XXIII

4.5K 611 128
                                    

Teriakan Sasuke mampu membuat mulutnya terkatup. Hatinya seakan dihantam ribuan batu, kenapa harus sesakit ini. Ia tak pernah dibentak dan ia tak pernah dimarahi sekejam ini oleh Sasuke, dan rasanya sungguh menyakitkan.

Tubuhnya merosot pelan, bersamaan dengan air matanya yang kembali menetes. Isak tangisnya keluar pelan, "hiks, ibu a-aku takut" bisiknya.

"A-aku tak sanggup" tangisnya, tangannya sibuk menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit. Kenapa rasanya sesakit ini.

"Bagaimana perasaanmu?" Dengar, dia bahkan bertanya tanpa adanya rasa bersalah sama sekali. Setelah membuat Sakura sakit hati, dia masih bisa bersikap santai.

"Hiks, kau pikir aku akan baik-baik saja setelah diacuhkan bahkan diselingkuhi oleh kekasihku sendiri" menepuk dadanya yang terasa berdenyut, "aku sakit Sasuke"

Sasuke ikut duduk di hadapannya, mensejajarkan tubuh mereka. Lelaki itu mencengkram pipinya, memaksa agar ia menatap wajah lelaki itu, "aku pun begitu, kau pikir aku akan baik-baik saja setelah melihat kekasihku berselingkuh"

Menepis kasar tangan Sasuke dari pipinya, "jangan mendaga-ngada, hiks a-aku tidak selingkuh"

"Beralasan ingin menghabiskan waktu dengan teman-temanmu hingga menolak ajakanku, namun ternyata kau bertemu dengan setan merah sialan itu bukan, makan bersama, berpelukan di halte, dan apa dia memberikanmu jaket. Romantis sekali kalian"

"A-apa maksudmu? Aku tidak selingkuh dengan Gaara, kau salah paham"

"Salah paham? Tentu saja tidak setelah melihat ini" Sasuke memperlihatkan ponselnya yang berisi banyak foto dirinya dan Gaara, dari caffe hingga dalam bus saat Gaara menyelimutinya dengan jaket milik lelaki itu.

Jadi alasan Sasuke bersikap aneh itu karena foto ini? Tidak, lelaki itu salah paham.

"Ka-kau lebih percaya foto ini daripada diriku, hiks kau bahkan bersikap kasar padaku hanya karena foto ini? Kau salah paham Sasuke, aku tidak-"

"Iya Sakura, dan kita impas bukan?"

PLAKKK

Butuh waktu untuknya memberikan lelaki itu tamparan, cukup sudah ia menahan semua ini. Sasuke telah melewati batasnya, menuduhnya begitu saja tanpa mencari tahu langsung. Kemana otak jenius lelaki itu.

"Kau benar-benar keterlaluan menuduh yang tak benar padaku" ia mendorong tubuh Sasuke menjauh darinya, "sekali lagi kau menuduh sesuatu yang tak ku lakukan, maka aku akan melakukannya agar tuduhanmu menjadi nyata"

.

.

.

"ARKHHH AKU TIDAK SELINGKUH HIKS TIDAK" teriakannya mampu membuat beberapa orang yang berada di dalam kamar itu terkejut sekaligus khawatir. Terutama si lelaki berambut emo yang tengah sibuk menghapus keringat gadis tersebut.

Sakura, gadis itu membuka matanya lebar-lebar. Sambil mengumpulkan kesadarannya, ia menatap wajah lelaki di hadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Menggeleng pelan, ia terisak, "hiks a-aku tidak selingkuh"

Sasuke mengernyit heran, ia berbalik menatap Ino yang sama-sama khawatir pada keadaan Sakura.

"Sakura kau kenapa?" Pertanyaan Ino mampu membuat Sakura mengalihkan tatapannya dari Sasuke.

"Ino aku tidak selingkuh, kemarin aku berkumpul dengan kalian di caffe bukan? Gaara dia itu ha-"

"Kau ini kenapa?" Lagi-lagi Ino melayangkan pertanyaan padanya. Membuat Sakura semakin merasa panik, saat semua mata memandangnya penuh tanya. Ia tak suka ini, seolah ia melakukan suatu kesalahan dan disudutkan.

Love Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang