14. Sebelum Kacau

460 133 13
                                    

AGHISA

13. Sebelum Kacau

- - -

"Ghisa, jadi temen gue, mau?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ghisa, jadi temen gue, mau?"

Kata-kata itu kembali mengalun di telinganya. Padahal jelas Antariksa sudah tidak disisinya, tapi hangatnya masih bisa dirasa sampai saat ini. Senyumnya mengembang begitu menyadari jika kini akan ada seseorang baru disisinya.

Ghisa, gadis itu tersenyum begitu melihat sesuatu yang kini melingkari pergelangannya sampai harus dihentikan bunyi ketukan pintu dari luar sana. Dahinya mengkernyit, seingatnya Mama tengah pergi bersama suaminya.

"Kak, ini Bulan"

Suara dari luar sana membuat Ghisa terbangun dari tidurnya, kemudian bergegas membuka pintu kamarnya.

"Boleh masuk?" Ghisa mengangguk ragu.

Setelah mengetahui Anta lah yang di sukai gadis ini, Ghisa jadi sungkan. Pada akhirnya Ghisa merasa mereka kembali menjadi asing sebelum benar-benar saling menerima.

Ghisa curiga sebenarnya Bulan tahu, tahu perihal Dinda yang mendatangi-ah lebih tepatnya melabraknya karena Antariksa. Lalu tentang hari ini? Bisa jadi Antariksa yang menggenggam tangannya terdengar sampai telinga gadis itu.

Dan yang bisa Ghisa lakukan hanya bisa pura-pura tak terjadi apa-apa. Pura-pura tak mengetahui apa-apa.

"Kak boleh minta tolong gambarin lagi?"

Ghisa tersenyum hangat "Boleh, mau digambarin apa?"

Dia segera bergerak mengambil meja lipat di sisi lemari. Permintaan yang keluar dari mulut Bulan sedikit membuat Ghisa lega. Sedikit tenang karena Bulan yang bersikap biasa saja sekarang. Sampai pergerakan Ghisa dipaksa berhenti di detik berikutnya karena jawaban Bulan.

"Gue.... mau nyatain perasaan"

Ghisa salah.

Dia salah karena merasa tenang, dia salah karena nyatanya kepura-puraannya bisa saja tak berhasil. Apalagi waktu tangan Bulan menuliskan sesuatu di bawah gambaran hasil tangan Ghisa.

Untuk Kak Antariksa

Dari Rembulan Tias

- - -

Setelah semalam memikirkan Antariksa, Bulan dan dirinya . Ghisa menemukan jalan jika dia harusnya bersikap biasa saja. Iyaa, kenyataan kalau Antariksa yang kini menjadi temannya harusnya tak ada hubungannya dengan perasaan Bulan pada cowok itu.

Dan Ghisa seharusnya tak perlu bersusah-susah memikirkan sikapnya terhadap Bulan bukan?

Malah mungkin seharusnya ia membantu adik tiri nya itu.

A G H I S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang