bagian 6

721 131 0
                                    

Kelas yeji begitu bising, guru sudah memberikan tugas pada kelas, ya hanya memberikan tugas dan setelah nya guru itu pergi.

Tugas yang diberikan bukan tugas individu melainkan tugas kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari dua orang, pembagian kelompok sesuai dengan urutan absen.

Yeji satu kelompok dengan mark lee, pria tampan dan pintar, yeji sempat kagum dengan pribadi mark lee, kenapa? Mark selalu berperilaku ramah pada semua orang.

Mark juga bisa menjadi apapun, sifat nya sering berubah disetiap kondisi. Omong-omong, mark sudah memiliki pacar, nama nya kang mina, kang mina sangat menyeramkan jika bersangkutan dengan mark lee.

Tidak jarang rumor jika mina akan meneror siapapun yang berani dekat-dekat dengan mark, bahkan kim yerim, sahabat baik mark harus menjaga jarak dari mark jika berada disekolah.

"Yeji, gue bakal selesain ini, dan lo harus fokus, oke."

Ah benar, yeji terlalu banyak melamun. Ia tidak banyak berinteraksi dengan mark, selain alasan nya tidak mau berurusan dengan mina, ia juga sedikit aneh jika harus berinteraksi dengan mark.

"Lo ngerti maksud dari ini?." Mark mendekat, mengikis jarak yang awal nya bisa dibilang normal dan kini menjadi tidak normal.

Bukan tidak normal, hanya yeji menganggap jika mark sangat dekat sekarang, sangat-sangat dekat, hingga yeji bisa menghirup aroma parfum seorang mark lee.

"Yeji?." Mark mengibaskan jari-jari nya didepan wajah yeji.

Yeji tersadar dan melihat tulisan soal pertayaan yang ada dibuku yang mark sodorkan.

Yeji mengangguk paham, ia mengambil buku itu dan menuliskan jawaban nya dengan cepat, setelah selesai ia tersenyum manis.

Mark ikut tersenyum "Pinter, jangan bengong terus ya." Tidak lupa dengan usakan gemas pada puncak kepala yeji.

Yeji mengerjakan tugas dengan damai hingga selesai, selama mengerjakan tugas, mark dan yeji sering melakukan kontak fisik. Entah itu usakan pada puncak kepala yeji yang mark berikan, entah itu cubitan dibagian pipi yang yeji terima dari mark, atau mark yang terus saja menyentil kening nya jika yeji salah.

Dan tanpa yeji sadari, ada banyak pasang mata yang memperhatikan itu semua. Dan ya, tidak lama lagi yeji akan masuk kedalam lubang singa jika yeji tidak berwaspada.

***

Waktu istirahat kedua, sesuai janji nya, yeji masuk kedalan ruang kesehatan untuk bertemu yeonjun. Untuk apa? Tentu saja belajar bahasa isyarat.

Setelah memberi nomor ponsel nya pada yeonjun, yeji langsung menerima pesan. Yeonjun bilang ia ingin segera belajar bahasa isyarat dengan nya saat jam istirahat ke-dua tiba.

Tampak nya yeji datang lebih dulu, dan yeonjun masih belum....

"Oh, hai."

....datang, tidak, itu yeonjun dengan beberapa makanan dan dinuman ditangan nya.

Yeji berjalan kearah yeonjun dan membantu yeonjun membawa makanan itu.

"Itu buat lo. Gue cuma beli burger sama susu strawberry buat lo, gak masalah kan?."

Yeji tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan yeonjun, senyum itu menandakan terimakasih.

Mereka berdua duduk bersebelahan dan memakan makanan mereka masing-masing.

"Lo deket sama mark?." Yeonjun menatap yeji, dan yeji hanya menggeleng dan menatap penuh tanya.

"Dikanti rame banget yang bilang kalo lo lagi cari masalah sama mina karna berani deket-deket sama mark." Jelas yeonjun.

Yeji sudah tau ini akan terjadi, ia hanya mengangguk paham dan melanjutkan acara makan nya.

"Nah cepet abisin makanan lo, gue udah selesai." Yeonjun membereskan bekas sisa makan nya dan membuang sampah itu pada tempay sampah yang terletak dipojok ruang kesehatan.

Yeji dengan cepat manghabiskan makan nya dan melakukan hal yang sama dengan yeonjun.

Setelah selesai dengan makanan nya, kini yeonjun dan yeji duduk diatas ranjang milik ruang kesehatan, mereka duduk berhadapan dengan senyum cerah yang yeji pancarkan dan tatapan serius yang yeonjun berikan pada yeji.

Yeji mengajari yeonjun dengan sabar, walau sesekali tanpa sengaja yeji memukul lengan yeonjun karna yeonjun menggoda nya dengan sengaja.

Hingga bel masuk berbunyi, mereka akhir nya mengakhiri pembelajaran mereka.

"Lo mau balik ke kelas sendiri atau mau gue anter?." Tanya yeonjun saat mereka sedang berada didepan pintu masuk ruang kesehatan.

Yeji menggeleng tanda menolak, yeonjun membalas nya dengan anggukan "Hati-hati, gue janji dalam waktu tiga hari gue udah bisa."

Yeji tersenyum dan melambaikan tangan nya, dengan senyum cerah nya ia berjalan ditengah lorong kelas.

Yeji terus saja tersenyum, entah apa yang membuat nya bahagia, tapi rasa nya banyak sekali bunga yang meletup diperut nya hingga menimbulkan rasa aneh tapi sangat menyenangkan bagi nya.

"Hwang yeji."

Yeji menoleh, ia menemukan beberapa gadis disana. Disana ada kang kina, jeon somi, dan nancy.

Tunggu?

Kang mina?

Apakah harus hari ini?

***

Yeji tidak kembali kekelas nya, keadaan nya sangat buruk jika kalian ingin tau. Seragam sekolah nya begitu kotor, rambut nya yang awal nya begitu rapih kini menjadi berantakan, sepatu nya tidak sengaja tercoret oleh sepidol berwarna putih, ini sangat memalukan.

Yeji termenung diruang kesehatan, lagi-lagi ia seperti ini. Walau tidak hanya sekali ataupun dua kali, tapi kali ini lebih parah dari yang kemarin.

Rambut nya dijambak begitu kuat, seragam nya ditarik dan berhasil membuat kancing atas nya terlepas, dan banyak lagi. Mengingat itu membuat yeji menangis, ia mengusap air mata nya dengan kasar dan meyakinkan diri nya bahwa ia kuat untuk menahan tangisan nya.

Namun gagal, ia tetap menangis. Jika saja ia bisa berteriak, mungkin ia akan berteriak sekarang.

Ia tidak melakukan kesalahan yang besar, ia bahkan berusaha menjaga jarak dengan mark, namun mina selalu salah sangka. Lagipula kenapa? Mereka hanya sepasang kekasih, bukan pasutri.

Yeji benar-benar tidak mengerti mengapa, bagaimana bisa mark bertahan dengan manusia seperti mina?.

Yeji terus memikirkan kejadian tadi hingga tanpa sadar ia menangis, mengeluarkan banyak air mata. Dan tanpa ia sadar, ada orang lain yang sudah memasuki ruang kesehatan, memantau punggung bergetar milik yeji.

"Harus nya lo lawan."

Dan suara itu, orang yang membuat yeji seperti ini. Tidak, itu bukan mina, melainkan mark. Tidak tidak, ini juga bukan salah mark.

"Jangan pandang orang dong kalo mau ngelawan. Ya walaupun lo gak pernah ngelawan si, tapi tetep aja lo harus lawan." Mark berdiri tepat didepan yeji.

Yeji mendongak dan hanya menatap mark dengan senyum, senyum itu seakan berbicara bahwa ia baik-baik saja.

Mark membuang nafas nya dengan kasar "Gue yakin lo rada cape sama orang-orang kaya mina atau ya sejenis nya, mereka gak bakal berenti kalo lo gak lawan."

Yeji menatap mark dan memberi nya jawaban.

"Kekerasan gak selalu nyelesain masalah, aku diem bukan berarti aku gak marah. Aku disini gak ada apa-apa nya, kamu tau disini aku sekolah pake apa? Beasiswa aku bakal dicabut kalo aku banyak tingkah."

Mark menghela nafas nya, benar juga apa yang yeji pikirkan. Memang anak-anak saja yang terlalu kurang hajar.

Tbc...
votemen jangan lupa ya^-^

[✔] sempurna || choi yeonjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang