AGHISA
14. Menjadi Kacau
- - -
Katanya, seorang Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Dan Papa adalah bentuk cinta pertama yang sempurna bagi Ghisa.
Papa yang selalu memuji Ghisa atas semua pencapaiannya. Papa yang selalu membuat makanan kesukaannya, Papa yang selalu membacakan dongeng malam untuknya, Papa yang selalu mengikat rambutnya walau tak seindah buatan Mama.
Itu dulu, sebelum akhirnya Ghisa di jatuhkan, dikecewakan dengan kenyataan kalau Papa nya pergi dari rumah, meninggalkannya. Papa pergi tanpa pamit dihari itu, setelah satu minggu kemudian menemui Ghisa disekolah.
Ghisa menghela nafas berat saat sekelebat ingatan dulu melintas di matanya. Ghisa memegang tali tote bag nya erat, tangannya sudah berkeringat saking gugupnya. Sudah sejak saat ia menerima pesan Papa dadanya bergemuruh. Ia terlampau senang jika kalian ingin tau. Padahal belum lama ini mereka bertemu tapi rasanya masih berdebar.
Ghisa memang kecewa, sangat kecewa begitu mengetahui alasan Mama nya berani melayangkan gugatan cerai pada suaminya itu. Tapi tidak bisa di pungkiri, sampai saat ini Ghisa tetap menyayangi Papa nya, tetap menyimpan Papa nya di tempat paling spesial di hatinya.
Papa tetap lah perwujudan cinta pertama yang paling sempurna untuk Ghisa. Mungkin karena itu dia berani menemuinya lagi walau dengan sembunyi-sembunyi. Beruntungnya saat pulang rumah dalam keadaan kosong. Baik Bulan, Mama dan Ayah tiri nya tak terlihat. Segera saja Ghisa bergegas pergi.
"Kenapa gak bilang kalo tempatnya kayak gini sih" gumam Ghisa sedikit sebal karena tempat yang dijanjikan ternyata cukup mewah dan formal. Sedang dia hanya memakai kaos putih polos dengan jeans belel.
Kalau bukan karena Papa nya pasti dia akan kabur saja.
Mengingatnya saja juga membuat Ghisa gugup sampai memainkan jarinya di bawah bangku sana. Waktu mengitari sekekeling dibawah topi hitamnya, tubuh Ghisa secara refleks menegak kala seseorang yang familiar di lihatnya.
Itu Papa.
Yang tampak gagah dengan kemeja biru navy yang melekat pas ditubuhnya pas. Dulu banyak sekali yang bilang Ghisa itu cantik karena mirip Papa-nya, dan Ghisa akan merasa bangga saat orang mengatakan jika ia mirip dengan Papa-nya.
Tapi bukan karena Papa nya yang masih terlihat menawan di usia yang menginjak akhir empat puluh itu, tapi Papa yang tampak sehat dan rona bahagia terpancar disana Ghisa bisa merasa sedikit lega.
"Nak, maaf Papa telat. Jalanan ditutup jadi Papa harus muter dulu" sapaan pertama yang membuat Ghisa merasakan kupu-kupu melayang diperutnya saat mendengar suara bass milik Papa.
Ghisa mengangkat sedikit topinya. "Iya, gapapa"
Papa tampak tersenyum hangat, melihat Ghisa penuh binar dimatanya. "Udah pesen makanannya belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A G H I S A
Teen FictionGhisa bilang pertemuannya dengan Antariksa itu kebetulan yang salah. Sedang menurut Antariksa pertemuannya dengan Ghisa itu takdir Tuhan yang indah.