Sebentar lagi bel berbunyi, Yura sudah datang dari pagi. Kursi Lia masih kosong. Hari ini Lia ijin tidak masuk lagi. Yura melamun, tatapannya ke kursi kosong di sebelah kirinya, Kursi Hyunjin. Dia juga belum datang.
"dor! Ngapain lo ngeliatin Han ? naksir lo ?" terkekeh, Hyunjin duduk di sebelah Yura, di kursi Lia yang kosong. Rupanya dia salah paham, dikiranya Yura memandangi Han, teman sebangku Hyunjin. Padahal yang dipandangi Yura dari tadi adalah bangku kosong Hyunjin. Yura menoleh kaget.
"Ngarang lo. Haha. Lo ngapain duduk sini ?" Tanya Yura demi melihat Hyunjin beserta tas sekolahnya di bangku Lia.
"Lia belom masuk kan hari ini. Gue kangen sama dia. Jadi gue duduk di sini aja. Biar kangen gue sedikit terobati."
"Oh neng Lia" Hyunjin merebahkan kepalanya di meja dan mengelus-elus meja sambil terkekeh.
"Alay lo" Yura tersenyum kecut.
"Lia ga masuk kemana si? Udah dua hari. Dia ga bilang apa-apa sama lo?"
"Adiknya yang masih SD lagi di rumah sakit. DB. Udah seminggu. Dia gantiin ibunya jagain, soalnya ibunya udah ijn terlalu lama dari kantornya. Mungkin hari ini atau besok adeknya udah boleh pulang. Jadi dia udah bisa masuk"
"hoo. Ga jengukin lo, Ra?" Hyunjin duduk tegak. Wajahnya serius.
"gw udah. Kemaren pas pulang sekolah"
"ntar jengukin lagi yuk, temenin gue" Pinta Hyunjin
"kenapa lo ga brangkat sendiri?". Yura enggan. Yura tau Lia menjauhi Hyunjin karena Lia tidak mau Hyunjin banyak berharap dia akan membalas perasaannya. Yura takut Lia marah kalau dia datang bersama Hyunjin ke rumah sakit.
"Gue tau Lia lagi ngejauhin gue. Suasananya bakal jadi nggak enak kalo gue sendirian". Ternyata Hyunjin sadar.
"Tapi gue kan tetep harus jengukin calon adek ipar gue yang lagi sakit. Ya kan Ra?" Sempet-sempetnya anak ini pake patah hatinya sebagai bahan becadaan, batin Yura. Benar-benar aneh. Ini yang bikin Yura suka pada Hyunjin. Karena Hyunjin aneh, secara positif.
"Lagian gue ga tau ruangan rumah sakitnya. Jadi lo harus temenin gue" Hyunjin maksa. Melihat tatapan melasnya pada Yura, Yura mulai goyah.
"Gue nanti ada ekskul padus." Dia masih punya satu pertahanan terakhir untuk menolak ajakan Hyunjin.
"Gue tungguin! gue ga mau tau pokoknya"
Yura terdiam. Tak lama bel berbunyi. Hyunjin merebahkan kepalanya di meja, siap-siap untuk tidur ketika pak Jinyoung guru Kimia masuk ke kelas.
"Hari ini kita ulangan harian" kata-katanya keluar diiringi gumam
"ahhh" dan protes dari penjuru kelas. Hyunjin masih merebahkan kepalanya di meja. Tidak terpengaruh.
Soal ujan mulai dibagian ke suluruh siswa. Hyunjin masih tidur. Sepertinya tidak berminat mengerjakan ujian.Yura membolak balik kertas ujian. Hanya 3 soal. Tapi Yura yakin butuh waktu setidaknya 1 jam untuk dia mengerjakan semua soal itu. Kemudian Yura mencari alat tulisnya di tas, yang ternyata tidak ada. Alat ulisnya ketinggalan di rumah.
" Jin, lo bawa bolpen ngga?" Yura mencoba membangunkan Hyunjin. setengah mengantuk Hyunjin mengeluarkan bolpen dari tasnya dan memberikannya ke Yura.
"Lo gimanana? Ada bolpen lain?"
"gampang. Gue ngantuk" lalu Hyunjin tidur lagi.
Yura mengkhawatirkan Hyunjin yang memilih tidur daripada mengerjakan ujiannya. Tapi dia tidak mau dianggap bawel dan terlalu ikut campur. "siapa gue" begitu pikirnya. Akhirnya Yura memilih untuk diam saja dan segera mengerjakan ujiannya.
30 menit kemudian Yura selesai mengerjakan ujiannya. Dia meletakkan bolpennya dan mulai membaca ulang jawabannya sapatau ada yang salah.
Hyunjin tiba-tiba terbangun, duduk tegak dan membolak-balik lembar jawaban soalnya.
"Bolpennya udah ?" tanyanya
"um.. udah, makasi ya"
"oke. Sekarang gantian gue yang ngerjain ujian" hyunjin tersenyum jahil. Yura melongo.
"Waktu habis. Segera kumpulkan lembar jawaban dan soal kalian" 30 menit kemudian suara pak Jinyoung memecah keheningan diiringi keributan para siswa tentang betapa susahnya ujiannya, waktu yang kurang dan karena ujiannya mendadak.
Hyunjin sudah selesai mengerjakan. Dia menoleh pada Yura.
"Untung lo ngerjain ujiannya cepet Ra. jadi gue sempet ngerjain" dia terkekeh."Gila lo, bolpen Cuma satu lo pinjemin gue padahal lo pengen ngerjain juga. Kalo gue telat balikin gimana"
"yaudah tinggal ga usa ngerjain aja guenya."Hyunjin terkekeh lagi.
"Tapi gue tau lo pinter, pasti cepet ngerjainnya" Orang ini bener2 gila. Yura memandangnya tidak percaya.
"Santai aja Ra. Kalo merasa berhutang budi sama gue nanti lo harus anterin gue jengukin adenya Lia" Senyumnya semakin lebar. Dasar gila. Yura tidak bisa menolak.
Jangan lupa vote dan comentnya ya guys ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondlead (hwang hyunjin) - Complete
Fanfiction"Jangan suka sama gue ra, yang ada ntar lo sakit ati" hyunjin tersenyum lembut sambil mengusap kapala yura