Prolog

65 37 29
                                    

Gadis itu berjalan tanpa tujuan di tepi trotoar jembatan dengan tatapan kosong, lalu lalang kendaraan diacuhkan begitu saja. Kebaya yang harusnya melambangkan keanggunan dan kebanggaan bagi siapa pun yang memakainya, sungguh itu tak berlaku padanya.

Fisik dan hati begitu senada menampakkan kehancuran. Ia adalah manusia paling hancur di muka bumi, begitu lidahnya selalu berucap.

Untuk kesekian kali, semesta tak berpihak pada gadis malang ini. Dicintai dan memiliki kehidupan bahagia bersama makhluk tuhan keturunan adam, yang telah ia pilih untuk mendampinginya sehidup dan mati. Itu saja yang selalu berbisik dalam keheningan doanya. Sangat klise, namun mustahil untuk dikabulkan. hidupnya telah sia-sia dan kematian adalah cara terbaik bagi gadis malang itu.

Telapaknya mencium aspal yang basah, berjalan tanpa arah serta tujuan yang benar. Akal dan pikirannya telah dibutakan oleh kekecewaan, diiringi dengan amarah yang menggebu.

Terlihat dari kejauhan, sebuah truk berwarna kuning yang mengangkut material bangunan dengan kecepatan tinggi mengarah padanya. Dengan penuh rasa panik, Supir truk itu terus membunyikan klakson mobil karena gadis yang sebentar lagi ia hantam, masih berjalan vertikal mengarah truk itu. Seakan ingin menjemput ajalnya sendiri.

Pedal rem diinjak dalam-dalam, berharap truk tak menghantam tubuh ringkih gadis itu. Peluh keringat mulai bermunculan pada pelipis supir paruh baya. Pikiranya mulai berkelana bebas, memikirkan nasibnya dan juga nasib sang gadis.

Namun, datang seorang pria yang entah darimana asalnya. Mendorong gadis itu dengan sangat kuat, yang membuat keduanya terjatuh ke tepi jalan jembatan Nuela.

Usaha supir truk itu ternyata membuahkan hasil. Ia berhasil mengerem mendadak, namun naasnya hilang kendali karena kelebihan muatan. Hingga membuat truk itu oleng dan berguling kearah sungai teramat deras yang berada dibawah jembatan Nuela.

"Woy! Sadar, lo itu hampir celakain diri lo sendiri dan orang lain" 

Teriak pria itu sambil mengguncangkan kedua bahu gadis yang berpenampilan bak pengantin, dengan tata rias tak padu yang menyelimuti wajahnya.

"DIAM!!! KAMU NGGA TAU APA YANG UDAH TERJADI DALAM HIDUP SAYA"

Histeris gadis itu sambil menepis kasar kedua tangan pria dihadapannya.

"Masalah itu bukan milik lo doang, semua orang juga punya masalah. Dengan lo bertingkah konyol kaya gini, apa masalah lo bisa selesai?"

"Lo liat kan sekarang" tunjuk nya kearah sungai. "Gara-gara lo truk itu jatuh ke sungai dan sopirnya pasti punya keluarga yang menunggu dia dirumah. Dan itu akan jadi penderitaan besar bagi keluarga nya! "

Gadis itu tertegun, tangisnya mulai sunyi. Ia sudah bertingkah konyol dengan membuat kekacauan disini, hingga menimbulkan penderitaan baru bagi orang lain.

"Semakin lo ngga punya pikiran jernih saat menghadapi masalah, masalah itu akan terus menghantui lo. Dan coba untuk petik hikmahnya di setiap masalah yang lo hadapi"

Ucap pria itu dalam segala penekanan di setiap kalimatnya. Dan itu menjadi kalimat terakhir yang terdengar di telinganya. selebihnya pria itu telah hilang. Datang tak diundang dan pergi tanpa pamit.

Gadis itu masih mematung di tepi jalan, menangis terisak-isak hingga air matanya habis tak karuan, tak peduli dengan keadaan sekitar yang telah kacau olehnya. Penyesalan, kesedihan, kekecewaan, amarah yang menggebu-gebu menyatu menjadi satu.

Yang membentuk kepribadian berbeda dari dalam dirinya, yang jauh lebih buruk dari kondisinya kini dan babak pun dimulai...
.
.
.
.
.
.
TBC

Halo!! makasih bgt buat yang udah baca,mari menghargai dengan vote dan comment. Gue penulis amatir jadi minta bantuanya kalo misalkan tulisan gue ada yang salah atau gmn ya. Trus cerita ini bakal di update setiap malming (daripada malmingan mending baca cerita gue aja hahaha) atau bahkan akan lebih cepet kalo respon kalian banyak bye!!!!

Salam sayang dari filos💋

BRIDGE OF NUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang