12. Permintaan Maaf

5.6K 621 21
                                    

Minho tidak menemukan Jisung dan Minji dimana pun. Jiho bilang Jisung langsung membawa Minji pulang saat bel pulang berbunyi. Bahkan Sungchan pun sama, dia tidak bertemu Jisung seharian ini.

Minho kebingungan. Dia harus mencari Jisung kemana. Dia tahu kalau sepulang Minji sekolah, Jisung tidak langsung pulang ke rumahnya, dia melanjutkan bekerja di minimarket. Tapi Minho tidak tahu dimana letak minimarket tempat Jisung bekerja, Sungchan pun tidak tahu.

"Coba deh tanya cowok bule yang suka Jisung titipin Minji itu kak, duh siapa ya namanya, gue lupa."

Cowok bule? Minho memutar otaknya. Siapa cowok bule yang dimaksud Sungchan. Jisung bilang kalau dia bekerja, Minji suka dititipkan di rumah Changbin.

"Itu loh kak... yang wajahnya ada freckles nya itu."

"Ah Felix! Bego banget gue sampe lupa!"

Minho menghubungi Felix, kebetulan dia masih punya nomor Felix. Tak butuh waktu lama, Felix menjawab, memberinya alamat minimarket tempat Jisung bekerja.

"Chan, gue titip Jiho. Anter dia pulang, temani di sampe gue pulang."

"Siap kak."

"Jiho sama paman dulu ya. Papa pergi dulu."

"Iya papa."

"Jadi anak penurut ya sayang."

Jiho akhir-akhir ini selalu ingin bersamanya. Bahkan Jiho meminta Minho yang mengantar dan menjemputnya. Tidak mau lagi Seungmin.

Ketika Minho tanya kenapa, Jiho tidak mau menjawab. Dia juga tidak mau kalau diantar pulang ke butik Seungmin, Jiho lebih memilih ikut ke kantor Minho dan bermain dengan paman Hyunjin, katanya.

Untuk Minho sendiri, dia dan Seungmin belum pernah berbicara serius lagi semenjak pertengkaran waktu itu. Mereka tetap tidur satu ranjang, makan bersama dengan Jiho juga, di rumah pun masih tetap bersikap biasa jika di hadapan Jiho.

Masih belum ada yang mau mengalah. Baik Minho maupun Seungmin, mereka sama-sama keras kepala. Dan merasa diri mereka sendiri tidak bersalah.

.

.

.

Minho sampai di minimarket tempatnya Jisung bekerja. Dan kebetulan sekali dia melihat Jisung sedang mengangkut kardus berukuran besar sendirian.

Jisung cukup kesulitan dengan tubuhnya yang kecil. Ditambah lagi kakinya tidak cukup kuat menopang beban yang cukup berat seperti itu.

Minho cepat-cepat keluar dari mobilnya yang diparkir di pinggir jalan. Dia mengambil kardus besar itu dari tangan Jisung. Jisung menatapnya terkejut.

"Taruh dimana Ji?"

"A-ah, disana kak. Ada gudang."

Jisung menunjuk pada sebuah ruangan yang pintunya terbuka di dalam minimarket itu. Minho mengikuti ucapan Jisung dan menaruh kardus itu disana.

"Ma-makasih kak. Padahal kakak gak perlu sampe bantuin Jisung."

"Lo kesusahan gitu, masa iya gak gue bantu."

Minho mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi yang kebetulan ada diluar minimarket itu.

Jisung masuk ke dalam minimarket, kemudian keluar dengan membawa sebotol air mineral dingin dan diberikan pada Minho.

"Thanks."

Jisung duduk di kursi yang bersebrangan dengan Minho. Tangannya bertaut satu sama lain, dan tidak berani menatap Minho.

My EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang