12. Attaya Dan Bella

915 188 63
                                    

AGHISA

11. Attaya Dan Bella

- - -

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemilihan ketua osis baru sudah selesai.

Ghisa kini sudah mengganti jas osisnya dengan kaos putih yang jadi ciri ekskulnya. Semua orang jelas memakai baju berbeda sesuai ekskulnya tentu saja. Dan pertunjukan menari kini tengah berlangsung di tengah lapang sana.

Ghisa bergegas untuk mendatangi stand yang sudah disiapkan teman-temannya. "Sorry gue telat" katanya tak enak.

"Gakpapa Ghis, kita ngerti. Lo mau kesini aja udah syukur, gue kira lo bakalan ikut ngitung suara" sahut Mia.

Ghisa menggeleng. Anggota osis cukup banyak, sedang anggota seni itu hanya sedikit dan yang ditua kan disini juga hanya empat orang termasuk Ghisa. jadi Ghisa rasa ia lebih dibutuhkan disini. Setelah meminta ijin pada Rega- sang ketua osis yang masih menjabat sampai hari ini dan Pak Pian sebagai pembimbing.

"Jadi udah siap niih?" tanya Ghisa memastikan. Mia mengangguk. "Udah, lo tinggal duduk aja tunggu pelanggan" sahutnya bergurau.

Sebenarnya pengumuman kalau anak Seni akan menyediakan jasa lukis wajah sudah diumumkan sejak dua hari sebelum acara dilaksanakan. Niatnya agar orang-orang yang berminat banyak dan tak perlu ragu karena sudah bisa bertanya-tanya jauh-jauh hari.

Dan benar strategi mereka berhasil karena baru saja dibuka perlahan orang berdatangan. Hana terlihat bersemangat di meja pendaftaran sana. Gadis itu sudah mewanti-wanti sejak kemarin jika dia yang akan menajaga pendaftaran.

"Hana pengen jadi yang nerima duit, Kak" itu alasannya.

Ditengah kesenangannya, diluar dugaan Dinda dan dua temannya datang tentu saja untuk dihias wajahnya. Ghisa yang tengah sibuk dengan wajah orang lain mencoba tak mengindahkan. Dan pura-pura tak melihat meraka.

"Tolongin dong, Mi pengen gambar yang anti cewek gatel" suara Mauren terdengar yang disusuli kekehan dua orang lainnya.

Ghisa abaikan.

"Mau apa? ulet bulu?" sahutan datang milik Mia membuat Ghisa hampir menyemburkan tawa. Hampir. Sebelum Dinda menyahut dan berhasil membuat Ghisa terdiam.

"Kalo ulet bulu bikin gatel dong. Sama noh kayak temen lo"

Mia hampir saja emosi, tapi lirikan Ghisa yang mengatakan kalau dia baik-baik saja dan meminta untuk diam menghentikannya.

"Ya terus mau digambarin apa? obat gosok? Atau racun ulet, biar lo gak banyak bacot?" sahutan ketus Mia membuat ketiganya diam.

"Santai, Mii. Gue pelanggan disini" ujar Mauren.

A G H I S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang