Jam terakhir hari ini Yura dan Hyunjin presentasi tugas yang mereka kerjakan di cafe eskrim minggu kemaren. Yura tegang, Dia memang pintar tapi kemampuan public speakingnya nol besar. Dari pagi dia sudah gelisah, berulang kali melatih bagiannya yang sebenarnya sudah dipahaminya diluar kepala.
Jam istirahat Yura memutuskan untuk tetap di kelas dan sekali lagi melatih presentasi mereka. Hyunjin tiba-tiba duduk di sebelah Yura.
"Ngapain lo Ra?"
"Latian buat presentasi kita nanti" jawab Yura tidak melepaskan pandangannya dari catatannya.
"Ngapain latian segala?"
"Gatau. Gue ga tenang aja kalo ngga latian"
"Lo ga makan siang, Ra?" Hyunjin masih duduk di sebelah Yura. Kali ini bertopang dagu terheran-heran memandangi temannya yang kelewat serius ini.
"Ngga deh, nanggung kurang dikit" Yura tetap menatap lembar presentasinya dan mulai menghafalkan bagiannya sekali lagi.
"Yaudah gue kekantin deh" Hyunjin beranjak dari kursinya meninggalkan Yura yang mulai berkomat-kamit melatih presentasinya sekali lagi.
5 menit kemudian Hyunjin kembali dari kantin. Kembali duduk di sebelah Yura dan meletakkan sebungkus roti dan sekotak susu strawberry di depan Yura. Sambil sendirinya mulai membuka nasi bungkus yang dibelinya di kantin dan bersiap untuk makan.
Yura melepaskan pandangannya dari tugas untuk pertama kalinya setelah bel istirahat. Memandang Hyunjin dengan bertanya-tanya.
"Iya, rotinya buat lo. Makan dulu mendingan. Makan roti ga ada 5 menit. Ntar kalo perut lo kosong trus lo pingsan bisa-bisa gue harus presentasi sendirian. Rugi di gue dong." Hyunjin mulai menyuap nasi ke mulutnya. Menatap Yura yang menatapnya balik sambil melongo.
"Ato mau nasi bungkus gue aja ?"
"Dasar. Oke gue makan. Makasi ya. Gue baru inget punya maag. Untung lo bawain makan, kalo ngga bisa-bisa lo beneran presentasi sendirian kalo maag gue kumat" Yura tersenyum. Mulai makan rotinya.
"Gue gampang gugup orangnya. Ga jago ngomong di depan orang banyak" Yura menjelaskan sambil menyeruput susu strawberry pemberian Hyunjin. "Biasanya kalo presentasi kelompok gini gue bagian operator dan cari jawaban pertanyaan. Temen kelompok gue yang ngomong. Tapi berhubung ini kita cuma berdua mau ga mau harus dibagi."
"Kalo gitu gue aja yang ngomong" Hyunjin memutuskan
"Ga usah, kelompoknya cuma 2 orang. Pasti keliatan kalo gue ga ngapa-ngapain" Yura menggelengkan kepalanya.
"Yaudah. Atur aja Ra. Tapi ga perlu gugup lah kalo kata gue. Kan ada gue. Gue kan pinter. Lo bisa andelin gue" hyunjin terkekeh sombong.
"Haha. Ia. Gue jadi merasa aman" Yura sarkas sambil terkekeh
Jam presentasi tiba. Yura dan Hyunjin di depan kelas mempersiapkan bahan presentasi. Hyunjin menjadi pembicara pertama dilanjutkan Yura. Hyunjin menjelaskan bagiannya dengan baik dan tiba giliran Yura untuk menjelaskan.
Yura berdiri dengan tegang sambil menatap teman sekelasnya. Keringat dingin mulai terasa menetes di pipinya. Hyunjin duduk di meja oprator di samping Yura. Yura memandang pantulan proyektor di bagian depan kelas, berusaha menjelaskan. Tapi suranya tak terdengar. Seisi kelas mulai terlihat bingung.
Tiba-tiba Yura merasakan sesuatu menggenggam tangannya yang dari tadi tanpa sadar berpegangan di meja operator. Yura menoleh dan melihat tangan Hyunjin memegang tangannya. Yura kemudian memandang si empunya tangan.
"Santai aja Ra, ada gue. Salah-salah gapapa. Nanti gue bantuin. Lagian nilai ga penting buat gue." bisiknya sambil tersenyum santai
Tiba-tiba Yura tersadar. Rasa tak nyaman yang dari tadi ia rasakan di dadanya berganti dengan yang rasa lain. Jantungnya masih sama dag dig dug tak beraturan, tapi dengan cara berbeda. Kali ini degub jantungnya memberi kenyamanan.
Setelah memantapkan diri sekali lagi, Yura mencoba lagi. Suaranya mulai keluar sedikit lebih keras daripada sebelumnya. Cukup untuk didengar teman-teman sekelasnya. Yura masi tegang tapi entah kekuatan dari mana Yura merasa aman.
Selesai presentasi semua siswa mengemas bawaannya dan bersiap untuk pulang. Yura masih duduk di bangku operator. Masih berusaha menenangkan diri.
Hyunjin yang selesai beres2 barang bawaannya, berdiri di samping Yura dan mendaratkan tangan kanannya di ujung kepala Yura. "Thankyou udah maksain diri presentasi sama gue. Gue yakin ga gampang tapi lo jago juga kok ternyata" Hyunjin tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondlead (hwang hyunjin) - Complete
Fanfiction"Jangan suka sama gue ra, yang ada ntar lo sakit ati" hyunjin tersenyum lembut sambil mengusap kapala yura