Ch. 2 Undangan Makan Malam

535 89 56
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)


Taman Prince Manor yang dulu hanya diisi sebaris bunga Lily kini penuh dengan berbagai jenis bunga dan tanaman.
Dilengkapi pohon yang lumayan besar di tengah, daunnya yang rimbun menaungi siapa saja yang berteduh dibawahnya.
Dan disitulah Xius duduk, memetik gitarnya dan bernyanyi

I knew I loved you then
But you'd never know
'Cause I played it cool when I was scared of letting go
I know I needed you
But I never showed
But I wanna stay with you until we're grey and old
Just say you won't let go
Just say you won't let go

Dia kemudian menghela nafas, menatap langit biru di ujung musim panas dan berkata kepada udara kosong, "Sedang apa ya, dia?".

"Sedang memikirkan mu-".

Xius terlonjak mendengar suara itu, dan ternyata itu adalah Lexie, "Mum!, kau mengejutkan ku!".

Lexie menjitak kepala putranya, lantas duduk disampingnya, "Siapa 'dia' yang kau maksud?".

Xius menunduk, dia tidak bisa menjawab dan pipinya berubah merah. Itu mengundang tawa Lexie untuk muncul,
"Hey, jawab!".

Senar gitar itu berderit karena Xius terus menggosokkan jarinya kesana saat menjawab, "Kenapa bertanya terus, mum kan sudah tau-".

"Oke, mum akan menyebutkan namanya kalau begitu", Lexie menarik nafas dan berkata dengan suara cukup keras, "Alhena Valenzy Black!".

Xius menangkupkan tangannya ke mulut sang ibu, lantas melihat kearah manor dengan panik, "Mum! Jangan keras-keras atau dad akan mendengarnya".

Lexie menarik tangan putranya, "Kenapa kau tidak mau Dad mu tau kalau kau suka kepada Alhena?-".

"Aku tau Dad tidak terlalu suka dengan Uncle Sirius-", ujar Xius dengan murung.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?".

"Mereka selalu bertengkar dan berdebat saat bertemu, bagaimana mereka mau jadi besan?", Xius mencabuti rumput disampingnya.

Sementara sang ibu tertawa, "Itu cara mereka berinteraksi, Xius. Mereka tidak akan berubah meskipun salah satu dari mereka sudah menjadi Menteri Sihir sekarang-".

"Nah itu juga!-", Xius menjatuhkan kepalanya ke pundak Lexie, "Alhena adalah putri dari seorang Menteri Sihir!, Aku insecure, mum".

Lagi-lagi Lexie tertawa kecil dan mengusap rambut putranya, "Kau tentu sudah berkali-kali mendengar orang-orang berkata bahwa Dad-mu adalah menteri yang lain, kan?".

"Iya juga sih-", Xius menghela nafas, "Ah sudahlah".

"Lagipula dia kan empat tahun lebih muda darimu-".

Xius menarik kepalanya dari pundak sang ibu, "Umur hanyalah angka, mum".

"Oh ya?, siapa yang mengajarimu soal itu?-".

Anak laki-laki itu berdiri, "Sepasang suami istri bernama Severus dan Alexie-, mereka sangat terkenal, mum tau?-".

Lexie tertawa, "Kau ini!-", dia berdiri dan mengacak rambut putranya karena gemas.

Xius terkekeh pelan lantas berkata, "Mum kemari untuk menyuruhku melakukan sesuatu, kan?".

"Oh iya, kau pergilah ke Diagon Alley. Undang Paman Jack untuk makan malam-".

"Okay!", Xius berkata, "Aku akan mengambil Jetpack-". Dia baru saja melangkah tapi Lexie berkata,
"Biar mum saja-".

Kemudian Lexie memanggil sapu terbang itu dengan mantra panggil, mereka menunggu dan beberapa detik kemudian sapu itu datang dan berhenti di tangkapan Xius.

The Touch of Destiny | Lexius SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang