Mungkin ini adalah hari menyebalkan untuk Sakura, dimana ia harus mengikuti pelajaran olahraga, lebih parahnya lagi harus bertanding basket dengan kekasihnya sendiri. Jika saja ia dan Sasuke sedang baik-baik saja, mungkin ia tak akan merasa kesal seperti ini, namun sebaliknya mereka sedang bertengkar. Membuat pertandingan semakin memanas, padahal ini hanya untuk menguji permainan basket mereka.
Sempat beberapa kali ia mengumpat saat Sasuke dengan lihai merebut bola darinya, ingin rasanya meninggalkan lapangan basket tersebut. Tidak, ia masih sayang nilai. Tak mungkin hanya karena masalah pribadi, nilainya anjlok.
Poin tim mereka benar-benar ketinggalan jauh sekali. Tak heran memang karena lawannya adalah tim unggul di sekolah, lagipula Guy sensei sangat tak masuk akal. Yang benar saja, tim sekolah dijadikan sebagai lawan mereka.
Mata emeraldnya menatap bola yang ada di tangan Tenten, ini kesempatan mereka untuk menambah poin. Sembari berlari mendekati Tenten, matanya tak sengaja melirik Sasuke yang tengah mendekati sahabat cepolnya dari arah berlawan. Sepertinya ia harus lebih cepat dari lelaki itu.
Maka dengan segala tenaga yang dikumpulkan dari segala penjuru dunia, oke itu berlebihan. Sakura segera mendekati Tenten, sebelum Sasuke merebut bola itu.
Jarang sekali ia berambisi seperti ini, hanya karena ingin mengalahkan tim Sasuke yang jelas-jelas sangat tak mungkin dikalahkan. Sakura berandai terlalu tinggi, kalau jatuh tentu saja bisa sakit.
Sasuke sepertinya senang membuatnya kesal, lihat jarak lelaki itu dari Tenten sama dekat dengan dirinya. Oke, ia akan menunjukkan pada kekasih pantat ayamnya kalau dirinya benar-benar serius dalam permainan ini.
Jaraknya semakin dekat, selangkah lagi berada di hadapan Tenten. Padahal bisa saja ia menyuruh Tenten untuk memberikan bola tersebut padanya, namun nyatanya ia berambisi untuk mengambil langsung.
Langkahnya terhenti begitu pun dengan Sasuke. Entah bagaimana bisa Sasuke menunduk hingga membuat kedua jidat tersebut bertemu dan terbentur keras. Menghasilkan bunyi ngilu, karena sentakan Sakura yang begitu keras. Memang karena ia terlalu cepat ketika berlari.
Sakura melebarkan matanya, bukan karena wajah Sasuke yang berada dekat dengannya, namun karena rasa terkejut sekaligus sakit. Ini lebih buruk daripada ia mengetukkan kepalamya sendiri di tembok kamar ketika bertengkar dengan Sasuke dulu. Tentu saja, karena itu adalah sesuatu yang disengajai, berbeda dengan ini.
Suasana di lapangan seketika hening, seolah bunyi pertemuan jidat Sakura dan Sasuke adalah tanda yang buruk. Ah tentu saja, karena detik berikutnya gadis pink itu terkapar indah dilapangan basket, beruntung Sasuke lebih dulu menahan kepalanya agar tak terbentur kerasanya lapangan basket.
"Ku pikir kita dalam bahaya" bisik Tenten pada salah satu temannya.
.
.
.
"Kau tak apa-apa?" Kemana kejeniusan seorang Uchiha Sasuke. Setelah jidat lebar kekasihnya terbentur, masih saja ia bertanya kalau gadis itu tak apa-apa? Oh cepat kembalikan otak jenius lelaki tampan tersebut.
Rasa panik setengah mati menghampirinya ketika melihat Sakura hanya menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong, dia baru saja sadar dari pingsan lima menitnya. Gadis itu sepertinya tengah memikirkan sesuatu, atau paling buruk dia lupa ingatan. Jika itu benar, siap-siap ia menerima pemberontakan dari Ino karena berani membuat sahabatnya kenapa-napa. Jangan lupakan keluarga gadis itu serta keluarganya sendiri.
Sakura masih diam dengan pandangan lurus, sama sekali tak melirik kesana-kemari. Ia pun semakin dibuat panik, jujur jika terjadi sesuatu pada gadis itu, ia adalah orang yang paling panik. Apalagi ini, yang memang karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (End)
RandomTentang Sasuke Uchiha yang begitu posessif pada gadis pink kesayangannya. Dan Sakura si gadis pink keras kepala yang selalu melanggar aturan kekasih pantat ayamnya. # 3 - SasukeUchiha - (16/06/20) # 28 - Sasusaku - (31/07/20) # 1 - SakuraHaruno - (...