6 : PAKAIAN

357 40 0
                                    

"Nic, kau yakin dia adalah Mate kita?"

"Ya. Aku yakin Alpha, sangat yakin!" ujar Nic dengan penuh tekad.

***

Lia pov

Lelaki di hadapanku menatapku dengan sangat tajam, benar-benar seperti hendak memakan ku saat itu juga. Nyali ku benar-benar ciut saat di tatap oleh mata tajamnya itu.

"Ada apa kau kemari, gadis kecil ?" Tanya pria dihadapanku ini dengan suara yang berat.

"Sir.. Eum.." ehh?? Kenapa lidahku tiba-tiba menjadi kelu, aku juga jadi bingung ingin berkata apa.

Lelaki yang ku ketahui namanya Edward itu memegang daguku dengan lembut dan mengangkat wajahku yang sedang tertunduk agar bisa melihatnya.

Saat aku mengangkat wajahku, tentu saja mataku langsung bertatapan langsung dengan wajahnya. Dan kau tau apa yang di pikiranku saat ini? Benar! Dia tampan sekali! Sangat tampan sampai aku tak mau mengedipkan mataku barang sedetik saja.

Oke aku sedikit lebay, tapi aku serius dia sangat tampan!

"Kau keluar dari kamar dengan handuk seperti ini hanya karena pakaian? Apa kau bodoh?" Serunya.

Aku tersadar dari lamunan ku, lalu mulai mencerna perkataan pria di hadapanku ini. Tadi apa katanya? Bodoh? Aku? Hei yang benar saja! Kalau aku punya baju juga aku gak bakalan keluar pake handuk doang sialan!

Tapi sayang, aku tidak bisa mengucapkan itu langsung di hadapannya, karena aku terlalu takut membalas ucapannya yang sangat tajam setajam silet.

"Aku tadinya ingin bertanya apakah kau mempunyai pakaian wanita? Aku tak mungkin memakai pakaianku yang sudah kotor dan sobek itu."

"Dasar bodoh.." Seru nya dengan pelan, Lalu ia membungkukkan badannya, dan memegang kaki dan punggungku secara bersamaan, lalu mengangkat ku seperti mengangkat karung saja.

Aku jelas tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutku, mataku terbuka sangat lebar, di tambah debaran jantung sialan ini yang berdetak dengan sangat cepat seakan ingin meledak.

"Hei!! Apa yang kau lakukan?!!" Tanya ku sedikit berteriak.

Lelaki tampan ini berjalan ke arah kanannya, di sana terdapat pintu yang ternyata berhubungan langsung dengan kamarnya. Oh astaga, aku baru tahu kalau pintu ini berhubungan langsung dengan ruang kerjanya. Tahu begitu aku tidak akan keluar dan menemui para bodyguard dengan handuk seperti ini saja.

Edward menurunkan ku di king sizenya dengan kasar, mungkin bisa dibilang melempar? Hingga handuk yang ku pakai hampir saja terbuka apabila tidak ku tahan dengan cepat. Apakah dia gila??!!!

Lalu ia dengan cepat berbalik dan memasuki salah satu pintu yang sepertinya walk in closet yang tadi aku masuki, tak lama ia keluar dengan beberapa pakaian di tangannya.

"Apa itu?" Tanya ku spontan.

Pria itu melemparkan beberapa pakaian ke atas ranjang besarnya, dan ia dengan cepat membalikkan badannya seperti hendak pergi lagi.

"Hei !! Tunggu dulu ! Ini pakaian pria, aku gak bisa pake baju ini."

belum sampai ia di daun pintu, tiba-tiba Edward berbalik lagi dan menatapku dengan mata tajamnya seakan tidak ingin lepas dari mataku. Saat itu juga aku melihat bola matanya yang semula cokelat berubah menjadi hitam pekat.

Aku tidak salah lihat kan?!

"Heii!! Berhenti!! Apa yang mau kamu lakukan?!!"

Edward terus mendekat, ia menarik daguku dengan sedikit lembut. Ia lalu mendekatkan wajahnya, seakan tidak ingin membuat jarak di antara aku dan dia. Debaran jantungku terdengar bahkan oleh telingaku sendiri ! Sialan !

Dan entah apa yang terjadi, aku merasa sebuah benda kenyal menempel di bibirku, aku terkejut. Sepertinya mata ku ini akan segera keluar dari tempatnya.

Oh ghost!! Dia mencium ku!

Aku yang terkejut hanya bisa diam ketika pria ini mencium ku dengan sangat kasar.

Wah, aku ingin sekali mendorong pria gila di depan ku ini, namun kedua tangan ku masih dengan erat memegang handuk yang satu-satunya menjadi pelindung tubuh ku saat ini.

Akhirnya, setelah kesadaran ku kembali, aku segera menarik kepalaku ke belakang dan menyundul kepalanya yang sepertinya sedikit lengah karena habis mencium ku.

"Akhh! Shit!!! APA YANG KAU LAKUKAN?" Teriak si Ed itu sambil meringis memegang kepalanya.

"KAU YANG APA-APAAN!!!"

Aku tak ingin kalah dari pria di hadapanku ini. Yaa walau aku lebih kecil darinya yang berukuran seperti gorila.

Tak lama, pria tampan itu tersenyum miring, dengan matanya yang menggelap. Tak lama, ia menarik tubuh ku dengan sekali hentakan.

"Pakai pakaiannya sekarang, atau aku yang akan memakaikannya di tubuh mungilmu itu hm?"

Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi ke ruang kerjanya, mengabaikan aku yang masih tercekat dengan perkataannya tadi.

Barusan... Apa katanya?

"HEH DASAR OM-OM MESUM!"

***










Note : Kasih tau ya kalau ada salah dalam penulisan 😊

Terimakasih banyak untuk yang telah membaca dan menunggu ceritaku selama ini!! Mohon dukungan nya teman-teman 😊

I'm Mate a Werewolf!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang