.
AGHISAO6. (Bukan) Mimpi Indah
- - -
"Jadi mau bikin apa?"
"Gini kak, jadi Ulan tuh pengen kasih hadiah gitu sama seseorang"
"Cowok ya?"
Pipi itu seketika bersemu, senyuman malunya keluar. "Jadi beneran cowok" goda Ghisa lagii membuat adik tirinya itu berseru kencang. "IIIIIH KAK GHIS, GAK GITU"
Ghisa tak mampu menahan tawanya. Sedang Bulan sudah mengerucutkan bibirnya, sebal. Yang Ghisa tahu Bulan ini anak mandiri walau katanya sedikit manja jika sudah dekat, begitu kata Ayahnya. Dan Bulan yang merengek manja tadi membuat Ghisa bertanya-tanya .
Apa adik tirinya ini merasa dekat dengannya?
Ghisa tersenyum simpul. "Maaf deh, jadi mau gambar apa disini?"
Bulan mendongkak, kemudian berpikir sejenak sebelum menggelengkan kepalanya. "Gak tau"
Ghisa mengetuk - ngetuk dagunya, ikut memikirkan kiranya hal apa yang cocok untuk digambar di post it kecil berwarna biru ini. "Gini deh, kamu mau kasih apa kedianya?"
"Hem?" Bulan nampak kaget dengan pertanyaan Ghisa. Mungkin gadis itu juga malu menyebutkan hadiah apa yang akan diberikannya. "Janji deh, gak dibocorin sama siapa-siapa" ujar Ghisa melihat Bulan yang nampak ragu.
"Hmmm itu.. Ulan abis belajar bikin kue coklat, jadi mau kasih dia sedikit gitu. Yaa belum bisa sih, tapi emang dikasihnya juga gak buru-buru amat sih"
Ghisa mengangguk mengerti, ada hal yang Ghisa kagetkan sejak tadi, bagaimana Ghisa dengan gampangnya menggoda Bulan yang nampak malu-malu. "Niat banget ngasih hadiahnya. Naksir ya sama cowoknya?"
Tuhkan. Lagi..lagi Ghisa dengan luwesnya menggoda Bulan sampai gadis itu merengek.
"Kakaaaaaaak...."
Ingatan kemarin hinggap setelah Ghisa menghempaskan diri keranjang dengan menutup matanya. Dia menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa akhir-akhir ini dunianya berputar pada cowok itu sih?
Ghisa mengusap wajahnya kasar, kini alasan menghindari seorang Antariksa bertambah. Ghisa gak berharap hubungannya dengan Anta akan lebih dari ini, sampai harus menghindari Anta sebegininya. Hanya saja Ghisa menghindari nantinya terjadi sesuatu dengan Bulan dan dirinya.
Yang pastinya akan berujung pada Mama-nya.
"Kita gak pernah tahu gimana kedepannya. Mungkin aja besok bukan gue yang nyamperin lo, bisa aja jadi lo yang dengan suka rela datang sama gue"
Kalau sampai apa yang Anta katakan tadi itu benar. Maka Ghisa benar-benar dipermainkan oleh yang namanya takdir.
Ghisa tak ingin jadi munafik, dia gak bisa menapik kalau suatu hari nanti dirinya akan tertarik pada Antariksa. Please deh, Bella yang gak di apa-apain aja bisa sebegitu memuja- muji Antariksa, bagaimana dirinya yang akhir-akhir ini sering berinteraksi secara langsung dengannya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G H I S A
Teen FictionGhisa bilang pertemuannya dengan Antariksa itu kebetulan yang salah. Sedang menurut Antariksa pertemuannya dengan Ghisa itu takdir Tuhan yang indah.