12 : EDWARD SMITH

183 17 2
                                    

Lia Pov

Cahaya yang begitu silau masuk kedalam mataku, aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi sampai semua badanku rasanya seperti mati rasa. Samar-samar aku mendengar suara dua pria yang tak jauh dari tempat ku berada.

"Bagaimana ini? Sudah dua hari Lia belum sadar juga."

"Ku mohon sabar Alpha, Luna mendapat benturan yang begitu kuat di bagian kepalanya."

Itu adalah suara Edward. Aku mencoba bangkit dari tidurku namun nihil, kepalaku rasanya begitu sakit, seperti di hantam oleh sesuatu yang besar.

"Arghh.."

Setelah mendengar suaraku yang kesakitan, Ed segera menghampiriku bersama seorang lelaki yang tidak aku kenal.

"Lia!! Are you okay, Baby girl?"

Ahh pria itu, bisa-bisanya menggodaku di saat kondisiku sedang seperti ini.

"Biar ku periksa dulu."

Pria yang bersama Edward sepertinya adalah seorang dokter, ia memeriksaku dengan begitu intens. Namun aku terlalu lemah untuk bisa menatap wajahnya.

"Bagaimana?"

"Luna mengalami syok yang berat, namun sepertinya sekarang sudah baik-baik saja, hanya perlu istirahat yang cukup."

Ku lihat dokter yang bersama dengan Edward pergi begitu selesai memeriksaku, Ed duduk di sampingku dengan wajah yang sangat khawatir. Ia mengambil tangan ku yang lemas, lalu meletakkan tanganku di pipi kanannya.

"E-ed, a-ir."

"Ah aku lupa, kau pasti haus ya.."

Ed sedikit mengangkatku agar bisa duduk, ia lalu segera mengambilkan ku minum yang berada di nakas. Wah, kalian tahu? Ed adalah pria yang sangat suami-able.

Setelah meminum air, sepertinya tubuhku menjadi lebih baik. Aku sedikit mengangkat tubuh ku agar bisa sejajar dengan Edward.

"Apa yang baru saja terjadi, Ed?"

"Kau mengalami kecelakaan, Baby. Lord datang membawamu dalam keadaan pingsan." Jelas Edward.

Sekilas aku jadi mengingat kembali hari itu, hari dimana kami di keja-kejar oleh vampir tampan bernama Jason. Aku ingat Jason mencoba mendekat ke arahku, namun entah bagaimana ceritanya ia tiba-tiba menghilang.

Suara dering telepon memecahkan keheningan diantara ku dan Edward, lelaki itu langsung mengangkat telepon nya di hadapanku.

"Ada apa?"

"..."

"Apakah tidak bisa ditunda?"

"..."

"Baiklah, sebentar lagi aku akan kesana."

Aku menatapnya dengan tatapan penuh tanya, Ed yang sepertinya mengerti akan maksudku segera memberitahu ku bahwa ia harus pergi ke kantornya sekarang juga. Ia berkata bahwa ada rapat besar dengan kolega nya yang berasal dari Dubai untuk menandatangani sesuatu yang penting.

"Pergi saja."

"Kau bagaimana?"

"Ya tidak gimana-mana."

"Aku akan memanggil pelayan untuk menjagamu, kalau tiba-tiba kau butuh sesuatu."

Aku hanya menganggukkan kepalaku dengan pelan karena terlalu malas untuk berbicara, Ed lalu mendekatkan wajanya ke arah ku. Jujur saja aku bingung harus apa, aku ingin menghindar, namun terlalu sakit untuk menggerakkan kepala ku ini.

Aiss sial.

Ed semakin mendekatkan kepalanya, aku yang bingung harus bagaimana akhirnya menutup mata.

Cup.

Edward mencium dahiku dengan sangat lembut, dengan jarak yang begitu dekat, ia menatapku sambil mengelus rambutku. Aku tidak bisa di tatap seperti ini Tuhan! Apalagi oleh pria tampan seperti Edward.

"Aku ingin sekali merasakan bibirmu, tapi aku tahu kau sedang sakit. Jadi untuk saat ini aku akan menahannya."

Aku langsung melotot saat dia mengatakan itu, bagaimana bisa dia mengatakan hal vulgar pada gadis umur 18 tahun disini ?!

"DASAR OM-OM MESUM!"

Edward berjalan keluar sambil tertawa dengan renyahnya saat mendengar teriakanku. Wah! Bagaimana bisa ada pria seperti itu di muka bumi ini.

***


Edward berjalan menuju ruang kerjanya yang terletak di lantai 33 yang merupakan lantai paling atas di Starco group. Starco Group merupakan perusahaan hotel bintang lima yang pertama kali di dirikan oleh Edward sendiri, selain itu Starco Group merupakan hotel terbesar pertama di Amerika Serikat, dan merupakan hotel terbanyak di dunia. Hampir sekitar 1000 hotel Starco yang berdiri di seluruh penjuru dunia. Salah satunya terdapat 15 hotel Starco berdiri di Indonesia.

Pria dengan nama lengkap Edward Smith, atau para pengusaha dunia mengenalnya dengan sebutan Mr. Ed merupakan Miliader muda yang sangat cepat meraih kekayaannya. Selain memiliki perusahaan hotel yang banyak, Edward juga mewarisi perusahaan tambang minyak milik ayahnya Marteen Smith, yang di mana tambang minyak tersebut merupakan terbesar di dunia yang bekerja sama langsung dengan pemilik tambang minyak asal Dubai.

"Selamat siang Pak Ed."

"Siang Fely."

Wanita bernama Fely yang merupakan Asisten Edward membungkukkan badannya seolah memberi hormat.

Edward berhenti di depan pintu kantornya, ia kembali berjalan menuju meja Fely yang terletak tidak jauh dari ruang kerjanya. Fely yang sedang memakai lipstik berwarna merah terang segera berdiri saat Edward mengetuk mejanya.

"Ah ya, ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Bagaimana jadwalku siang ini?" Tanya Edward

"Sebentar, biar saya lihat dulu, Pak."

Fely membungkukkan badannya untuk melihat ke laptop yang berada di bawah, Ed menatap jengah wanita di hadapannya ini. Apa maksudnya memamerkan buah dadanya pada Ed? Apa dia pikir dengan baju yang ketat dan sangat-sangat terbuka ditambah dengan menunjukkan barangnya yang cukup besar itu membuat dirinya nafsu?

"Setelah rapat dengan pemegang saham, seperti nya sudah tidak ada lagi pak. Hanya saja, minggu depan kita akan ada perjalanan bisnis ke Prancis selama 4 hari nanti."

"kita?"

Memang dia pikir aku akan mengajaknya pergi? Enak saja.

Gadis yang berdiri di hadapan Edward itu tertawa dengan sangat memuakkan di telinga Edward, "Lalu siapa yang akan mengatur jadwal Bapak nanti di sana?"

"Berikan saja semua jadwalku ke Lord, biar dia yang mengurusnya."

"Tapi Pak-"

"Kenapa? Apa kau keberatan?"

"Tidak Pak."

Dengan sedikit kesal Edward segera berjalan menuju ruang kantornya, sebelum masuk ia kembali menoleh pada Asistennya itu. Fely yang merasa di tatap oleh Bosnya segera tersenyum yang di buat semanis mungkin.

"Ah ya, Besok aku tidak ingin melihat bajumu yang seperti itu. Ganti, atau kau ku pecat." Ucap Ed sebelum akhirnya ia membanting pintu kantornya dengan sangat kasar.

Senyum Fely segera luntul, wanita itu menatap pintu ruang kerja Edward dengan perasaan penuh tanda tanya.

"Apa dia seorang Gay?"

***

Note : Kasih tau ya kalau ada salah dalam penulisan 😊

Terimakasih banyak untuk yang telah membaca dan menunggu ceritaku selama ini!!
Mohon dukungan nya teman-teman 😊

I'm Mate a Werewolf!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang