.
AGHISAO5. Bukan Bella
- - -
Ghisa baru saja menutup teleponnya dengan Bella, waktu Hana adik kelas sekaligus teman satu ekskulnya datang dengan wajah berseri. Hana memang memiliki wajah berseri setiap hari sih. Badan mungil dan rambut pendeknya membuat kesan imut melekat didirinya.
"Kak, Ghiiiiis...." panggilnya sedikit berteriak.
Ghisa tersenyum menyapa. "Kenapa balik lagi, Na?"Tadi setelah selesai ekskul Hana sudah pulang, semua orang juga. Dan hanya Ghisa yang masih disini, sendiri. Selain karena lukisan yang ditugaskan Pak Didi sebagai pembimbing ekskul belum selesai, dia juga tengah menunggu Atta dan Bella menjemputnya.
Ngomong-ngomong hari ini adalah semi final basket, dan tadi ditelepon Bella bilang jika sekolah mereka menang. Dan seperti janji Atta, cowok itu akan mentraktir Ghisa dan Bella. Itu kayak udah kebiasaan Atta setiap cowok itu menang.
Mengingat basket, kenapa Ghisa jadi teringat Antariksa yang kemarin memberinya sekotak susu dan Jelly sebagai undangan. Aneh aja menurutnya, kelakuan lelaki itu ada-ada saja. Apalagi ditambah dia yang belum tahu nama asli Ghisa, membuat Ghisa kadang ingin tertawa.
"Kak Ghis... Kak? Hellaw" Ghisa tersadar waktu Hana dengan tangan yang melambai-lambai di depan wajahnya.
"Ehh, Na. Sorry" jawab Ghisa tak enak.
Aduuh, lagian ngapain ingat cowok nyebelin itu sih? Rutuknya dalam hati.
"Tadi kan Hana ke perpus dulu gitu Kak Ghis-"
"Nyolong wifi?" potong Ghisa membuat gadis itu menyengir lucu.
"Hehe, biasalah. Eh trus Hana ketemu Pak Didi yang mau pulang, trus disuruh kasih ini deh" Hana menyerahkan kertas yang sedari tadi dipeluknya.
"Katanya Kak Ghisa gak ikutan yah?" tanya Hana dengan nada sendu.
Selesai ekskul tadi Pak Didi mengumumkan jika tengah ada perlombaan desain poster, yang kebetulan Pak Didi ikut berkontribusi didalamnya. Dan Ghisa diminta untuk ikut, tapi Ghisa langsung menolaknya saat itu juga. Ghisa bukan gak mau, tentu saja.
Apalagi katanya kali ini ada hadiah berupa uang tunai. Ghisa tergiur pastinya. Tapi Ghisa belum tentu bisa menutupinya dari Mama, itu yang jadi masalahnya. Bagaimana dia yang dengan sengaja meminta Pak Didi untuk tak menuliskan nama ekskulnya didalam rapot saja sudah repot waktu itu.
Apalagi sekarang. Ghisa pasti membutuhkan waktu lama diluar jika tak ingin diketahui Mama. Hal itu juga pastinya menimbulkan tanya dari Mama. Alasan osis saja tak akan bisa menutupi, apalagi masa kerja nya sudah habis bulan depan.Ghisa jadi pusing, dan memilih untuk tak mengikuti saja.
"Iyaa, gue gak bisa ikutan" jawab Ghisa dengan wajah sendu, entahlah Ghisa merasa bersalah pada Hana sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G H I S A
Teen FictionGhisa bilang pertemuannya dengan Antariksa itu kebetulan yang salah. Sedang menurut Antariksa pertemuannya dengan Ghisa itu takdir Tuhan yang indah.