Episode 14

8 1 0
                                    

Seorang gadis cantik jelita, kini sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Selesai dia bersiap-siap, dia langsung pergi menuju meja makan. Di sana sudah ada seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan. Menyadari kehadiran si gadis, wanita itu menyapa sang gadis dengan lembut.

"Selamat pagi Lucy, ayo makan dulu! " ajaknya.

"Harusnya mama gak usah repot-repot nyiapin sarapan. Kalau mama capek gimana? " Khawatir Liana yang kini masih dianggap sebagai Lucy.

"Gak papa, kamu jangan terlalu khawatirin mama. Lagipula kalau mama gak masak, yang siapin sarapan kamu siapa? "

Tunggu-tunggu! Bukankah di surat kabar keluarga dari Lucy Angelina sudah tiada karena kecelakaan? Tapi mengapa wanita itu dipanggil mama oleh Liana? Wanita yang dipanggil mama itu adalah perawat yang berada di rumah sakit 12 tahun silam. Dan nama wanita itu adalah Linda, kalau kalian lupa.

Sekarang dirinya sudah pensiun dan memilih untuk membuat kue dan menjualnya ke para tetangga. Lalu kenapa Liana memanggilnya mama? 1 bulan setelah Liana dirujuk ke rumah sakit lain, Linda menemukan Liana berada di pinggir jalan depan rumah sakit sendirian.

Tentu saja dia terkejut melihat mantan pasien kecilnya itu. Ia masih ingat jelas wajah dan nama gadis itu. Linda mendekat untuk bertanya apa yang terjadi. Namun saat itu Liana hanya mengatakan bahwa dia tidak tahu siapa dirinya dan mengapa dia berada di rumah sakit itu.

Hingga ada seorang wanita yang sudah cukup berumur datang menghampiri mereka. Wanita itu adalah sebuah pemilik panti asuhan Harapan Anak. Wanita itu berniat mengajak Liana yang berstatus sebagai Lucy untuk ikut ke panti asuhan.

Tentu saja Liana tidak mau, bahkan dia menangis histeris. Tidak pantang menyerah, si ibu panti terus membujuk Liana agar dia mau ikut ke panti asuhan. Bukannya berhenti menangis, Liana malah tangisannya bertambah keras.

Linda yang tidak tega melihat Liana yang menangis keras langsung mengajak ibu panti asuhan untuk berbicara. Linda meminta agar Linda yang membawa Liana untuk pulang ke rumahnya saja. Ibu panti awalnya tidak setuju.

Tetapi Linda berusaha meyakinkan si ibu panti bahwa akan merawat Liana dengan baik, layaknya seorang ibu merawat anaknya. Mendengar itu ibu panti mengalah. Beliau membiarkan Liana dibawa pulang oleh Linda.

Berakhirlah Liana tinggal bersama Linda dan memanggil Linda dengan sebutan mama. Karena Linda yang telah menjaga Liana. Selama Liana tinggal bersama Linda, dia sama sekali tidak mengingat tentang keluarganya. Hal itulah yang menyebabkan Liana tidak kembali ke rumahnya.

"Ma, Lucy berangkat sekolah dulu ya! Bye mama! " Liana langsung berlari keluar rumah selesai sarapan.

Sedangkan Linda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak angkatnya itu. Linda merapikan piring-piring bekas mereka untuk sarapan tadi. Setelah itu Linda mengambil kue-kue yang telah ia buat untuk dijual dan dititipkan di warung.





___________________________






Baru saja Liana sampai di kelasnya, tiba-tiba sekumpulan wanita mendatanginya. Para wanita itu menatap tajam Liana. Liana yang awalnya sangat bersemangat langsung menunduk ketakutan. Ketua dari kumpulan itu yang melihat Liana ketakutan menampilkan senyuman jahatnya.

"Siapa yang sudah suruh lo pulang duluan kemarin?! " tanya si wanita dengan menekan per-katanya. Dengan rasa takut Liana hanya menggelengkan kepalanya. Dia terlalu takut untuk berbicara.

"Kalau ada yang ngomong tuh ditatap orangnya! " timpal yang lain.

Kali ini Liana hanya diam. Tidak menggeleng atau mengeluarkan suaranya. Terlebih lagi dia mendengar perintah bahwa dirinya disuruh menatap wanita tadi. Ya tuhan mengeluarkan sepatah katapun dia tidak berani. Apalagi menatap matanya.

Si wanita yang merupakan ketua dari kumpulan itu merasa geram karena Liana tidak meresponnya sama sekali. Dengan tatapannya, dia memberi kode pada teman-temannya. Mengerti dengan kode tersebut, 2 orang wanita menarik tangan Liana dengan kasar.

Lantas Liana memohon agar dirinya tidak dipukuli seperti kemarin. Seperti kemarin? Ya, Liana adalah korban perundungan di sekolahnya. Alasannya karena dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, asal-usul yang tidak jelas, dan terlalu lugu.

Mengingat Liana yang kini berstatus Lucy Angelina ditemukan di depan rumah sakit, terlebih lagi Linda yang merawat Liana selama ini belum pernah menikah. Itulah yang membuat kumpulan wanita itu menganggap asal-usul Liana tidak jelas.

"Laura kumohon jangan siksa aku lagi. " lirih Liana.

"Tidak menyiksamu? Itu sangatlah tidak mungkin! " tolak wanita yang bernama Laura.

"Ingat Lucy Angelina, lo itu boneka gw! Jadi gw bebas ngelakuin semua hal yang gw mau ke lo! " sambungnya.

"Bawa dia ke toilet! "

Dua wanita tadi mematuhi perintah Laura. Mereka pun langsung menarik paksa Liana ke toilet wanita. Liana terus memberontak dan menangis meminta pertolongan. Namun tidak ada satupun yang ingin menolong Liana. Padahal seisi kelas melihat kejadian tersebut.

Sesampainya di toilet Liana langsung didorong hingga terjatuh di lantai. Dengan kejam Laura menjambak rambut Liana. Kesakitan? Tentu! Terlihat jelas raut wajah Liana yang kesakitan. Tetapi itu sama sekali tidak membuat Laura berhenti menyiksa Liana.

Ekspresi kesakitan dan ketakutan yang dialami Liana saat ini, membuat dirinya semakin ingin menyiksa gadis itu lebih lama. Bosan bermain dengan rambut Liana, Laura menyeret tubuh Liana dengan cara menjambak rambutnya dengan keras.

Setelah itu Laura mendorong Liana ke arah tembok. Dan kini bukan hanya kepalanya yang sakit, tapi punggungnya juga terasa sangat sakit. Perundungan tidak selesai di situ. Salah satu teman Laura yang bernama Jesica menyiram Liana dengan air dingin.

Dengan senyuman puasnya, Laura pergi meninggalkan Liana di toilet wanita itu. Tidak lupa dia mengunci pintu toilet tersebut. Jika dikunci, bagaimana caranya siswi lain masuk saat ingin ke toilet? Toilet yang digunakan Laura sudah tidak terpakai. Jadi tidak akan ada orang yang datang ke toilet tersebut.

Karena Liana tidak ingin terkurung di sana. Dengan lemas Liana menyeret tubuhnya ke tembok dekat pintu. "Hiks Laura, tolong buka pintunya! " pinta Liana dengan wajah yang dibanjiri air mata.

"Siapapun tolong buka pintunya. " Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Liana sebelum dirinya kehilangan kesadarannya.

Beberapa menit kemudian pintu terbuka akibat dobrakan seseorang. Orang tersebut menelisik seluruh ruangan guna mencari gadis berstatus Lucy Angelina. Hingga ia menemukan tubuh Liana yang sudah tergeletak tepat di belakang pintu.

"Aduh pingsan lagi, gimana nih? Pasti si bos marah sama saya kalau tahu! " gerutunya.





__________________________






"Bawa dia ke rumah sakit sekolah segera! Kalau sampai dia kenapa-napa, kamu dapat hukuman dari saya! " Setelah mengucapkan kalimat itu, gadis berwajah cantik itu menutup panggilan sepihak.

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang memperhatikannya sejak menelepon tadi. Hingga gadis itu berbalik arah, terkejutlah dia melihat kehadiran salah satu sahabat prianya. Bukannya takut, pria itu malah menyengir seperti tidak ada dosa.

"Liana, lo tadi telponan sama siapa? " tanya pria itu.

"Bodyguard gw. "

"Tadi gw denger ada kata-kata rumah sakit. Emang siapa yang sakit? "

Lucy yang masih berstatus Liana Winifred mendapatkan pertanyaan seperti itu menjadi kebingungan. Belum sempat mencari alasan yang tepat, ada seseorang yang memanggil pria yang kini berada di hadapannya itu.

"Seojun! Buku seni budaya gw kemana? Balikin sini!!! "

Pria yang bernama Seojun itu langsung pergi meninggalkan Lucy sendiri dan menghampiri temannya. "Iya-iya, sabar dong! "

"Hufft, bagus deh dia pergi! " Tidak ingin membuat orang lain curiga padanya, Lucy langsung pergi memasuki kelasnya.

Segini dulu ya.
Jangan lupa vote and komen.
See you next time.

Bersambung...

Not TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang