Selamat baca semua:)))
Lo tuh rese banget ya Nen!"
Pandangan Neni seketika beralih pada Mocca. Dengan wajah bingung, matanya bertanya-tanya.
"Apaan?!" Tanya Neni, dahinya mengernyit.
"Misi Mba!"
Kedatangan geulis yang tiba-tiba menginterupsi obrolan mereka berdua, refleks pandangan dua dara itu mengarah pada Geulis.
"Ada apa Lis?" Tanya Mocca sambil tersenyum hangat, wajahnya tadi yang kesal berubah jadi manis.
"Pesenan Mba Mocca yang seperti biasa teh yang mana nyak? Mba Mocca kan suka gonta-ganti makanan. Kumaha atuh geulis bingung"
"Aku jus leci aja, tapi yang hangat"
Geulis mengangguk paham kemudian pamit dan berlalu darisana.
Setelah Geulis pergi, Mocca kembali menatap Neni dengan wajah datar dan rahang yang mengeras serta tatapan tajamnya yang menusuk.
"Bener-bener lo ya Nen, gue ngga habis pikir sama lo!"
"Kenapa sih Ka? Ngga habis pikir kenapa?"
"Misi mba"
Geulis tersenyum hangat pada kedua dara itu. Mocca mengubah ekspresinya menjadi ramah sedangkan Neni menatap geulis sinis, karena lagi-lagi menganggu obrolanya dengan Mocca.
"Maaf Mba, lecinya teh kosong. Mau diganti apa?"
"Eum... Susu kedelai hangat aja deh"
Geulis mengangguk paham dan berlalu begitu saja. Pandangan Mocca kembali beralih kepada Neni dan ekspresinya pun seketika berubah menjadi jutek.
"Penyakit lo tuh dari dulu ngga pernah berubah! selalu ngasih tahu hal pribadi gue ke orang lain!"
Mata Neni membulat, ia tak mengerti sama sekali dengan ucapan Mocca. Dipikir-pikir ia tak melakukan itu dan ia tidak membuat Mocca kesal juga akhir-akhir ini. Semuanya terasa tak ada masalah, lalu mengapa Mocca marah-marah padanya.
"Ngasih tau hal priba-"
"Misi Mba"
Kedatangan Geulis memotong pembicaraan Neni. Sepasang bola mata gadis itu melebar menatap Geulis sambil menghela napas kasar. Yang sangat terdengar jelas di telinga mereka.
"Daritadi lo ngapain sih, misa misi misa misi!" Omel Neni.
Mocca menatap Neni sambil menggelengkan kepalanya, menyuruh Neni untuk tidak berkata seperti itu. Dan Neni hanya bisa menghela napas kasar sambil memainkan ponselnya.
"Maaf Mba Neni. Cuma mau ngasih tahu aja, kalau Nasi gorengnya bisa dapat gratis satu, kalau bayar nya lewat e-money"
Neni meletakkan ponselnya dengan kasar di meja, kemudian menatap kesal Geulis.
"Mau bayar pake e-money kek, e-banking kek, e-ler sekalipun. GUE BAYAR, OKAY!!"
Geulis mengangguk paham sambil tersenyum kaku. Ia merasa tak enak melihat Neni yang kelihatanya sangat kesal padanya. Mocca hanya bisa tersenyum seolah memberi kode untuk Geulis segera pergi. Geulis menurut, sudah berapa kali ia menganggu obrolan dua dara itu.Mocca kembali menatap Neni dengan pandangan yang sama yaitu jutek.
"Lo tuh kenapa sih Ka, marah-marah ngga jelas" Jari jemari Neni sibuk memainkan ponselnya.
Melihat Neni yang begitu santai dan menyepelekan amarah Mocca. Gadis berambut coklat itu merampas ponsel Neni dan menaruh nya ke meja dengan kasar. Pandangan Neni beralih pada Mocca, kedua matanya melebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/242298989-288-k84078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDGE OF NUELA
RomanceMocca Adia Bimala anak dari salah satu konglomerat yang ada di Jakarta. Memiliki karir cemerlang sebagai wakil direktur perusahaan properti termewah se-nusantara. Memiliki kesempurnaan yang akut begitu lah orang lain mencap nya. Keluarga yang begit...