28 November 2008
Liana dan Vivian sedang asyik bermain dengan kucing mereka di kamar Vivian. Entah mengapa ketiga kakak mereka memasuki kamar Vivian dengan terburu Buru lalu mengunci pintu kamar itu. Hal itu membuat Vivian dan Liana menjadi bingung. Baru saja Vivian ingin bertanya, tapi suara pecahan suatu barang terdengar sampai ke kamarnya.
Tentunya itu membuat dua gadis kecil ini semakin penasaran. Baru saja Liana ingin membuka mulut melontarkan pertanyaan, namun Daffa meletakkan telunjuknya di depan bibir Liana. Pertanda Liana tidak boleh untuk berbicara. Selain suara pecahan barang, mereka juga mendengar kedua orang tua mereka yang saling berteriak.
mereka mendengar samar samar obrolan kedua orang tua mereka dengan suara yang keras. Ada satu kalimat yang membuat mereka terkejut. Mama mereka berteriak kalau papa mereka telah membunuh satu keluarga. Dan keluarga itu adalah, keluarganya Lucy.
"KAMU APA APAAN SIH?! PERBUATAN KAMU YANG NGEBUNUH KELUARGA LUCY SANGAT BERBAHAYA BUAT KELUARGA KITA!! "
"MAU GIMANA LAGI, KALO AKU GAK NGELAKUN ITU BISNISKU AKAN TERANCAM!! "
"DEMI BISNIS DOANG KAMU SAMPAI SEGININYA?! "
"INI BUKA CUMA BUAT AKU, INI BUAT KITA SEMUA. EMANGNYA KAMU MAU KALO KITA JATUH MISKIN? "
"AKU KIRA KAMU ITU ORANG YANG BAIK, TERNYATA AKU SALAH. POKOKNYA AKU MAU KITA CERAI, NYESEL AKU NIKAH SAMA ORANG YANG KEJI KAYAK KAMU!!! "
"OKE KALO GITU KITA CERAI. "
"Papa Mama?! " Vivian tidak menyangka kalau papanya melakukan hal sekeji itu. Joy selaku anak pertama langsung memeluk Vivian. Ia tahu kalau Vivian sangat terpukul menerima kenyataan ini, karena Vivian lah yang sangat dekat dengan papa mereka.
Selain Vivian, keempat saudaranya jiga sangat tidak menyangka. Yang mereka tahu kalau papa mereka itu adalah orang yang sangat baik dan perhatian. Mereka juga terkejut setelah mendengar kalau kedua orang tua mereka memutuskan untuk berpisah.
Dan seharusnya semua kalimat itu tidak boleh di dengar oleh anak kecil seperti mereka. Sungguh disayangkan mereka harus mengalami hal itu di usia yang sangatlah muda. Pastinya hal itu akan membuat mereka trauma dengan masa lalu mereka.
"Gimana kalo kita kabur dari rumah ini? " usul Daffi.
"Pindah kemana coba? Emangnya kita punya rumah, punya duit? Kita itu cuma anak kecil. " balas Daffa.
"Siapa bilang kita gak punya rumah sama gak punya duit. " sahut Joy. Semuanya menoleh ke arah Joy, apa maksud dari perkataan Joy?
"Kalian bingung ya? "
"Dulu Om Firman pernah kasih aku mansion yang besar. Jadi kita bisa kabur ke situ, tenang aja mama sama papa gak tau mansion itu kok. " jelas Joy.
"Kok mama sama papa gak tau? " tanya Liana.
"Soalnya aku minta sama Om Firman buat gak kasih tau ke mama sama papa. " jawab Joy.
"Kalo gitu kita pindah aja ke mansion Kak Joy, tapi kalo duit buat bertahan hidup kita gimana? " Awalnya Daffi sangat semangat saat mendengar ingin pindah ke mansion kakaknya. Tapi ia seketika teringat, mereka tidak memiliki uang sepersen pun.
"Aku sama Daffa punya uang kok. " bangga Joy.
"Kak Joy punya uang? " tanya Vivian.
"Punya kok, aku sama Daffa udah nabung sejak dulu. Sekarang uangnya ada di bank. Tapi aku gak tau uang tabungannya udah ada berapa. " jelas Joy. Daffa hanya mengangguk angguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Twins
Teen FictionMemiliki bentuk wajah yang sama dan bentuk tubuh yang sama, bukan berarti kita kembar. Kita berbeda orang tua. Negara kelahiran kita berbeda. Dan sifat kita juga berbeda. Banyak orang yang mengatakan kalau kita anak kembar. Tapi itu tidak benar. Aku...