Ch. 15 Parfum Wanita

233 42 29
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.


.

.

.

Selamat membaca :)

Ruangan bundar itu sunyi, terlihat menyedihkan mengingat belasan sosok yang ada di lukisannya masing-masing tak menampakkan dirinya sejak pagi. Tak terkecuali si kakek berjubah ungu dengan motif bulan bintang, tak terlihat batang hidungnya yang bengkok itu setengah hari ini –padahal biasanya Dumbledore beserta kepala sekolah terdahulu yang lain selalu mengucapkan selamat pagi sebagai basa-basi.

Lexie tidak meninggalkan kantor kepala sekolah selama hampir setengah hari, kebetulan hari itu dia tidak punya kelas pagi. Dia duduk di kursi kebesaran milik suaminya, surat dari tetangga lama Severus terbuka lebar di depannya.

Lexie mengatupkan ujung-ujung jairnya, kedua sikunya menempel di lengan kursi –sementara matanya tak lepas dari tulisan tinggi ramping di meja.

Kenapa ini tiba-tiba terjadi? Mengapa Severus berbohong kepadanya? Jika pria itu hanya ingin bertemu dengan wanita yang lama tak ditemuinya, seorang wanita yang bahkan Severus tak tau bagaimana rupanya, mengapa harus menyembunyikan itu dari Lexie?.

Tapi bagaimana Severus akan menjalin hubungan gelap dengan seseorang yang bahkan tak terlalu dikenalnya? Itu rasanya kurang masuk akal. Namun, kebohongan yang ada dibalik semua itu menumbuhkan kecurigaan di benak Lexie. Pasalnya selama ini, Severus hampir tidak pernah berbohong kepadanya, sampai dalam konteks paling kecil sekalipun.

Akhrinya Lexie menjatuhkan punggungnya diiringi helaan nafas panjang. Lima belas menit yang lalu dia menghubungi Sirius lewat perapian, dan Menteri Sihir itu mengatakan hal yang berbanding terbalik dengan perkataan Severus sebelum pergi pagi tadi.

"Severus?" kata Sirius, rambutnya yang mulai beruban itu jatuh ke matanya "Dia tidak ada disini, kenapa?."

Lexie merasa tak perlu mendengar atau berkata apapun lagi, dia langsung menarik kepalanya dari perapian setelah itu –dengan pikiran yang yakin bahwa Severus benar-benar berbohong, namun hatinya tetap sulit menerima gagasan bahwa suami yang dicintainya merahasiakan sebuah pertemuan dengan wanita lain darinya.

Apakah Lexie harus bertanya kepada pria itu saat dia kembali nanti? Atau pura-pura tak tau dan mengikuti sejauh mana Severus akan mencurangi hubungan mereka?. Lexie mengusap wajahnya kasar –dia tak pernah membayangkan akan menghadapi rasa cemburu dan curiga seperti ini.

Dia kemudian berdiri, rencana untuk mencari udara segar di luar kastil muncul di benaknya. Dia beranjak ke pintu namun pintu itu terbuka lebih dulu sebelum dia menyentuh pegangannya.

"Hai. Darling."

Itu Severus, menyapa Lexie sambil tersenyum. Namun yang disapa merasa kesulitan membalas senyum itu, dia hanya menekuk ujung bibirnya sedikit –entah itu dapat dianggap sebagai senyum atau tidak.

"Hai" kata Lexie dengan lesu. Nada bicara Lexie yang tak macam biasanya itu menarik perhatian Severus –atau seperti itu kelihatannya.

Dengan alis tertekuk pria itu bertanya, "Kau kenapa? Apa ada yang salah?."

Apa ada yang salah? Siapapun pasti ingin tertawa jika ada di posisi Lexie dan mendapat pertanyaan seperti itu, seorang pria yang baru kembali dari pertemuan dengan wanita lain yang didasari kebohongan bertanya kepada istrinya tentang apakah ada yang salah?.

The Touch of Destiny | Lexius SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang