23. Bertahanlah

5.1K 486 29
                                    

Changbin dan Felix datang tergesa. Menghampiri Minho yang penampilannya sangat berantakan.

Mereka berada di depan kamar operasi. Jisung ada di dalam sana. Dan karena itulah Minho sangat kacau.

Minho menghubungi Changbin sambil menangis. Changbin panik saat mendengar suara tangis Minho, apalagi saat Minho mengatakan Jisung pingsan dan berada di rumah sakit.

"Changbin! Changbin! Jisung, Bin... Gu-gue..."

"Hey... tenang dulu. Pelan-pelan, lo harus tenang, oke?"

Felix memberikan sebotol air mineral pada Minho. Dan Minho menerimanya. Dia meminum air itu, walaupun sedikit setidaknya bisa mengobati tenggorokannya yang terasa kering.

"Dokter bilang Jisung harus segera di operasi, gue gak tau harus gimana, gue gak bisa nolak, gue gak mau kehilangan Jisung, Bin."

"Gak apa-apa. Gue ngerti kok. Jisung juga pasti ngerti ini yang terbaik buat dia."

"Ini salah gue, gue gak perhatiin Jisung, gue gak tau kalau dia lagi sakit."

"Ho, ini bukan salah lo, berhenti nyalahin diri lo, Jisung sakit bukan salah lo."

Pertama kalinya Changbin melihat Minho se-kacau ini. Dan itu semua karena Jisung. Jisung memang memberikan dampak yang hebat dalam hidup Minho. Changbin begitu yakin, rasa cinta Minho pada Jisung sangat besar.

"Kak, Jisung itu kuat kok. Gue yakin Jisung bisa lewatin ini. Jisung pasti bisa bertahan."

"Lo denger kata Felix kan? Sekarang mending kita berdoa buat Jisung."

.

.

.

Minho mengucap syukur beribu kali, Tuhan mengabulkan doanya. Operasinya berjalan lancar.

Jisung sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Tentu saja Minho meminta ruang VVIP.

Jisung sudah sadar. Tapi matanya masih sayu. Dia masih merasakan kantuk efek dari obat bius.

"Maaf, karena Jisung acara kencan kita jadi gagal."

"Jangan minta maaf, sayang. Ini bukan salah kamu."

Minho menggenggam tangan Jisung yang bebas tanpa selang infus, menciumnya puluhan kali.

"Kakak juga salah kakak kurang perhatiin kamu, harusnya kakak tau kamu lagi sakit."

"Engga kak. Kakak gak salah, Jisung juga gak bilang sama kakak kalau Jisung sakit."

"Intinya yang penting sekarang kamu udah baik-baik aja, dan juga kakak udah resmi ngelamar kamu."

Jisung masih saja merona karena ucapan Minho. Dia tatap jari manisnya yang sudah berhiaskan cincin pemberian Minho.

"Kakak tau gak, selama perjalanan menuju hotel, Jisung berdoa pada Tuhan, Jisung ingin bertahan. Jisung tidak ingin berpisah dengan kakak lagi."

"Dan Tuhan mangabulkan doa kamu. Tuhan mengabulkan doa orang baik seperti kamu, Ji."

"Kak..."

"Ya, sayang."

"Mau cium..."

Minho ingin melebur saja rasanya. Jisung begitu lucu dengan wajah merona nya memintanya sebuah ciuman dengan malu-malu.

My EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang