Pelajaran hari ini dimulai dengan jam kosong. Semua guru sedang rapat. Kelas jadi ramai luar biasa.
Renjun, seungmin dan Han main sepak bola di kelas. Bang chan ketua kelas mimpin rapat kecil-kecilan dengan para aktivis kelas tentang lomba kebersihan menyambut hari pahlawan. Yeji dan ganknya, Ryujin, Yuna, Chaeryeong lagi ngomongin kakak kelas gebetan mereka sambil ketawa-ketawa heboh banget. Felix lagi roleplay bikin brownies sama yena dan yuri.
"Ra, gue pinjem kursi lo sebentar. Ada perlu sama Lia" Yura memandang Lia yang sama cluelessnya. Masih penasaran, namun Yuna bangun juga dari kursinya dan beranjak pindah ke kursi si penjajah. Hwang hyunjin.
Hyunjin terlihat ngobrol serius dengan Lia. Yura Cuma bisa melihat ekspresi Lia yang terlihat kaget di menit-menit awal pembicaraan mereka. Sementara ekspresi Hyunjin tak terlihat karena dia duduk membelakangi Yura. Yura degdegan. Perasaannya tak tenang. Berusaha menguping, tapi berhubung kelas sangat ramai dia tidak bisa mendenger apa-apa. Lia terlihat berulang kali mengarahkan pandangannya ke Yura sambil dahinya berkerut. Keliatan bingung banget. entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang jelas ada yang tidak beres.
10 menit. 15 menit. Kenapa lama banget. Yura berusaha mengalihkan pikirannya dengan melakukan kegiatan lain. Buka-buka sosmed di hp, buka-buka buku, keliling kelas, tapi mau ga mau pikirannya mengganggunya.
20 menit, lalu hyunjin beranjak bangun dan keluar kelas. Yura kembali ke kursinya. Ia terlihat cemas dan bingung melihat Lia yang memandangnya sama bingung dan cemasnya.
"kenapa Li?" Yura mulai kawatir. Masih menganga kebingungan sambil menatap Yura, Lia terlihat berpikir sebelum menjawab. Di kepalanya dia mempertimbangkan apakah akan memberitahukan pembicaraan tadi pada sahabatnya atau tidak. Bagaimana cara terbaik untuk mengatakannya. Apakah Yura tidak akan apa-apa kalau dia mengatakannya. Sampai akhirnya Lia memutuskan untuk jujur saja. Dia yakin itu yang terbaik.
"hmm.. Ra, lo jangan marah ya"
"kenapa Li?" yura makin tak tenang
"Hyunjin baru aja bilang kalo dia suka sama gue"
Hati yura mencelos. ada perih menjalar cepat dari dadanya ke seluruh tubuh. Dia mematung. Tapi segera dia menguasai diri.
"seriusan ? trus lo bilang apa?" Yura berhasil mengeluarkan suara setenang yang dia mau.
"gue gatau, gue Cuma nanya aja knapa di suka gue, sejak kapan. Gue kaget sumpah. Lo marah Ra? Plis jangan marah. Gue ga suka Hyunjin. Gua ga bakal jadian sama dia. Beneran. Lo jangan marah ya" Lia gelagapan. Takut teman tersayangnya marahYura terdiam sesaat. Otaknya mempertimbangkan banyak hal. Yang pertama dipikirkannya adalah, kasihan Lia merasa bersalah padahal ini bukan salahnya.
"gue gapapa kok Li. Kalo dia ga suka gue ya mau gimana lagi. Gue bisa apa." Yura berusaha tersenyum.
" Lo nya gimana ? lo beneran ga suka dia ? gue gapapa beneran klo emang lo suka juga. Jalan aja. Gue iklas. Gue tinggal cari yang lain. Cowo banyak di dunia ini" Yura tersenyum lebih lebar lagi, dengan segala usaha yang dia bisa. Berusaha sesantai mungkin.
"dia ga minta jawaban gue ra, tapi gue beneran ga suka dia. Maaf ya ra" Lia masih berusaha meyakinkan.
"santai aja Li, gue gapapa ko. Haha" Yura mengusap kepala temannya yang panik. Berusaha sangat keras agar tidak terlihat sedih."Beneran" dengan senyum terakhir dan mengangkat kelingking, Yura meyakinkan lia sekali lagi. Lia tersenyum lemah. Masih merasa tidak enak.
Sepanjang hari habis dengan Yura yang blank, tidak ada ilmu masuk sama sekali hari ini dan Lia yang memandang yura sesekali dengan kawatir. Melihat pandangan Lia, Yura cuma tersenyum berusaha menenangkan Lia.
"Ngapain ngeliatin kaya gitu, gue gapapa" Yura lelah mengucapkan kata-kata itu. Tapi dia tau semuanya bukan salah Lia. Jadi dia tidak berhak marah pada lia. Bahkan untuk hanya membuat Lia merasa bersalah dia merasa tidak berhak. Hyunjin bukan apa-apanya.
Kalo dipikir-pikir wajar Hyunjin suka Lia. Dia secantik ini. Banyak cowok di sekolah ini berusaha mendekatinya. Mulai dari teman sekelas sampai kakak-kakak kelas 2 dan 3 berusaha merebut hatinya. Selain catik Lia juga supel, ramah, banyak senyum, dia juga baik banget sama semuanya.
Selama ini Yura pikir mereka bertiga dekat. Hyunjin, Lia dan Yura sering melakukan kegiatan bersama. Mulai dari tugas kelompok (ditambah Han kalo kelompok 4 orang), ke kantin, bahkan kadang jalan ke mall sepulangnya mereka dari sekolah (kadang rame-rame bareng teman sekelas yang lain). Tapi setelah diingat-ingat lagi mungkin itu karena Hyunjin memang maunya dekat Lia, Yura Cuma kebetulan ada di sana dan nimbrung. Dia merasa bodoh. Malu luar biasa.
Lia kenapa cantik banget siikk
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondlead (hwang hyunjin) - Complete
Fanfiction"Jangan suka sama gue ra, yang ada ntar lo sakit ati" hyunjin tersenyum lembut sambil mengusap kapala yura