Yura hampir saja terlambat hari ini. Hyujin benar-benar sukes membuat Yura tidak bisa tidur. Semalaman Yura mengulang kejadian hari itu di kepalanya. Rencananya untuk move on dari cinta berepuk sebelah tangan ini gagal total. Baimana bisa move on, Hyunjinnya sebaik itu.
Yura masuk kelas tepat ketika bel berbunyi dan mendapati Lia sudah masuk sekolah dan duduk di bangkunya, melambai melihat kedatangan Yura. Di sebelahnya, di bangku yang seharusnya milik Yura sudah ada yang menempati.“Lo duduk kursi gue aja Ra” Han berkata pada Yura yang kebingungan kursinya ditempati. Hyunjin baru datang juga dan langsung duduk di kursinya sendiri.
“hitung ini sebagai balas dendam. Karena si monyet ini pindah duduk sama lo waktu ujian, pak jinyong duduk sebelah gue dan gue ga bisa nyontek?” Han menunjuk Hyunjin emosi. Yang ditunjuk hanya tertawa sambil garuk-garuk. Membuat Han makin emosi.
Di sebelahnya Lia tersenyum jahil pada Yura. dia menggerakan tangannya mengusir Yura. menyuruhnya duduk dengan Hyunjin.
“yaudah duduk sini sama gue aja Ra” hyunjin kasihan pada temannya yang kebingungan itu. Yura segera duduk di bangku yang seharusnya ditempati Han.Yura mulai terbiasa duduk dengan Hyunjin. Dia sudah merasa semakin nyaman dengannya, tidak canggung lagi. Seperti biasa sesekali Yura mencuri pandang ke arah Hyunjin.
Hyunjin hari ini terlihat agak lesu. Dia juga tidak banyak tidur saat pelajaran, tidak seperti biasanya. Alih-alih tidur, Hyunjin malah banyak menatap papan tulis sambil melamun. Yura mulai merasa khawatir, tapi dia ragu untuk bertanya.“Jin, lo sakit?” setelah mengumpulkan keberaniannya, Yura akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
“karena kehujanan semalem? Pasti karena ga pake jas ujan ya” Yura merasa bersalah.
“ngga, gue ga sakit” hyunjin memaksakan senyum.
“hmm” Yura memandang Hyunjin dengan tatapan masih tidak yakin. Hyunjin menyadari kalo temannya ini tidak percaya padanya.
Hyunjin menarik tangan Yura dan meletakkan di kepalanya.“kan, ngga panas” katanya pada Yura yang mematung, dan menarik tangannya dari dahi hyunjin begitu kesadaannya mulai terkumpul.
“kirain. Soalnya lo lesu banget” hening beberapa saat.
“Lia nyuruh gue berenti suka sama dia” Kata hyunjin berusaha santai. Tapi tak bisa ditutupi ekspresi wajahnya sedih. Dia menunduk dan melanjutkan.
“Semalem habis dari rumah sakit dia chat gue, nyuruh gue brenti suka sama dia. Karena dia cuma nganggep gue temen. Katanya dia ga nyaman kalo gue deketin.” Hyunjin tersenyum tapi tatapan matanya sedih.
Yura tak tau harus menanggapi bagaimana. Entah kenapa hatinya ikut sakit melihat orang yang dia sukai yang biasanya ceria jadi sedih gini gara-gara cewe lain yang tidak lain adalah sahabatnya.
Di sisi lain, Yura bisa mengerti kenapa Lia melakukan itu. Karena memang selama ini suasananya tidak nyaman buat mereka berdua. Hyunjin terus berusaha mendekati Lia, dan lia terus berusaha menjauh dari Hyunjin. Padahal mereka sekelas dan harus bertemu tiap hari. Mungkin kemaren puncaknya. Lia merasa harus mengakhiri ketidaknyamanan ini.
“Trus lo gimana jin?”
“ya gimana, gue mundur” Hyunjin menatap Yura . dan dia melihat ada kekhawatiran di wajah temannya itu.
“Gapapa Ra, emang dari awal gue ngga ada peluang. Lo santai aja. Gue yang patah hati tapi kenapa muka lo yang kaya gitu” Hyunjin tersenyum mengacak rambut Yura lembut.
"Tapi Ra, kalo gue sedih lo harus hibur gue ya. Lo kan temen yang paling baik" Hyunjin pura-pura cemberut.
"Dasar" Yura tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondlead (hwang hyunjin) - Complete
Fanfiction"Jangan suka sama gue ra, yang ada ntar lo sakit ati" hyunjin tersenyum lembut sambil mengusap kapala yura