"Aku cuma diminta buat bantu guru yang ada didepan aku tadi."
Yeonjun membaca tulisan yeji dengan alis tertaut "Seenggak nya lo bisa minta bantuan dari temen sekelas lo, yeji. Buku sebanyak itu gak mungkin juga lo bawa sendiri."
Yeji mendengus kesal, dengan sedikit tekanan ia menuliskan semua jawaban nya pada buku yang selalu menemani nya.
"Aku gak mau, lagian juga gak bakal ada yang mau nolong aku kecuali kamu! Lagian kamu tau sendiri gimana sikap temen-temen aku ke aku!."
Yeonjun hampir dibuat tertawa, wajah yeji saat mencondongkan buku sangat menggemaskan.
"Yaudah lo gak usah marah juga dong." Ucap yeonjun, ia mengeluarkan satu bungkus permen karet yang ada dikantung celana nya.
Yeji menatap tangan yeonjun yang sibuk membuka bungkus permen karet milik nya, jujur, yeji ingin juga.
Sadar akan tetapan yang yeji berikan, yeonjun menyodorkan permen karet kedepan wajah yeji "Mau?."
Yeji menggeleng dengan ragu, ia ingin mengambil permen karet yeonjun tetapi jika yeonjun hanya memiliki satu, maka yeonjun tidak akan memakan nya hanya karna yeji mengambil nya.
Yeonjun tau, bukan gelengan yang ingin yeji keluar kan "Ambil aja kali, gue ada banyak."
Dan tampak nya yeji tidak percaya, alhasil yeonjun mengeluarkan dua permen karet dari kantung baju nya "Nih, gue ada lagi. Ini buat lo."
Akhir nya yeji tersenyum dan mengambil permen karet yang sudah terbuka bungkus nya. Ia memakan permen itu dengan damai, begitu juga dengan yeonjun.
"Lo bisa bahasa isyarat?." Yeonjun menoleh dan melihat yeji mengangguk kecil.
"Kenapa lo harus bawa-bawa buku dileher lo kaya gitu, padahal lo bisa bahasa isyarat."
Yeji tersenyum dan menjawab.
"Gak semua orang bisa bahasa isyarat, mungkin aku bisa jawab pake bahasa isyarat tapi kan mereka yang ngobrol sama aku gak bakal ngerti juga jadi malah percuma aku nya kaya orang aneh."
Yeonjun terkekeh kecil dan mengusak surai yeji "Ayok ajarin gue bahasa isyarat, mau kan?."
Mata yeji tampak berbinar, ia mengangguk antusias. Lagi pula akhir-akhir ini ia sering mengobrol dengan yeonjun, dan agak melelahkan jika harus menulis saat ia sedang mengobrol.
"Lo punya hp?." Lagi-lagi yeji mengangguk. "Kasih nomor lo ke gue."
Yeonjun memperhatikan yeji yang sedang menulis angka-angka dikertas putih. Yeji terlihat sangat menggemaskan, pipi nya terus bergerak karna permen karet yang ia makan.
Suara kertas yang dengan sengaja disobek membuat mata yeonjun teralihkan. Yeji benar-benar... err bodoh?.
Bagaimana bisa ia menyobek kertas itu dengan sangat terburu-buru hingga beberapa angka disana terpisah.
"Pelan-pelan bodoh. Lagian lo kenapa disobek kecil gitu, lo sobek satu lembar aja si, gak bakal rugi."
Yeji membuang nafas nya dengan kasar, dalam hari nya berucap 'boros tau!'
Mau tidak mau yeji kembali menuliskan ulang nomor pada buku nya, kali ini ia akan merobek nya dengan lembut dan tidak terburu-buru.
Yeonjun terlalu gemas melihat wajah yeji seperti itu, seperti anak kecil yang dipaksa untuk belajar menulis.
Yeji selesai dengan tugas nya, ia memberikan kertas itu pada yeonjun. Yeonjun hanya menatap kertas itu tanpa ada niatan untuk berterimakasih.
Yeji kembali menuliskan sesuatu dibuku nya.
"Kamu bisa dateng ke panti asuhan, kamu masih inget kan?."
"Gue gak sebodoh itu buat lupa panti asuhan yang sering mamah gue datengin." Ucap yeonjun.
***
"Dari mana lo?."
Yeonjun yang awal nya menunduk menatap ujung sepatu nya kini menatap wooyoung ; teman dekat nya.
Yeonjun berjalan kearah meja nya, yang berdekatan dengan meja wooyoung "Dari belakang, kenapa?."
"Yeosang sama taehyun nyariin tadi, gak tau mau apa, kata nya si cuma mau ajak lo ngobrol." Ucap wooyoung.
Yeonjun mengangguk, memang sudah kumayan lama yeosang, taehyun, dan yeonjun tidak saling berbicara. Mereka masih saling berbagi kabar atau bercerita, namun hanya lewat ponsel saja.
"Lo sendiri? Biasa nya kalo udah ketemu yeosang sama taehyun bakal gabung." Tanya yeonjun.
Wooyoung bangkit dari duduk nya dan menghampiri yeonjun, wooyoung merebut kertas yang ada ditangan yeonjun dengan paksa "Nomor siapa nih?."
"Lo belum jawab pertanyaan gue jung." Dengan wajah datar, yeonjun berujar pada wooyoung.
"Ya lo tau lah, kita udah jarang main bareng. Lo gabung nya sama si hyunjin, gue jelas-jelas gak ada temen, yeosang sama taehyun udah kaya perangko."
"Sebener nya kalo lo gabung juga mereka bakal ajak lo, lo nya aja yang malesan."
"Ya udah skip gak usah dibahas." Lagi-lagi wooyoung menyodorkan kertas yang berisi nomor ponsel "Sekarang lo jawab gue. Ini nomor siapa?."
"Gak perlu gue jawab, gak penting." Ucap yeonjun sambil merebut kembali kertas itu.
Wooyoung mendecih kesal "Lo lagi deket sama si bisu?."
Yeonjun menatap wooyoung seakan bertanya "Si bisu siapa?."
Wooyoung merotasikan mata nya "Hwang yeji, lo deket sama dia?."
Yeonjun tampak berfikir "Dua hari ini, atau tiga hari? Gue baru kenal sama dia."
"Baru kenal udah sedeket itu. Semoga aja lo gak tertarik sama dia."
"Deket gak berarti suka, gue sama dia temenan, gak ada salah nya gue temenan sama dia."
Wooyoung memukul kepala yeonjun "Lo kaya gak tau aja. Iya si lo bilang nya temen, tapi bakal beda kalo lo udah deket sama dia dan berujung lo suka. Bukan nya lo tau kalo dia bahan bully anak sekolah."
"Nah, itu sebab nya gue mau temenan sama dia. Seenggak nya dia punya temen, walau satu." Ucap yeonjun sambil mengusap kepala nya.
"Weh lagi ribut nih?."
Yeonjun dan wooyoung menatap kearah pintu kelas, disana ada san dan juga mingi yang berjalan kearah mereka.
"Gak, cuma lagi beradu argumen aja." Balas wooyoung.
Yeonjun menatap san dan mingi bergantian "Si hyunjin sama yang lain kemana?."
"Ya biasa, lagi mainin mainan nya." Balas mingi.
Yeonjun sudah menebak siapa sang mainan yang mingi maksud, "Lo berdua kenapa balik duluan? Biasa nya lo bakal ikut-ikutan."
San mendudukan diri nya dikursi nya, ia mengeluarkan beberapa buku dan pulpen "Capek gue, tugas buat pelajaran ntar aja masih ada sisa, mau gue selesain."
Mingi menatap teman nya itu "Lo udah selesai jun?."
Yeonjun mengangguk "Mau nyalin? Ambil tuh di tas gue."
"Si bodoh, temen nya mau nyalin bukan dilarang malah dikasih." Sarkas wooyoung.
"Siang ini lo ada latihan, san?." Yeonjun menatap san yang masih sibuk dengan tugas nya.
San mengangguk "Latihan taekwondo, kenapa?."
"Gak si, nanya doang."
***
"Lo deket sama yeonjun? Lo gak sadar lo itu siapa?."
Tbc...
Jangan lupa votemen^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] sempurna || choi yeonjun
Fanfiction"Ngedrama banget lo! Gila gila, cowo kaya yeonjun tiba-tiba aja notice cewe bisu kaya si yeji." - "Bodoh, dari sekian banyak cewe disekolah yang ngejar lo, lo malah punya ketertarikan sama dia." - "Kenapa lo harus bawa-bawa buku dileher lo kaya gi...