O7. Peluk Ditengah Peperangan

1.1K 285 100
                                    

.
AGHISA

- - -

Banyak hal-hal yang Ghisa anggap terlalu jahat untuk menimpanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak hal-hal yang Ghisa anggap terlalu jahat untuk menimpanya. Pernah sekali Ghisa menangis meminta agar mati saat itu juga. Tapi kenyataannya keinginannya untuk hidup lebih besar.

Ghisa terlalu lemah untuk hidup, juga terlalu pengecut untuk mengakhiri hidupnya.

Saat hari dimana Papa dan Mama, dua orang yang teramat dicintainya memilih untuk berpisah. Menjalani hidup masing-masing dengan cara yang tidak baik. Mama berteriak sambil memukul Papa saat itu dengan air mata yang tak henti berjatuhan.

Ghisa ingat sepulang sekolah waktu itu Ghisa yang bersemangat ingin menceritakan pengalamannya dihari pertama jadi anak smp harus hancur dan dikejutkan kenyataan jika Papa tertangkap mempunyai wanita lain dihidupnya. Ghisa juga ingat bagaimana pas bunga yang Mama simpan dimeja untuk menghias ruang tamu saat itu melayang hingga pelipis Papa mengeluarkan darah.

"KURANG AKU SEBENERNYA APA?"

"Enggak ada, Ris. Aku udah bilang itu kesalahan."

"KESALAHAN? KAMU BAHKAN PUNYA KETURUNAN DARI DIA, MAS. DAN SEKARANG MINTA AKU BUAT TERIMA ANAK HARAM ITU?"

"BRENGSEK, BAJINGAN. AKU BENCI SAMA KAMU" saat itu sebuah bantal kembali terlempar. Ghisa berdiri di ambang pintu, hari itu Ghisa rasa dunianya runtuh seketika.

Papa nya, laki-laki yang Ghisa anggap tak akan pernah mengkhianatinya ternyata punya cinta selain dia dan Mama nya. Ghisa tak bisa membendung air matanya, dan bertepatan dengan air mata yang lolos saat itu, Papa menangkap sosoknya yang terpatung.

"Ghisa" paniknya.

Mama ikut menoleh, menatap Ghisa yang kilat kekecewaan nya terlihat jelas. Lantas Mama tertawa sumbang. "Liat, Liat anak kamu yang selalu banggain kamu. Liat!!!

" LIAT DIA MAS"

"APA KAMU GAK MALU?"

Ghisa memejamkan matanya sembari menelan ludahnya berat. Kenapa? Kenapa Tuhan jadikan keluarga nya hancur seperti ini.

"Riss, aku salah. Tapi tolong, kita stop dulu, oke. Kita harus bicara dulu sama Ghisa" Papa saat itu panik bukan main, ingin melangkah mendekati Ghisa tapi Mama lagi-lagi melempar dengan barang apapun yang berada di sekitarnya.

"Biar, Biar dia tahu seberapa bejadnya Papa yang selalu dibanggain nya. BIAR MAS!!!"

Ghisa tak tahu apa lagi selanjutnya karena dia yang berlari pergi dari sana. Sejak saat itu Ghisa tak pernah bisa pergi di sisi Mama.

A G H I S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang