9 : SHOPPING

269 26 0
                                    


"LIA!!!!"

"AWWWWW!!!!"

Edward gagal menangkap gadis yang jatuh di hadapannya itu, Lia terjatuh ke lantai yang cukup keras dan pecahan piring berserakan di bawah lantai, tak sedikit dari pecahan itu mengenai tubuhnya.

Para pelayan dan chef yang berada di dapur kotor segea keluar saat mendengar keributan di dapur bersih, sedangkan Ed segera menghampiri Lia yang lengan dan kakinya sudah bercucuran dengan darah.

"APA KAU BODOH ?!"

Lia menundukkan kepalanya saat Ed mencoba mengangkat tubuhnya, jujur saja ia takut di marahi oleh lelaki itu. Apalagi setelah perkataan pelayan yang mengantarnya barusan.

Ed menoleh ke arah para pelayan yang melihat di pinggir dapur, "APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN SIALAN?!"

"CEPAT BERESKAN SEMUA INI DAN BAWAKAN ALAT P3K KE DALAM KAMARKU! SEKARANG!!"

Edward segera membawa Lia ke kamarnya, sedangkan gadis yang sedang di gendong itu hanya diam dan menundukkan kepalanya. Ed berdecak, membuat Lia makin menundukkan kepalanya.

Ed menurunkan gadis itu di atas sofa kamarnya, "Tunggu di sini."

Lelaki itu mengambil ponselnya, dan memanggil sekertarisnya, Lord, untuk segera datang membawakan salep oles ajaib yang diracikkan khusus oleh pamannya.

"Lord? Tolong bawakan salep yang diberikan paman bulan lalu kekamarku sekarang!" Seru Edward.

Ed kembali menghampiri Lia yang masih menundukkan kepalanya, ia sepertinya ia sudah membuat gadisnya itu menjadi ketakutan.

"Kau sadar apa yang baru saja kau lakukan?" Tanya Ed.

Gadis itu hanya diam, tak menjawab pertanyaan Ed. Tak lama kemudian Lord datang membawakan barang yang dipinta oleh tuannya. Ia sedikit terkejut melihat keadaan Luna-nya yang telah berlumuran darah dan banyak kepingan kaca di tubuhnya.

"Apa yang ter..."

"Cepat kau pecat semua pelayan dan Chef yang membiarkan Lia memasak sendiri di dapur tadi!" Seru Ed yang tiba-tiba memotong ucapan Lord.

Lia seketika langsung menegakkan kepalanya tak percaya mendengar ucapan Ed, ia langsung bangkit dari duduknya.

"Kenapa kau memecat para pelayan?! Aku yang memutuskan untuk memasak sendirian, buk..."

"Masih bisa kau berbicara setelah semua kekacauan ini, Lia?!"

Gadis yang tadi marah, tiba-tiba kembali beringsut takut. Lia kembali pada posisinya semula dan menundukkan kepalanya. Sedangkan Ed hanya menghembuskan nafasnya gusar.

"Cepat pergi dan laksanakan perintahku, Lord."

"Baik Alpha."

Edward berjalan ke arah Lia, ia mengambil kaki Gadis itu yang di penuhi oleh pecahan kaca. Dengan pelan-pelan, Edward mengambil pecahan kaca itu menggunakkan pinset, dan mengolesi sekitaran luka dengan salep ajaib.

"Shhh... Aw!"

"A-a-aw!"

"Ssh! Adaw! Pelan-pelan Ed!"

I'm Mate a Werewolf!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang