Ch.25 Tindakan Alex

209 33 2
                                    

Dunia Sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)


"Dua ruas tulang rusuknya retak, Profesor Prince, sekarang dia sudah tidak apa-apa tapi tetap harus tinggal disini semalam" kata Madam Pomfrey kepada Lexie yang sangat khawatir.

"Terimakasih, Poppy" kata Severus.

Setelah Matron itu pergi, Lexie membelai pipi putranya "Kau baik-baik saja, Dear?"

"Madam Pomfrey kan sudah bilang, aku sudah sembuh, mum, tak usah khawatir" jawab Kiper yang sedang cidera itu.

Alex dan Severus yang juga ada disana tersenyum.

"Syukurlah itu hanya retak, bukan patah" kata Severus "Tapi, kurasa kita harus meninggalkan dia dulu, Lexie"

"Kenapa?"

"Lihat itu-"

Severus menunjuk ke se-kerumun pemain Quidditch dan anak-anak Slytherin lain yang menatap keluarga Snape itu dengan sungkan.

"Iya, mum pergi saja aku tak apa-apa" saut Xius, wajahnya tiba-tiba memerah karena malu pipinya dibelai sang ibu didepan teman-temannya "Ayo, mum, pergilah."

Lexie sebenarnya ingin terus ada disana, tapi akhirnya dia pergi juga meskipun tetap memberikan ciuman di kening Xius –yang berusaha Xius cegah tapi gagal. Begitu ketiga orang dewasa itu pergi, teman-teman Xius langsung mengerumuninya.

Kanha duduk di sisi tempat tidur Xius, lantas membelai pipi sahabatnya itu dengan cara yang sama dengan yang Lexie lakukan "Kau baik-baik saja, Dear?" katanya dengan menirukan suara Profesor Telaah Muggle-nya.

Xius menjauhkan kepalanya dengan kesal "Oh- tutup mulut" lantas mendorong Kanha menjauh. Sedangkan anak-anak lain tertawa.

"Hasil yang luar biasa untuk pertandingan pertamamu, Snape" kata Hopkins, menepuk pundak Xius pelan "Aku yang kurang cepat."

Salah satu chaser perempuan Slytherin meremas pundak sang kapten "Kau tetap hebat, Capt!" pekiknya "Kami tau kau sudah melakukan yang terbaik!"

Seketika semua anak yang mengelilingi tempat tidur Xius terbatuk-batuk, beberapa yang lain bersiul. Sementara rona merah memenuhi pipi Hopkins dan chaser perempuan itu.

"Aku akan mengusir kalian kalau tidak berhenti berisik!" Geram Madam Pomfrey yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang mereka.

Mereka pun menggumamkan kata 'maaf' dan kemudian terkikik-kikik sambil menutup mulut.

"Kalau di matamu, Hopkins selalu terlihat hebat. Bukan begitu, Nina?" Goda Xius, memegangi bagian tubuhnya yang cidera saat tertawa.

Kanha memukul-mukul pundak Hopkins dengan serulingnya, namun kemudian dia berpaling menatap Xius "Mate, seharusnya aku setuju untuk taruhan, karena seharusnya aku pemenangnya!"

Xius awalnya memasang wajah kesal, tapi kemudian tersenyum "Ya, kau benar, karena kau tau apa yang kupasang untuk taruhan?"

"Apa?"

"Kalau aku gagal cleansheet, aku akan mengerjakan semua PR dan essay ramuan mu sampai kita lulus!"

"WHATTT?!!! KENAPA KAU TIDAK BILANG, LEXIUS SEVERUS SNAPE! ITU KAN NILAINYA LEBIH DARI YANG KAU PASANGKAN UNTUKKU!"

Anak-anak belum sempat tertawa saat Madam Pomfrey menarik telinga Kanha dari belakang "Keluar, Mr. Maholtra! Keluar!"

Bocah pemain seruling itu meringis dan memohon, tapi Madam Pomfrey tak menghiraukannya dan tetap menyeretnya keluar dari Sayap Rumah Sakit. Anak-anak yang lain tertawa pelan sambil menutup mulut mereka.

The Touch of Destiny | Lexius SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang