19. Mama

5.6K 583 23
                                    

Jisung sedang berkutat dengan kegiatannya membuat sarapan ketika dia mendengar suara Minho memanggilnya dari ruang tengah.

Minho masih tertidur di sofa. Tapi bibirnya terus menyebut nama Jisung bekali-kali. Keringat membasahi dahinya.

"Kak? Kak Minho?"

"Jisung... Jisung... Jisung..."

"Kak Minho, bangun kak. Ini Jisung."

Jisung menepuk pelan pipi Minho hingga akhirnya lelaki tampan itu tersadar.

"Jisung?"

"Iya. Ini Jisung."

GREP

Entah apa yang terjadi di alam mimpinya. Yang jelas Minho memeluk Jisung begitu erat. Seakan Jisung akan pergi jauh darinya.

"Kakak kenapa? Mimpi buruk?"

"Hm. Ada yang mau ambil kamu dari kakak."

"Siapa?"

"Monster."

Jisung terkekeh gemas. Minho masih saja kekanakan.

"Kakak gak baca doa dulu kan sebelum tidur? Makanya kakak bisa mimpi buruk."

Minho terdiam. Yang dikatakan Jisung itu persis seperti ucapan Minho dulu, saat Jisung seringkali mimpi buruk setelah mereka menonton film horror.

"Kamu gak baca doa dulu ya sebelum tidur? Makanya kamu jadi mimpi buruk."

Jisung mengusak rambut Minho yang mulai memanjang. Merapikan poninya ke samping. Hingga dahi Minho yang penuh keringat terlihat jelas sekarang.

"Kakak sampai keringetan begini."

Jisung mengelap keringat yang mengucur di dahi Minho dengan tangannya.

"Udah ya, Jisung mau bikin sarapan dulu."

"Tunggu."

Jisung menatap Minho yang menahan tangannya.

"Kakak mau bantu boleh?"

"Boleh."

Minho mengikuti Jisung ke dapur. Kemudian Jisung memberikan Minho daun bawang dan pisau.

"Kakak bantu iris daun bawangnya ya?"

"Hm, oke."

Minho mengikuti perintah Jisung. Niatnya dari awal memang ingin membantu Jisung.

Minho tidak kesulitan sama sekali mengiris daun bawang dengan tangannya yang terluka, bagi Minho luka itu tidak terasa sakit.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Minho memberikan daun bawang yang sudah diiris pada Jisung. Kemudian dia memperhatikan Jisung yang tengah serius memasak.

"Ji, soal yang semalam itu... kakak minta maaf."

"Gak apa-apa kok, kak. Jisung tau kalau perasaan kakak sedang kacau, Jisung juga salah karena Jisung sempat terbawa suasana."

Benar dugaan Minho, Jisung dengan mudah memaafkannya.

Tapi Jisung salah, semalam itu, semua terjadi bukan karena perasaan Minho yang sedang kacau, itu semua sungguh-sungguh dari hati Minho. Minho serius dengan perkataannya semalam.

"Kak, Jisung boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Kakak bangunkan Minji sama Jiho, sarapannya sudah siap."

"Oke."

.

.

My EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang