"Minju lo mau makan apa?" Hyunjin bertanya pada minju setibanya mereka di kantin.
"Gue mie ayam aja" Minju memutuskan setelah beberapa menit berpikir
"Oke gue pesenin ya. Lo cari tempat duduk"
"Oke"
Beberapa menit kemudian Hyunjin mendatangi minju dengan 2 mangkok mie ayam. Kemudian mereka mulai makan. Dalam diam.
Jujur Hyunjin tidak pernah secanggung ini dengan siapapun. Bukan dalam artian positif. Dia entah mengapa merasa tidak nyaman di dekat minju. Mereka memang tidak dekat sebelumnya. Hyunjin mengenal minju dari ekskul fotografi yang diikutinya. Mereka beberapa kali berinteraksi saat proyek ekskul. Selebihnya mereka hanya saling menyapa bila bertemu. Tidak pernah benar-benar mengobrol. Karna itu Hyunjin tidak menyangka tiba-tiba minju mengakui perasaannya pada Hyunjin.
Kedua mangkok mereka sudah kosong. Mereka berdua duduk berhadapan. Sesekali saling memandang. Tapi tak ada yang diucapkan. Minju biasanya juga pendiam. Tapi Hyunjin tidak. Dia ektrovert sejati. Baru kali ini dia tidak ada bahan pembicaraan.
"Yura pendiam juga tapi kenapa tidak pernah secanggung ini" tiba-tiba pikiran itu terlintas di benak Hyunjin. "Coba sama Yura pasti gue udah ngobrol macem-macem"
"Jin, ada cewek yang lagi lo suka ngga?" Tiba-tiba Minju memecah keheningan. Wajahnya memerah.
Hyunjin terdiam. Memikirkan jawaban dari pertanyaan tiba-tiba ini. Apakah dia harus jujur atau tidak. Mempertimbangkan apakah kejujuran bisa menyakiti perasaan Minju.
"Hmm.. untuk saat ini ngga ada" Hyunjin memutuskan untuk jujur. Ada gurat kekecewaan di wajah Minju
"Ngga tau kalo nanti. Kan gue baru mau coba deket sama lo" Hyunjin tersenyum. Wajah Minju memerah lagi.
"Wajahnya gampang merah. Bener-bener mirip Yura. Apa semua orang Introvert seperti Yura" Hyunjin bergumam dalam hati.
"Kalo tipe cewe yang lo suka kaya gimana?" Minju bertanya sekali lagi
"Yang nyaman aja diajak ngomong. Yang nyambung. Orang yang bikin gue ngerasa bisa cerita apa aja sama dia." Tiba-tiba Yura ada di pikirannya. "Iya cewek senyaman Yura" pikirnya. Hyunjin merasa Yura teman yang paling nyaman buatnya saat ini. Dan dia tidak keberatan kalau punya cewek senyaman Yura.
"Kalo lo suka cowok kaya gimana?"
"Yang kaya lo" Minju menjawab sambil menundukkan kepalanya. Wajahnya merah padam.
"Haha. Knapa lo suka gue?" Hyunjin terkekeh. Minju lucu juga, pikirnya
"Karena lo ganteng, baik, pinter"
"Bisa aja lo. Gue aslinya ngga kaya gitu. Lo aja belum kenal gue" tidak bisa dipungkiri hyunjin merasa bangga. Cewek secantik minju bilang begitu.
Mereka kembali terdiam. Hyunjin memandang sekeliling kantin mencari bahan pembicaraan. Lalu tanpa sengaja dia melihat cewek-cewek teman sekelasnya sedang makan di sudut lain kantin. Dia melihat Lia, Ryujin, Yeji, tapi tidak melihat Yura.
"Yura mana ya? Ngga mungkin dia makan ngga sama Lia. Ngga biasanya" Hyunjin bergumam dalam hati pandangannya masih mencari-cari ke sekitar teman-temannya itu.
"Liat apa jin?" Minju bertanya demi melihat wajah Hyunjin tiba-tiba serius.
"Gapapa." Hyunjin tersenyum pada minju kemudian pandangannya kembali ke kerumunan teman sekelasnya.
"Eh gue pergi duluan ya" Hyunjin bangun dari kursinya dan berjalan ke arah teman-teman sekelasnya tanpa memperdulikan minju yang kebingungan tiba-tiba ditinggal begitu saja.
"Yura mana ?" Hyunjin bertanya pada Lia yang sedang asik makan. Lia menoleh memandang Hyunjin kemudian lanjut makan.
"Di kelas." Lia menjawab singkat masih asik dengan makanannya.
"Dia ngga makan siang?"
"Ngga."
"Dia sakit?" Hyunjin mulai khawatir pada sahabatnya itu. Lia menghentikan aktivitas makannya. Memandang Hyunjin penasaran. Ada gurat kekhawatiran di wajah Hyunjin. Lia tersenyum, merasa mengerti sesuatu.
"Katanya dia ga enak badan"
Hyunjin langsung pergi ke kelas. Tidak lupa mampir membeli roti dan susu strawberry buat Yura. Hyunjin ingat Yura punya penyakit maag. Bisa kumat kalo sampe ga makan.
Yura di kursinya, kepalanya menempel dimeja. Sepertinya dia tidur. Hyunjin duduk di sebelah Yura, meletakkan roti dan susu strawberry di depan Yura. Sepertinya tidurnya lelap karena dia tidak menyadari kehadiran Hyunjin di sebelahnya.
Hyunjin mengamati Yura, khawatir. Hyunjin bermaksud memegang dahi Yura untuk mengecek suhunya saat pandangannya jatuh pada sebuah buku yang terbuka di dekat kepala Yura. Dia melihat namanya disana. Tercetak besar dan tebal.
"Kenapa gue harus suka lo HWANG HYUNJIN?"
Hyunjin berhenti. Tangannya masih diudara. Belum sampai di kepala Yura. Kemudian dia tarik buku itu kedepannya dan mulai membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondlead (hwang hyunjin) - Complete
Fanfiction"Jangan suka sama gue ra, yang ada ntar lo sakit ati" hyunjin tersenyum lembut sambil mengusap kapala yura