bagian 22

574 92 0
                                    

Yeonjun menatap yeji yang sedang duduk terdiam didepan nya, makanan nya hanya ia aduk-aduk tanpa ingin menyuap nya kedalam mulut. Jujur saja yeji masih memikirkan ucapan taehyun, ia tidak ingin menyusahkan orang lain tapi ia juga ingin ikut serta dalam kemah kali ini. Ia sudah mendapat izin dari ibu kim dan beberapa barang pun sudah masuk kedalam ransel kemah yang baru yeonjun beli untuk nya dan yeji.

Yeji bimbang, ia berusaha untuk berfikir hal baik namun tidak bisa. Apa yang harus ia lakukan?.

"Makan."

Satu kata itu membuat semua pikiran yeji buyar, yeji menatap yeonjun dan mengangguk lesu, ia memakan makanan nya dengan lamban dan itu berhasil membuat yeonjun geram.

"Apa si yang lo pikirin? Omongan si taehyun yang tadi siang?." Yeonjun mengangkat tangan nya untuk menangkup wajah yeji "Udah gue bilang kalo gue bakal jaga lo, lo gak perlu takut apa-apa."

Rasa nya yeji ingin menangis. Ia baru sadar jika pikiran nya tadi membuat yeonjun kesal dan secara tidak langsung ia sedikit meremehkan tentang ucapan yeonjun yang akan menjaga nya hingga ia jauh dari hal buruk.

Yeji menatap mata yeonjun, tidak ada keraguan disana, air mata yeji lolos dan itu membuat yeonjun terkejut.

Yeonjun bangkit dari duduk nya meninggalkan makan malam nya dan menghampiri yeji, ia memeluk yeji dan mengusap punggung sempit itu dengan lembut.

"Sstt, maafin gue ya." Yeonjun menyandarkan kepala yeji pada dada bidang nya "Gue tau lo takut, gue juga tau gak semua orang bisa lawan rasa takut nya gitu aja. Tapi yeji, gue serius bakal jaga lo dan lo gak perlu ngerasa takut lagi, walau gue masih gak tau apa yang bikin lo takut, ucapan taehyun itu cuma nasihat biar lo bisa jaga diri lo juga."

Yeji mengangguk dalam dekapan yeonjun, ia tau jika yeonjun akan benar-benar menjaga nya. Namun ingatan nya kembali pada kejadian didepan super market dimana ia bertemu dengan sang ayah yang terus menarik tangan nya agar ia bisa ikut dengan sang ayah.

Ayah nya bisa muncul kapan saja dan dimana saja, jangan lupakan kang mina dan beberapa orang yang masih memiliki dendam dengan nya, atau mungkin hyunjin yang akan ikut serta dalam hal seperti itu.

Itu benar-benar menganggu pikiran nya dan membuat nya takut.

Yeonjun mendorong tubuh yeji dan melepas pelukan nya, ia menatap mata yeji yang memerah.

Yeonjun tersenyum lembut dan mengusap jejak air mata disana "Mau lanjut makan?."

Yeji menggeleng, nafsu makan nya hilang begitu saja setelah menangis, mungkin besok pagi ia akan makan dan sekarang ia akan tidur untuk menghilangkan pikiran buruk tentang orang-orang itu.

"Yaudah, sekarang lo tidur. Besok kita masih harus sekolah." Ucap yeonjun.

Yeji mengangguk "Aku beresin ini dulu."

Yeonjun menggeleng dan menahan langkah yeji yang hendak berjalan kearah tempat cuci piring "Gak, gue aja yang beresin."

"Tapi aku gak enak lah."

"Ya kan lo bukan makanan, udah sana tidur!." Yeonjun mendorong tubuh yeji agar pergi menjauh dari dapur dan meninggalkan nya sendirian disana.

Yeonjun melanjutkan makan nya dan setelah nya ia bersihkan karna jam dinding sudah menunjukan pukul delapan malam, ia akan pergi mengerjakan tugas dikamar nya dan belajar sebentar, setelah nya ia akan tidur.

Yeonjun terdiam saat menyadari suatu hal janggal, dari kemarin yeonjun melihat yeji menangis hanya karna hal kecil, sungguh yeonjun sudah dua kali melihat yeji menangis karna hal kecil.

[✔] sempurna || choi yeonjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang