bagian 19

538 99 0
                                    

"Siapa bilang? Selera hwang hyunjin jauh dari selera lo yang bener-bener rendah!."

"Rendah? Lo kan emang ngeliat semua orang kaya gitu, suka ngerendahin orang tapi lo gak tau betapa rendah nya lo dimata tuhan!." Sindir yeonjun.

Hyunjin masih berdiri ditempat hanya menatap penuh amarah kearah yeonjun "Oh ya? Semenjak bertemen sama si bisu tiba-tiba lo inget tuhan, kemana aja lo selama ini?."

"Apa nya yang kemana aja, lo yang harus nya sadar diri, lo pernah inget gak sama tuhan lo? Gak kan? Lo ngerasa diri lo sempurna sampe lo lupa kalo tuhan yang bikin lo kaya gini."

Yeji memegang tangan yeonjun, meminta nya untuk berhenti, namun yeonjun menolak "Jelas-jelas dia kesini buat cari masalah." Ucap nya.

Hyunjin tertawa sinis "Kurang kerjaan banget gue cari masalah sama anak autis kaya lo berdua."

Setelah mengucapkan itu, hyunjin keluar dan meninggalkan yeji dan yeonjun didalam ruangan itu.

Yeonjun menatap yeji yang sedang menatap kesal kearah nya "Apa?!."

"Gak bisa apa ya kalo gak ribut sehari!."

"Ya kan dia yang duluan."

"Kamu harus nya ngalah!."

"Gak mau gue nya."

Plakk...

"Sakit!."

Yeonjun mengusap tangan nya yang dipukul oleh yeji, yeji hanya menatap kesal yeonjun. Bukan nya apa, yeji sudah sangat hapal dengan sifat hyunjin, walaupun ia salah tapi ia tidak akan mau meminta maaf ataupun mengalah.

"Lagian ngapain lo nyuruh gue minta maaf? Peduli banget kaya nya sama si hyunjin." Ucap yeonjun.

Yeji memutar bola mata nya malas "Kamu tau sendiri kan dia anak nya kaya gimana."

"Gak gue gak tau." Yeonjun bangekit dari duduk nya dan berdiri dihadapan yeji "Mau ikut gak?."

"Kemana?."

"Mau cari hyunjin, mau ajak tengkar." Yeonjun tersenyum manis pada yeji.

"Eh iya jangan dipukul!." Dan ya, seperti yang kalian tau. Yeji hendak memukul yeonjun namun sangat disayangkan tangan nya lebih dulu ditahan oleh tangan yeonjun.

"Serius mau kemana!."

"Mau kekanti, apa iya lo cuma makan satu roti isi aja." Yeonjun menarik lengan yeji dan dengan pasrah yeji menginguki yeonjun dari belakang.

***
"Yeji gak ada disini, udah saya bilang kan, kalian udah gak ada hak buat ambil yeji lagi." Ibu kim menatap dua orang dewasa didepan nya.

"Tapi disini saya orang tua nya, tinggal kasih aja anak saya abis itu udah saya gak bakal usik panti asuhan ini lagi." Ucap salah satu orang itu.

Ibu kim bangkit dari duduk nya dan menatap rendah dua orang itu "Udah saya bilang, yeji gak ada disini! Kalian juga cuma bakal pake yeji buat keperluan kalian, sampai kapan pun saya gak bakal kasih yeji ke kalian!."

Orang itu bangkit "Saya sebagai orangtua kandung nya yeji berhak gunain yeji semau saya, mau saya jadiin budak sex pun itu urusan saya!."

"Gak perduli tentang status kalian yang orang tua yeji, saya disini bakal lindungin yeji sampe kapan pun." Ibu kim menjeda ucapan nya "Lagi pula, yeji udah nemuin laki-laki yang bisa jaga dia, jangan harap kalian bisa bawa yeji pulang lagi!."

Setelah nya ibu kim pergi meninggalkan kedua orangtua yeji, ia sudah sangat muak harus melihat kedua orang itu datang kesini dan menanyakan keberadaan yeji.

Ibu kim tau apa tujuan mereka mengajak yeji pulang bersama mereka. Diam-diam yeonjun mencari tau tentang kehidupa orangtua yeji, nereka hidup dipinggiran kota, mereka juga senang berjudi dan mabuk setiap hari. Yeonjun juga mendapat berita bahwa orangtua yeji memiliki hutang yeng begitu banyak pada salah satu kakek tua yang kaya raya, dan kemungkinan mereka ingin membawa yeji pulang untuk membayar hutang mereka dengan cara menjual yeji sebagai ganti nya uang yang sudah mereka gunakan.

Yeji akan dijadikan budak sex, tentu saha ibu kim dan yeonjun tidak terima, ibu kim meminta yeonjun untuk menjaga yeji dengan aman, ibu kim juga sudah berbicara soal ini pada ibu yeonjun. Ibu yeonjun pun sebagai wanita merasa tidak terima, dan ia membantu sang anak untuk menjaga yeji dari orang-orang bejad seperti mereka.

***
Yeonjun menutup rapat kedua telinga nya, musik dari kamar yeji benar-benar menganggu. Ingin rasa nya yeonjun buka paksa pintu kamar yeji dan merebut ponsel anak aneh itu lalu mematikan musik nya, sungguh ini sudah sangat malam untuk mendengar musik sekeras ini.

"Hwang yeji cepet tidur!." Teriak yeonjun.

Yeji tidak mendengarkan nya, jelas karna suara musik nya lebih besar dari pada teriakan yeonjun.

Yeonjun benar-benar hilang kesabaran, ia mengetuk pintu kamar yeji dengan bruntal dan bagus nya yeji membukakan pintu nya. Tapi tunggu, mengapa mata yeji memerah? Yeji menangis? Tapi musik yang ia putar bukan musik sedih.

"Lo kenapa?." Tanya yeonjun sambil berjalan masuk kedalam kamar yeji.

Yeji menggeleng dan mematikan musik diponsel nya.

"Tidur, besok belanja buat isi dapur." Titah yeonjun dan mengusap kepala yeji "Lo nangis?."

Yeji masih menggeleng, yeonjun tau yeji berbohong "Gak usah bohong, mata lo merah."

Akhir nya yeji menjawab "Aku mau tidur."

"Tadi aja lo gak mau tidur, sekarang gue tanya kenapa malah mau tidur."

"Udah sana!."

"Gak! Lo pasti bohong, bilang ke gue kenapa lo nangis?."

"Aku bosen!."

"Yaudah besok abis belanja kita jalan."

"Kemana?."

Yeonjun tampak berfikir "Lo mau nya kemana?."

"Pantai?."

Yeonjun mengangguk setuju "Boleh tuh."

Yeji tersenyum cerah dan secara tidak sengaja ia memeluk yeonjun, ya memang tidak sengaja. Yeonjun mengangkat tubuh yeji dan menggendong nya kearah ranjang yeji, ia meletakan tubuh yeji dan menyelimuti nya.

"Tidur, jangan nangis lagi." Ucap yeonjun diangguki oleh yeji.

Yeonjun tersenyum dan berbalik keluar kamar yeji membiarkan yeji beristirahat dikamar nya.

Jika boleh jujur, yeji memikirkan sesuatu tentang pesan yang baru saja ia terima. Ada nomor yang tidak dikenal mengirim nya pesan dan isi pesan nya membuat nya sangat tertekan.

Ia tau jika ibu dan ayah nya terus mencari nya kepanti asuhan dan ia tau jika itu membuat ibu kim sedikit risih, ibu dan ayah akan berhenti mengusik ibu kim jika ibu kim memberi tau dimana yeji, tentu saja ibu kim tidak akan pernah mau member tau dimana yeji.

Yeji berfikir keras bagaimana cara nya agar ibu kim tidak diganggu lagi, apakah ia harus menyerahkan diri nya dan ikut pulang bersama ibu dan ayah nya. Tapi ia masih tidak tau apa yang mereka rencanakan, yeji hanya tidak ingin berpisah dengan ibu kim, adik-adik nya dipanti asuhan, dan juga yeonjun.

Memikirkan itu membuat yeji menangis, itu sebab nya ia memutar musik dengan volume besar, ia menutupi isakan nya dengan suara musik dari ponsel nya.

Tbc...
SORRY FOR TYPO
jangan lupa votemen
btw aku udah publish cerita baru aku lohh judul nya hope
aku masih pake cover seadanya, nanti bakal aku buat cover nya kalo udah ada bahan nya
jangan lupa mampir ya^^

[✔] sempurna || choi yeonjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang