Episode 24

5 1 0
                                    

Seperti ide dari Dion, Liana benar-benar membawa Arthur ke mini market. Liana mengambil beberapa camilan untuk ia beli. Sedangkan Arthur hanya mengikuti Liana kemanapun Liana melangkahkan kakinya.

Liana yang diikuti seperti itu merasa gugup. Sekujur tubuhnya panas dingin, bahkan dia berusaha untuk tidak melakukan kontak mata dengan Arthur. Arthur yang sedari tadi hanya cemberut dan menekuk wajahnya, sama sekali tidak sadar dengan tingkah laku Liana.

Karena tidak ingin suasana semakin canggung, Liana terus memutar otaknya untuk mencari topik pembicaraan. Selain itu dia berusaha mengajak jantung dan mulutnya untuk bisa diajak bekerja sama dengannya.

"Mau es krim gak? " tanya Liana sembari membuka kulkas es krim.

Arthur tidak merespon dengan ucapan tetapi Arthur langsung berjalan mendekati kulkas dan memilih es krim yang ada di sana. Tidak lupa dengan wajahnya yang masih ditekuk. Melihat kelakuan Arthur, dengan santainya Liana menutup kulkas itu kembali.

"Kok ditutup? Kan gw belum ambil es krimnya! " protes Arthur.

"Gak usah makan es krim. Es krim kan dingin, nanti yang ada muka lo makin ketekuk. " ketus Liana.

"Ngarang banget kalau ngomong. " kesal Arthur sembari mengambil es krim yang dia inginkan. Bukan hanya 1, tapi 4 es krim. Dia meletakkan 4 es krim itu di keranjang yang Liana bawa.

"Ini semua lo yang makan? " heran Liana.

"Gak donggg. 1 Dion, 1 nya lagi Seojun, sisanya buat gw. " jawab Arthur. Liana hanya mengangguk pertanda mengerti.

"Oh iya Li, tumben banget lo minta di antar. " heran Arthur.

"Kan tadi sudah gw bilang, mobil gw masih di bengkel. " kesal Liana.

"Bukan itu. Biasanya kalau mobil lo di bengkel, lo cuma minjam mobil kita terus berangkat sendiri ke mini market. " ucap Arthur menjelaskan.

Liana terdiam. Kali ini dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Masalah yang sebanarnya bukan ada pada mobilnya, tapi ada pada dirinya. Liana yang tidak bisa membawa mobil hingga terpaksa meninggalkan mobil yang akan menjadi miliknya itu ditinggal di rumah lamanya.

"Sudahlah, ayo bayar! Sebentar lagi jam istirahat selesai. " ajak Liana.

"Oke! Lo yang traktir kan? " tanya Arthur dengan penuh harap.

"Bayar masing-masing. " ketus Liana sembari meninggalkan Arthur.

"Pelit. " desis Arthur sembari berjalan mengikuti Liana.






_____________________________






"Gimana? Sudah bisa? " tanya Daffa yang baru saja kembali dari kelasnya.

"Pas banget lo datangnya. Baru saja kebuka. " jawab Arya.

Dengan semangat Daffa duduk di sebalah Arya dan merebut laptop itu dari Arya. Dia melihat video itu dengan seksama. Dan rupanya itu rekaman cctv di suatu jalan dekat jurang. Tapi kenapa ayahnya menyimpan rekaman cctv di jalan itu?

Melihat dari rekaman itu, selama beberapa menit tidak ada kejadian yang spesial baginya. Namun tetap dia tonton karena penasaran dengan lanjutan dari rekaman tersebut. Dia ingin mencari alasan mengapa ayahnya menyimpan video cctv jalan seperti ini.

Sudah setengah jam lamanya, kejadian atau hal yang spesial sama sekali tidak terjadi di video ini. Arya yang ikut menonton mengeluh karena bosan. "Ini kita setengah jam cuma liat jalanan yang dilewati banyak mobil?! Gabut banget tahu gak! "

"Diam ah! " ketus Daffa.

Setelah mengucapkan dua kata tersebut, barulah suatu kejadian mencekam dan mengerikan tampil di video rekaman itu. Dafffa dan Arya yang melihatnya sangat terkejut. Daffa memundurkan video itu 30 detik sebelum kejadian dan melambatkan kecepatan video itu untuk melihat ulang secara jelas.

Saat video diperlambat, terlihat ada tiga orang yang terlempar dan salah satunya adalah anak kecil perempuan. Anak tersebut terlempar dan tersangkut di pohon sedangkan dua orang yang lainnya terjatuh ke dalam jurang yang dalam. Setelah itu terlihat api yang membara membakar mobil yang ditumpangi keluarga itu.

Banyak orang yang menyaksikan kejadian yang tragis itu. Banyak dari mereka yang berusaha untuk menolong korban dan anak kecil yang darahnya mulai mengalir dari kepala dan hidungnya. Daffa menemukan hal yang aneh, ada sekumpulan pria ber-jas hitam yang hanya diam memperhatikan kejadian itu.

Yang anehnya lagi salah satu pria seperti sedang bertelepon dengan seseorang dan setelahnya mereka pergi begitu saja tanpa berniat membantu korban. Apakah ini sebuah pembunuhan? Melihat kecepatan dari mobil korban, mobil tersebut dibawa dengan kecepatan tinggi dan berusaha untuk menghindari sesuatu.

Pertanyaannya mengapa ayahnya menyimpan video rekaman cctv ini? Lalu kenapa video ini diberi sandi. Dan kenapa video ini berada di folder yang tersembunyi seakan-akan video ini sangat penting. Satu tuduhan pada ayahnya pun mulai timbuk di benak Daffa. Apakah ayahnya dalang dari kecelakaan itu?

Kalau benar, alasan apa yang menyebabkan ayahnya melakukan itu? Tetapi itu hanya dugaan dan tuduhan dari Daffa. Di sini sama sekali tidak ada bukti kuat yang menunjukkan ayahnya adalah dalang dari kecelakaan tersebut. Haruskah Daffa menyelidiki lebih lanjut?

"Wah gila sih, tragis banget kecelakaannya. Gw kasihan sama anak kecil itu. " celetuk Arya. Daffa yang masih hanyut dalam pikirannya hanya mengangguk pertanda setuju.

Setelah lama menatap fokus anak kecil yang dimaksud Arya, Daffa menyadari sesuatu. Anak kecil perempuan itu sangat mirip dengan Liana waktu kecil. Tetapi kalau itu Liana, Daffa sama sekali tidak pernah ingat kalau keluarganya pernah mengalami kecelakaan besar seperti itu.

Seketika Daffa teringat dengan seseorang. Ia baru ingat kalau Lucy itu sangat mirip dengan adiknya, Liana. Jika itu Lucy, berarti dua orang dewasa tadi adalah orang tua Lucy. Dan Daffa pun baru ingat dengan kepindahan keluarga Lucy yang diceritakan mamanya waktu kecil.

Di mana mereka berkemas di pagi-pagi buta dan pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan keluarga mereka. Mengingat tentang keluarga Lucy di masa lalu, kecepatan mobil yang tinggi sehingga terjadi kecelakaan, sekumpulan pria ber-jas hitam, Daffa semakin yakin ada sesuatu dibalik kecelakaan ini.

Daffa langsung mematikan video, mencabut flashdisk tersebut, dan mematikan laptopnya. Dengan tergesa-gesa Daffa merapikan semua perlengkapan laptop yang ia keluarkan. Arya yang melihat tingkah Daffa merasa keheranan. Mengapa Daffa terlihat sedang terburu-buru?

"Lo mau kemana? Kok buru-buru banget? " tanya Arya.

"Ada yang harus gw urus. Oh iya ini tadi sandinya apaan? " tanya Daffa balik.

"A382gsk. Itu sandinya. Gw lumayan kesal sih, yang bikin sandi random banget. " gerutu Arya.

"Makasih, gw pergi dulu. " pamit Daffa.

"Heh ini gw gak dibayar?! Traktir makanan kek minimal! " protes Arya.

"Nanti gw transfer uang buat lo jajan. " balas Daffa.

"Oke! Makasih bro. " teriak Arya dengan sumringah.

Dia senang karena akan mendapatkan uang yang banyak. Biasanya kalau Daffa mentransfer uang, uang yang ditransfer tidak main-main besarnya. Arya berdoa supaya Daffa mentransfer uang sebanyak 10 juta. Uang itu akan dia gunakan untuk menambah tabungannya yang akan dipakai untuk membeli mobil baru.

"Semoga Daffa transfer uang sebanyak 10 juta. Kalau gak 10 juta, 20 juta juga boleh kok. Amiinnnn. " Kira-kira begitulah doa yang diucapkan oleh Arya.





Segini dulu ya.
Jangan lupa vote dan komen.
See you next time.

Bersambung...

Not TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang