluarganya Lucy bawa koper yang gede, terus keluar dari perumahan ini. " jelas Joy.
"Kak Joy, Liana ayo main bola tangkap bareng. " teriak Daffi untuk mengajak Joy dan Liana bermain bersama. Joy pun menarik Liana untuk menghampiri Daffi. Ia tahu betapa sedihnya Liana ditemukan ditinggal oleh Lucy, ia tahu selama ini Liana sangat kesepian di perumahan ini selama ia di Jogja bersama adik adiknya. Ketika Liana mendapat sahabat, tapi sahabatnya malah pergi tanpa berpamitan.
Selama bermain dengan keempat kakaknya, Liana tampak murung. Dia masih sedih karena ditinggal oleh Lucy yang sudah ia anggap sahabat, ah bukan. Ia menganggap Lucy seperti saudara kembarnya sendiri, karena wajah mereka sangat mirip. Kedatangan Lucy membuat dirinya merasa senang dan bahagia. Tapi sekarang Lucy sudah tidak ada lagi di sini, harus bermain bersama siapa dia? Kalau dengan keempat kakaknya, pasti keempat kakaknya itu sibuk dengan pekerjaan rumah dari sekolah mereka.
Akibat melamun, bola yang dilempar oleh Vivian mengenai kepala Liana lalu terpental ke jalan. Awalnya Daffa ingin mengambil bola itu, tapi Liana malah mencegah Daffa. Liana memilih untuk mengambil bola itu. Ia berpikir kalau itu salahnya karena ia melamun saat bermain.
Saat lagi mengambil bola, tiba tiba ada motor yang melaju kencang. Motor itu mengarah ke Liana, jika dilihat sang pengemudi motor tampak mengantuk. Karena semakin mendekat, Daffa mendorong Liana agar tidak tertabrak motor. Disaat itu juga Daffa mundur ke belakang, namun tangannya tetap tersenggol dengan motor tersebut. Tapi tidak menimbulkan luka berat, berbanding terbalik dengan keadaan Liana.
Saat Daffa mendorong Liana, Liana terjatuh ke selokan dan kepalanya membentur ujung selokan. Akibatnya kepala Liana berdarah dan pingsan di sana. Sontak itu membuat keempat kakaknya panik dan khawatir dengan keadaan Liana. Vivian pun memanggil Agatha, Agatha yang mendengar anak bungsunya terluka langsung berlari menghampiri anak anaknya.
"Ma kita harus bawa Liana ke rumah sakit, aku takut Liana kenapa napa. " ucap Joy. Agatha pun mengambil mobilnya. Empat anak tertuanya mengangkat Liana dan memasukkannya ke dalam mobil. Setelah itu mereka segera berangkat ke rumah sakit.
Segini dulu ya.
Jangan lupa like dan komen.
See you next time.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Twins
Novela JuvenilMemiliki bentuk wajah yang sama dan bentuk tubuh yang sama, bukan berarti kita kembar. Kita berbeda orang tua. Negara kelahiran kita berbeda. Dan sifat kita juga berbeda. Banyak orang yang mengatakan kalau kita anak kembar. Tapi itu tidak benar. Aku...