bagian 24

490 90 2
                                    

"Ya, sekarang masing-masing siswa maju dan ambil bola kertas yang ada didalam bola kaca ini, nanti disitu ada angka yang bakal nentuin tim kalian nanti."

"Pak, satu kelompok berapa orang?."

Sang guru tersenyum saat ada murid nya yang bertanya "Masing-masing kelompok ada empat orang, nah karna sistem pemilihan anggota tim nya kaya gini, jadi kalian gak bakal bisa nebak siapa tim kalian. Kalian gak bisa protes dan minta ganti tim ke saya, ke osis, ataupun ke teman kalian, mengerti?."

"Mengerti!."

Saat menerima jawaban seperti itu, sang guru mempersilahkan para murid nya maju satu persatu untuk mengambil bola kertas yang ia maksud tadi.

Setelah semua bola kertas habis diambil para siswa, sang guru mulai mencocokan angka didalam kertas tersebut.

"Oke, yang dapat angka satu silahkan maju kedepan." Setelah melihat empat orang siswa maju, sang guru mulai menyebut nama empat orang itu "Tim satu, beomgyu, ryujin, taehyun, chaeryoung, wah bagus juga isi tim satu, apa sudah direncanakan sejak awal?." Goda sang guru.

Beomgyu memukul dada nya angkuh "Iya dong! Saya kan gak berenti-berenti nya doa biar bisa satu tim sama ryujin!."

"Bucin!." Pekik seluruh siswa termasuk taehyun.

"Yaudah kalian tenang! Nah beomgyu kamu kan udah sapet tim, saya tunjuk kamu sebagai ketua tim, mohon tanggung jawab nya ya beomgyu."

Beomgyu mengangguk dan menuntun tim nya ketempat yang memang sudab disiap kan, "Nah selanjut nya, yang mendapat angka dua silahkan kesebelah saya."

Hampir seluruh siswa terkikik geli saat melihat siswa yang maju kedepan "Ini beneran tim nya kaya gini? Bakal beres gak?." Tanya sang guru.

Salah satu siswa itu menghela nafas nya "Pak saya mau ganti tim."

"Eh gak bisa, oke tim dua san, mingi, sunwoo, haechan! Tepuk tangan dong, mungkin ini bakal jadi tim terbaik." Gemuruh suara tepuk tangan bermunculan membuat orang-orang didepan mereka tertawa "Nah haechan, kamu jadi ketua nya."

"Oke pak!." Haechan menghadap kearah ketiga teman nya "Nah kalian bertiga, ayok ikutin gue."

Melihat tingkah murid nya, sang guru terkekeh dan kembali ke acara sebelum nya "Yang dapat angka tiga, silahkan maju."

Seperti awal, beberapa siswa maju dan sang guru menyebutkan nama nya dan menunjuk sang pemimpin tim "Tim tiga diisi sama changbin, wooyoung, somi, dan nancy."

Acara pembagian tim terys berlangsung, namun yeji dan yeonjun tidak kunjung melangkah kedepan karna angka yang mereka miliki belum disebut juga.

"Oke angka kesekian kali nya, angka sepuluh silahkan maju." Melihat siswa yang maju, sang guru tampak bertanya-tanya karna di tim ini hanya ada satu siswa perempuan.

"Ini beneran gak bisa diganggu gugat kan?." Tanya sang guru pada ketua osis yang sudah berdiri bersama tim nya, siswa yang menjabat sebagai ketua osis itu menggeleng sebagai jawaban.

"Oke tim sepuluh, mark, hyunjin, yeonjun, dan yeji." Sang guru tersenyum simpul "Saya tunjuk yeji sebagai ketua tim, karna kamu itu hebat."

Yeji tersenyum dan sedikit membungkuk, yeji berjalan lebih dulu berbaris di sebelah tim yang lain menunggu pembagian tim selesai. Yeji menyembunyikan wajah terkejut nya dengan handal, tentu saja ia terkejut karna ia satu tim dengan orang-orang yang berpengaruh dilingkup sekolah.

Yeji yakin banyak orang disebelah sana yang membicarakan nya terutama kekasih mark lee, ya kalian tau sendiri bukan seberapa gila nya gadis itu.

***

Setelah selesai membangun tenda, seluruh tim diperintahkan untuk mencari ranting kayu dan beberapa batang pohon besar untuk membuat api unggun. Soal tenda, mereka pertim, tenda yang di sediakan besar, jadi tidak akan ada hal aneh yang akan terjadi karna dalam satu tim ada laki-laki dan perempuan.

Awal nya beberapa siswa melontarkan prontes karna itu sangat tidak wajar dan takut para laki-laki melakukan hal yang tidak-tidak saat anak perempuan tertidur. Namun ya mau bagaimana lagi? Lagi pula para guru laki-laki akan mengawasi dari luar saat mereka tidur nanti.

"Yeji!."

Yeji menolehkan kepala nya saat mendengar suara mark yang memanggil nya dari arah belakang. Dapat yeji lihat jika mark sedang membawa banyak tumpukan ranting kayu dan ada juga yeonjun dusebelah nya membawa batang pohon besar, itu terlihat sangat berat.

Yeji kembali menatap tangan nya yang sedang memegang dua ranting pohon yang sangat kecil, seketika ia merasa malu karna ia sedikit payah.

"Gue sama mark udah bawa banyak, ayok balik ke tenda." Ajak yeonjun.

Yeji menggeleng merasa tidak enak dengan yeonjun, ia mengambil alih ranting yang ada ditangan mark dan ia meminta tolong agar mark membantu yeonjun membawa batang pohon besar itu.

Setelah melihat mark yang sudah menolong yeonjun, yeji dengan semangat berjalan didepan yeonjun dan mark.

Mark menatap yeonjun yang menatap nya heran "Pasti susah." Ucap mark.

"Hah? Susah gimana?." Balas yeonjun.

"Yeji kalo lagi kaya gini kan gak mungkin dia sempetin buat nulis, sedangkan temen satu tim nya cuma lo doang yang ngerti bahasa isyarat." Jelas mark membuat yeonjun mengangguk paham.

Yeonjun menghela nafas nya "Ya mau gimana lagi emang nya?."

Mereka terus berbicara tanpa mereka sadar, yeji mendengat pembicaraan mereka sejak awal. Ya yeji tidak sengaja menguping karna jarak mereka tidak begitu jauh.

Saat baru sampai didepan tenda, yeji melihat hyunjin yang sedang duduk sambil memainkan ponsel nya. Yeji meletakan ranting kayu itu didepan tenda mereka, begitu pula dengan yeonjun dan mark.

Yeonjun menatap kesal hyunjin, bagaimana bisa anak itu diam terduduk dengan ponsel nya sedangkan ia, mark, dan yeji harus pergi mencari ranting kayu "Lo gak bisa bantu kita emang?."

"Ngapain gue bantu, angkatan kita banyak berarti yang cari kayu juga banyak, buat apa juga nyari kayu banyak-banyak, api unggun gak bakal butuh kayu sebanyak itu." Ucap hyunjin masih menatap ponsel nya.

"Bukan nya kita disini lama? Mungkin buat persiapan hari besok juga biar gak cari-cari lagi." Celetuk mark.

Hyunjin menatap dua laki-laki itu dengan wajah datar "Lo pikir gue perduli? Ya enggak lah."

Yeonjun hendak maju dan ingin memukul wajah menyebalkan hyunjin, namun tertahan saat yeji menjegat nya. Yeji berdiri didepan yeonjun dan tersenyum "Udah biarinin aja, kalo kamu juga kekanakan nanti kalian marah pukul-pukulan yang ada."

Yeonjun terlihat mau mengalah membuat yeji tersenyum senang "Tapi kalo besok dia kaya gitu lagi, gue beberan mau pukul dia." Kesal nya.

"Gak boleh, kita kan lagi diluar sekolah."

"Dia nya ngeselin yeji, dia gak bisa seenak nya gitu." Yeonjun melipat tangan nya didepan dada "Kalo didiemin terus nanti dia nya malah makin seenak nya."

"Kamu jangan pake kekerasan ngingetin dia nya."

"Tetep aj-"

"Kalian ngomongin apa sih?." Ucap mark menengahi.

Yeonjun menatap mark dan menghela nafas nya pasrah saat mark menatap nya penuh rasa penasaran "Sama lo kaya dia, nyusahin!."

Tbc...
SORRY FOR TYPO
jangan lupa votemen
btw gais, aku lagi sering on twt buat baca teori nya anak enha, aku juga lagi suka sama cerita bergenre trailler sama horor
padahal aku penakut banget anak nya, hihi

[✔] sempurna || choi yeonjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang