O3. Ngedeketin/Dideketin?

1.2K 281 50
                                    

.
AGHISA

O3. Ngedeketin/Dideketin?

- - -

Satu tangannya melempar susu kotak rasa coklat itu hingga melambung keatas, kemudian kembali menangkapnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tangannya melempar susu kotak rasa coklat itu hingga melambung keatas, kemudian kembali menangkapnya lagi. Sedari tadi senyumnya tak luntur di wajahnya, bersiul riang lantas mendudukan diri.

Suasana taman belakang sekolah memang sepi, jarang ada murid yang menghabiskan waktu istirahat mereka disini. Banyak yang memilih mengisi perut dikantin, atau bersantai dikelas, atau mungkin berdiam di perpustakaan untuk berburu wifi gratis.

"Mana?"

Anta gak bisa untuk menahan senyumnya waktu sebuah telapak tangan terulur didepannya. Ia mendongkak, menemukan gadis yang ditunggunya sejak tadi. "Santai, duduk dulu sini. Udah kayak tukang todong aja tiba-tiba gitu" kata Anta menepuk tempat disisinya.

Dia memutar bola matanya, jengah. Memilih tetap berdiri tak mendengarkan Anta.

"Yaudah kalo gak mau duduk, gue juga gak mau kasih sepatu lo" sekarang Anta bisa melihat raut kesalnya seraya mencebik pelan sebelum duduk di sisi Anta.

"Nih"

Alisnya kirinya naik waktu Anta menyodorkan susu kotak padanya. "Gue gak suka susu berasa" ungkapnya.

"Oke, dicatatat. Bella gak suka susu ada rasanya"

Bella?

Ghisa sampai saat ini belum mengaku jika namanya bukan Bella. Dan membiarkan Anta sejak kemarin memanggilnya dengan nama sahabat baiknya itu. Ghisa akan meminta maaf pada Bella nanti karena menggunakan namanya sembarangan.

"Bella, kenapa lo ketawa?"

Bella, Bella, Bella.

Anta yang terus memanggilnya seperti itu membuat Ghisa tak tahan untuk tersenyum geli, ia sampai melipat bibirnya untuk menahan tawanya. Ghisa mencoba kembali memasang wajah datar pada Anta yang terheran.

"Siapa yang ketawa?"

Anta menyipit curiga, ia jelas melihat gadis itu menarik senyumnya tadi. Ghisa menarik nafas pelan, mencoba menetralkan diri. "Yaudah mana? Kita disini karena sepatu gue kan?"

Anta berdehem pelan, menyerongkan badannya untuk lebih menghadapkan diri pada lawan bicaranya. "Gini, tadinya gue mau ngasih ini sebagai permintaan maaf-"

"Maaf?" sela Ghisa.

"Tunggu dulu, kan gue lagi cerita" ucap Anta tak suka.

"Tadinya ini mau gue kasih ini sebagai permintaan maaf, tapi karena lo gak suka jadi gak jadi" jelas Anta menggoyangkan susu kotak ditangannya.

"Maaf buat apa?" heran Ghisa.

"Maaf karena lupa bawa sepatunya"

Ghisa melotot tak percaya. "Lupa?" Anta mengangguk polos.

A G H I S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang