bagian 7

696 136 3
                                    

"Jadi lo ngadu ke mark?." Kang mina dan kawan-kawan nya lagi-lagi mendatangi yeji.

Yeji menggeleng sambil menunduk, penampilan nya sudah kembali buruk, untung nya saja ia sudah membawa baju olahraga nya diloker.

"Bisa-bisa nya mark marahin gue cuma karna gue giniin lo." Kang minta mencengkram wajah yeji "Padahal lo pantes dapetin ini."

Teman-teman nya yang lain tertawa, "Bukan nya lo mau kasih hadiah ke dia, kang?."

Mina tampak membola kan mata nya "Ah bener, tolong siniin gunting nya."

Salah satu dari teman mina menyerahkan gunting, dan mina dengan segera menarik rambut panjang yeji.

Yeji menggeleng sambil memegangi rambut nya, boleh saja mereka menggunting rok atau seragam yeji, tapi jangan rambut nya.

"Stop."

Suara berat itu berhasil menghentikan pergerakan mina, yeji masih saja memegangi rambut nya dengan air mata yang terus mengalir.

"Oh jadi lo bela dia? Bisa-bisa nya pangeran sekolah bela lo, bisu!." Mina tampak menendang kaki yeji dengan keras "Bye, jangan pernah mikir kalo ini akhir."

Dan setelah nya mina berjalan pergi. Saat mina ingin melewati orang itu, tangan mina tertahan oleh tangan nya.

"Jangan pikir juga kalo gue bakal diem aja liat lo bully dia, kang mina." Bisik orang itu membuat kina menggidik.

Setelah berbisik seperti itu, orang itu berjalan kearah yeji yang masih menunduk "Lo? Ayok kita ke ruang kesehatan."

Yeji mendongakkan kepala nya, menampilkan wajah nya yang oenuh dengan air mata. Ia menatap wajah yeonjun, orang yang menolong nya.

Yeonjun tidak terkejut melihat yeji menangis, hal wajar bagi seseorang yang dibully untuk menangis.

Yeonjun mengangkat tangan nya dan mengusap pipi gembil yeji dengan ibu jari nya "Udah ya nangis nya? Kita ke ruang kesehatan. Ganti baju lo, gue bakal beli yang baru, jadi lo ke ruang kersehatan duluan, oke?."

Yeji menggeleng, ia menjawab seperti biasa "Aku bisa pake baju olahraga aku dulu, kamu gak perlu repot-repot."

"Lo bakal keliatan kaya orang aneh, nurut aja. Nanti diruang kesehatan kita lanjut belajar bahasa isyarat, oke?."

Dan akhir nya yeji hanya bisa menurut saja, mengangguk dan ikut bangkit.

"Kaki lo barusan ditendang, sakit?." Yeonjun mendapat anggukan dari yeji "Bisa jalan?."

Yeji tampak berfikir dan mengangkat kaki nya, yeonjun dapat melihat ringisan sakit dari wajah yeji.

"Gue gendong, kaki lo kaya nya gak baik-baik aja." Ucap yeonjun dan langsung mengangkat yeji dipunggung nya.

"Gue kira lo berat, gak tau nya ringan banget. Banyak-banyak makan ya mulai sekarang, biar gak seringan ini, kalo ketiup angin bisa terbang." Ucap nya diakhiri kekehan.

Yeji ikut terkekeh dan memukul pundak yeonjun dengan pelan. Seringan apapun tubuh nya, ia tidak mungkin kan tertiup angin begitu saja.

***

Yeji sudah mengganti pakaian nya, sesuai ucapan yeonjun tadi, yeonjun membalikan pakaian untuk yeji. Mereka kini sedang duduk ditaman, tidak seperti biasa nya, mereka duduk dibawah pohon beralas kain tipis yang ada digudang sekolah.

"Ayok ajarin gue lebih banyak bahasa isyarat." Ucap yeonjun dengan semangat.

Yeji terkekeh, dan menunjukan secarik kertas dengan tulisan "kenapa kamu semangat banget?."

"Gue pusing liat lo terus-terusan jawab pertanyaan gue dibuku kecil itu. Lagian bakal lebih gampang juga kalo lo pake bahasa isyarat, gak bakal bikin lo cape nulis." Jelas yeonjun.

Yeji mengangguk, dan teesenyum. Mereka mulai belajar bahasa isyarat, yeji mengajarkan yeonjun dengan sangat sabar.

Mereka memang sedang membolos, karna kejadian tadi tentu saja. Taman belakang sekolah jarang ada yang melewati, siswa ataupun guru sama aja, akan merasa malah jika harus kebelakang sekolah.

Sampai akhir nya bel istirahat berbunyi dan mereka menyelesaikan acara belajar mereka. Yeonjun membawa beberapa roti disaku dalam jas sekolah nya.

Yeji menatap heran, tatapan nya seakan berbicara "Bisa-bisa nya dia bawa roti isi dikantung kaya gitu."

"Nih, dimakan ya." Yeonjun menyodorkan satu roti isi untuk yeji dan yeji menerima nya dengan baik.

Yeonjun tersenyum hangat saat melihat yeji memakan roti dari nya dengan damai, "Kenapa lo bisa berurusan sama si kang mina?."

Yeji menoleh dan memakan suapan terakhir nya, lalu menjawab seperti biasa nya "Beberapa hari yang lalu aku dapet tugas, itu tugas kelompok. Aku satu kelompok sama mark, terus gak jarang juga mark ngelakuin kontak fisik sama aku."

"Cuma itu?." Tanya yeonjun tidak percaya.

Yeji mengangguk, yeonjun merotasi kan bola mata nya "Gak ada kerjaan banget sampe ngelakuin kontak fisik gitu, kenapa lo gak protes? lo juga pasti tau kan kalo lo bakal berakhir kaya gini."

"Aku gak enak sama mark."

Yeonjun mendecih saat membaca jawaban yeji "Trus lo ngerasa enak dibully gini?."

Yeji menggeleng sambil menundukkan kepala nya menatap kain tipis yang menjadi alas nya dan yeonjun duduk.

"Yaudah, besok-besok kalo lo kaya gitu lagi, lo bisa bilang ke dia. Utamain diri lo dulu, baru orang lain." Jelas yeonjun dan hanya diangguki oleh yeji.

Yeji mengangkat kepala nya saat merasakan ada tangan yang mengelus kepala nya.

Yeji menatap bingung kearah yeonjun yang sedang menatap nya, yeonjun terkekeh melihat wajah bingung yeji "Jangan terlalu baik, sesekali lo harus jahat."

Yeji ikut tersenyum, yeonjun ikut tersenyum "Gue rasa lo udah bisa pake bahasa isyarat kalo bareng gue, gue udah mulai bisa."

Yeji tersenyum cerah dan benar-bebar senang karna ia tidak harus menggunakan buku kecil yang menggantung dileher nya.

"Kamu beneran udah bisa?."

"Udah, tuh liat! Gue udah mulai nyambung sama apa yang lo maksud."

Yeji lagi-lagi tersenyum, ia sangat senang sekarang.

yeonjun terkekeh saat melihat senyum cerah milik yeji, itu senyum yang sangat manis yang pernah yeonjun lihat. Yeji memang sering tersenyum saat bersama nya, namun senyum kali ini berhasil membuat hati nya menghangat.

"Kamu kapan mau ke panti asuhan lagi?."

Yeonjun mengangkat bahu nya "Gak tau. Mungkin bakal nunggu ibu kesana, atau lo mau pulang sekolah gue kesana?."

Yeji mengibas-ngibas kan tangan nya, tanda menolak "Gak, nanti kamu kecapean kalo pulang sekolah langsung kesana."

"Ya gak si sebener nya, gue juga gak selemah itu." Ucap yeonjun dengan wajah sombong nya.

"Kamu sombong banget, jauh-jauh sana."

"Gue biasa aja tuh, gak sombong."

"Kamu sombong."

Yeonjun terkekeh, mencubit pipi gembil milik yeji "Jangan gemesin gitu, kalo gue gigit lo gimana?."

Wajah yeji memanas, ia menyingkirkan tangan yeonjun yang masih mencubit pipi nya "Apasi kamu! Awas ah aku males."

Kekehan yeonjun berubah menjadi tawa yang cukup bising "Lucu banget si lo."

Yeji memandang yeonjun aneh, ini pertama kali nya ia melihat yeonjun tertawa seperti ini. Ia mencubit pelan perut yeonjun "Udah ih kita musuhan!."

Tbc....
Jangan lupa votemen^^

[✔] sempurna || choi yeonjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang