XXVI

3.7K 455 25
                                    

Mereka menikmati hari terakhir di tempat ini dengan bermain di sekitar pantai. Rasanya bebas jika milik pribadi seperti ini, tak ada yang akan melarang mereka untuk melakukan apapun.

Seperti saat ini, para kekasih mereka asik dengan dunia sendiri. Bahkan tak khawatir dengan kulit mereka yang mungkin saja akan hangus. Lebih utama adalah berenang, itu kata Ino. Karena sore nanti mereka akan pulang, jadi tak lengkap rasanya jika tidak menikmati liburan di pantai ini.

Berbeda dengan para gadis yang sibuk berenang, para lelaki memilih merebahkan tubuh mereka di kursi pantai beratap payung tersebut, dan ditemani dengan jus segar. Dalam diam mereka memperhatikan kekasih masing-masing. Liburan yang menyenangkan bukan.

Ino mengangkat tubuhnya ketika merasakan panas di punggungnya, sepertinya ia harus menggosok kembali tabir surya. "Kalian tunggu sebentar ya, aku akan menggosok punggungku lagi"

Sakura dan Hinata menoleh padanya, "tentu, cepat kembali. Ah iya jangan lupa bawakan topi pantaiku" ucap Sakura, dan Ino hanya membalas dengan anggukan.

Mereka seketika menjadi fotografer dadakan sekarang. Tak lengkap jika pulang liburan tak membawa bukti berupa gambar, dan mereka benar-benar banyak mengambil foto di pantai indah ini. Sekalian juga untuk dijadikan postingan baru di sosial media.

Kembali pada Ino yang baru saja menduduki dirinya di ujung bangku pantai yang ditempati kekasihnya. Dengan gerakan cepat ia mengambil tabir surya lalu melemparnya pada Sai. "Gosok punggungku"

"Aku sedang bersantai, kau bisa me--"

"Apa? Kau sudah berjanji untuk menggosokkan tabir surya di punggungku"

Tak ada bantahan lagi, Sai segera menduduki tubuhnya dan menggosok punggung kekasihnya. Ino sesekali akan memberi arahan, dan Sai hanya bisa menurut.

Mengambil jus milik kekasihnya dan meminumnya, "kau tahu?" Tanya Ino.

"Kenapa?"

"Aku menemukan tempat foto yang bagus, kita bisa berfoto disana" tangannya menunjuk batu besar yang berada tak jauh dari mereka.

"Tidak kau saja, matahari sedang panas-panasnya" tolak Sai.

Memukul pelan paha lelaki itu dengan kesal. Sai jika sedang bersantai seperti ini rasanya sulit diganggu, tapi ini hari terakhir mereka disini sebelum mereka pulang paling tidak membuat kenangan berupa foto juga tak masalah.

"Ayolah Sai-kun, kau bertingkah menyebalkan"

Sai tak menanggapinya dan memilih kembali merebahkan tubuhnya, seketika membuat Ino semakin dibuat kesal. Gadis itu mencubit perut kekasihnya yang tak ditutupi apapun.

"Sa-sayang iya-iya kita berfoto" keluhnya sambil menyetujui. Ia mengelus perutnya yang terasa berdenyut. Cubitan Ino tak main-main.

"Ya sudah ayoo"

"Tapi sebentar, sekarang masih panas. Tadi kau mengeluh kulitmu terbakar bukan?"

"Ck menyebalkan" meski begitu Ino memilih untuk ikut merebahkan tubuhnya di samping lelaki itu. Mengabaikan teriakan Sakura yang menyuruhnya untuk kembali. Cuaca memang sangat panas, pantas saja punggungnya terasa panas padahal sudah diolesi tabir surya.

.

.

.

Sakura dan Hinata menghampiri Ino yang tak kembali, mereka benar-benar menunggu di bawah panas matahari dan Ino dengan santai tidur-tiduran di samping kekasihnya. Ah tuhan tahan tangan Sakura agar tidak menjambak rambut pirang milik sahabatnya itu. Oke jangan lupakan juga Hinata baru saja mendengus sebelum menghampiri Naruto, sepertinya dia tahu jika Ino belum ingin berpanas-panasan.

Love Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang