14 : TEROWONGAN

119 19 4
                                    

Lia duduk di salah satu kursi yang terdapat di taman depan, lia menanggahkan kepalanya keatas, menahan air mata agar tidak turun membanjiri pipinya.

ia melihat sekeliling, menjadi satu-satunya tempat berpenghuni di dalam hutan yang lebat, membuat mansion milik ed terkesan sangat menyeramkan. Jika bukan karena peristiwa aneh beberapa pekan lalu, ia tidak ingin berada di tempat ini. Ia ingin pulang, ia ingin memeluk ibu dan ayahnya, ia ingin tetap berada di rumahnya.

"Hiksh..."

seketika tangisannya tumpah, di temani oleh suara angin yang menyapu pohon-pohon besar.

Ia terperanjat ketika dengan tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya. Lia segera mengusap air matanya, dan berbalik menatap seseorang yang ada di belakangnya.

Emerlad.

Gadis itu menatap Lia, mata hijau emerlad yang sama dengan namanya itu menatap Lia dengan sangat sendu.

Ia kemudian duduk di samping Lia, menatap kosong hutan di hadapannya. Keheningan menyelimuti keduanya, Lia yang tidak tau harus bicara apa dengan adik Edward itu, akhirnya memilih diam.

"Ed telah menunggu kehadiran mu sejak lama." Ucap Emerlad setelah diam cukup lama.

Lia masih dengan posisinya, sama sekali tidak tertarik dengan topik yang di bawa oleh Em.

"Aku juga seumuran dengan mu, aku mengerti apa yang sedang kau rasakan, Lia-"

"Seumur, tidak membuatmu mengerti apa yang aku rasakan, Em." Potong Lia dengan cepat.

"Kau tidak tau rasanya tersesat didunia yang sama sekali tidak pernah terbayangkan olehmu. Kau tidak tau rasanya menjadi satu-satunya orang asing di dunia itu. Kau tidak tau betapa menyiksanya aku!" Lanjutnya.

Emerlad terdiam sejenak.

"Aku memang tidak tahu semua yang kau rasakan Lia. Tapi aku tahu rasanya seperti apa Asing di dunia yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya itu." Ujar Emerlad dengan suara yang sangat pelan namun tetap terdengar di telingan Lia.

"Aku memang tidak tahu semua yang kau rasakan, namun aku tahu kau wanita yang kuat, aku tau kau akan bertahan."

"Bertahanlah Lia, jadilah kuat. jangan sampai akhirnya kau menyesal sepertiku." Setelah mengatakan itu Emerlad pergi meninggalkan Lia sendirian, ia tahu bahwa saat ini yang di butuhkan Lia adalah waktu untuk memikirkan semuanya.

Setelah kepergian adik Edward itu, Lia berjalan keluar dari mansion milik Edward. Ia berpikir untuk menenangkan pikirannya, dengan cara berjalan-jalan di sekitar hutan Alaska yang sangat lebat.

Sambil menelusuri jalan, pikiran Lia seketika kembali pada hari dimana ia mengalami kecelakaan, lalu di kejar oleh manusia serigala yang berakhir dengan ia yang menjadi Mate seorang werewolf. Pikirannya berkali-kali mengatakan bahwa ini tidak masuk akal, sangat tidak masuk akal.

"Haaahhhh...."

Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan berat, ini sangat berat. Bagaimana bisa dari milyaran manusia harus dia yang mengalami hal ini.

Karena banyak hal yang begitu mengusik pikirannya, Lia tak sadar jika sudah berjalan terlalu jauh dari mansion Edward.

"Kayaknya gue kejauhan deh, eh tadi lewat sini bukan sih?" Tanya Lia pada dirinya sendiri.

Ia kembali menelusuri hutan kembali, namun ada satu yang menarik perhatiannya. Sebuah terowongan yang terlihat cukup menyeramkan.

Lia tahu bahwa memasuki terowongan itu bukan ide yang bagus, namun sepertinya rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya. Ia sangat penasaran ada apa di ujung terowongan itu.

I'm Mate a Werewolf!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang